Awal

Sese Pov

Tidak usah dibayangkan sudah pasti mata ini bengkak karena kebanyakan menangis. Dengan malas, aku harus turun untuk makan malam karena barusan dipanggil bik rumi.

Sesampainya di ruang makan, akupun langsung dicecar pertanyaan.

"Mata kamu kenapa bengkak, Se??" tanya Mama

"Kebanyakan nangis itu, Ma" Jawab Ello sok tahu tapi kebetulan pas banget

Aku hanya mengangguk.

"Kelahi apa Putus?" tanya Ello

"End" jawabku sambil menahan air mata yang sudah mau jatuh.

"Ya udah ayo makan biar kamu ada tenaga buat nyembuhin hatimu. Papa yakin suatu saat ada laki-laki yang baik buatmu" Papa pun ikut buka suara.

"Iya, contohnya Alfa" balas Ello

Apa hubungannya lagi dengan Alfa. Toh, Alfa juga sudah menyukai orang lain.

(***)

Alfa Pov

Malam ini aku lagi merinci kerjaan yang besok akan dibahas. Kebetulan besok rapat bulanan. Ketika aku fokus sambil mendengarkan musik,tiba-tiba hpku berbunyi menandakan pesan masuk.

"Mengganggu saja" batinku.

Ketika kubuka alangkah terkejutnya aku. Pesan yang tadi mengganggu berubah menjadi pesan yang membahagiakan.

Ya, Pesan dari Ello yang mengabari Sese sudah putus dengan pacarnya. Aku pun buru-buru mengucapkan terima kasih atas infonya. Kalau bukan Ello sapa lagi mata-mataku buat mengintai Sese.

Aku membuka galeri foto dan melihat foto kami berempat yang diambil di bukit bintang. Sebentar lagi, aku akan mengejarmu, Sese. Tidak akan kulepas lagi.

(***)

Sese Pov

Berhari-hari sudah keadaanku seperti ini. Rasa kehilangan karena putus cinta ternyata menyesakkan. Segala foto bersama sudah kuhapus dan status berhubungan di sosmed pun sudah berganti menjadi lajang.

"Ah, menyedihkan sekali aku" selaku di cafe.

Hari ini sehabis kuliah aku mampir ke sebuah cafe dekat kampus entah untuk menetralkan fikiran atau hanya untuk sekedar bersantai.

Ketika aku sedang melamun tiba-tiba ada laki-laki menghampiri dan yang katanya sudah lama memperhatikanku. Bukan aku sombong tapi ini mungkin sudah kesepuluh yang mengajakku kenalan selama aku masuk kuliah.

Basa-basi yang tidak kusuka dan ujung-ujungnya minta no hp dan sosmed. Tapi kalau sudah tau aku punya pacar biasa akan mundur, namun sekarang kan aku jomblo.

"Iy, ada yang bisa kubantu" jawabku basa-basi

"Anu, aku radit dari fakultas teknik. Kamu sese kan dari fakultas ekonomi." katanya memperkenalkan diri

"Benar, Kak. Ada apa ya? tapi maaf seingatku aku tidak ada urusan dengan anak teknik"

"Itu..Boleh aku minta no hpmu? Kita bisa bertemankan?"

Nah kan sudah kuduga. Alasan pertama jadi teman ya lama-lama jadi demen. Mau nolak ntar cari musuh, gak nolak dikira cewek murahan. Ahh, bingung.

"Bolehkan?? Cuma temanan aja kok. Tapi kalau ga boleh juga gpp sech" Jawabnya lagi sambil memberiku hpnya

Mau ga mau akhirnya aku ngalah dan memberi tahu no hpku. Setelah kukasih dia mengucapkan terima kasih dan kembali ke tempat duduknya dimana sudah banyak kawannya yang menunggu hasil entah untuk taruhan mereka atau yang lainnya.

Aku kembali melamun menatap keluar jendela namun alangkah kagetnya kulihat seseorang yang kukenal sedang mendengarkan pernyataan cinta wanita.

Mungkin ngerasa ada yang memperhatikan dia pun menoleh ke arah cafe. Sama-sama terkejut. Aku pun memalingkan wajah. Padahal aku mau lihat hasilnya tapi malah keburu ketahuan.

Laki-laki yang kuperhatikan tadi adalah Alfa. Sudah biasa dia datang ke kampus, kadang jadi dosen pengganti atau jadi narasumber seminar.

(***)

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!