Melihat Alvin datang, Vanya langsung berlari memeluknya tanpa mempedulikan karyawan lain yang melihat Aksi mereka.
Seolah sudah lama tak bertemu Vanya terus bergelayut manja di lengan Alvin dan mengajaknya ke ruangan.
Alvin yang melihat tatapan dari rekan kerjanya merasa risih dengan apa yang Vanya lakukan karena bukan rahasia umum lagi jika rekan kerjanya mengetahui jika dirinya telah menikah.
Kasak-kusuk antar karyawan pun tak bisa di hindarkan dari para karyawan yang melihat perbuatan mereka. Terlebih setelah mereka masuk ke dalam satu ruangan.
"Gila si Alvin, Sudah ada bini di rumah, Bos sendiri di Embat juga," ucap salah satu karyawati.
"Cowok mana sih yang gak mau sih, Jika ceweknya yang nyosor begitu, Gue juga mau kali." saut karyawan Pria lainnya yang di ikuti dengan tawa lepasnya.
"Hsssttt... Jangan kenceng-kenceng, Kedengaran si Bos di pecat baru tau rasa!" tpal yang lainnya.
Sementara di dalam ruangan, Alvin merasa gusar memikirkan pandangan dari rekan kerjanya atas hubungan terlarang yang ia jalin dengan Vanya. Belum lagi ia memikirkan Maya yang secara sifat jauh lebih membuat hatinya nyaman di bandingkan Vanya yang seakan ingin mengekang kebebasannya.
Tidak seperti Alvin, Vanya nampak begitu santai meskipun ia menyadari jika mereka menjadi pusat perhatian bagi mata yang memandang.
"Kenapa kamu terlihat begitu kesal Sayang?" tanya Vanya sembari mengalungkan kedua tangannya di leher Alvin.
"Vanya, Bisakah kita bersikap biasa saja di kantor?"
"Kenapa, Apa Aku membuat mu malu?"
"Bukan begitu, Tapi semua orang tau Aku sudah punya istri, Bagaimana dengan penilaian mereka?"
"Aku tidak peduli dengan penilaian mereka, Lagipula mereka membutuhkan pekerjaan. Jadi tidak mungkin mereka akan macam-macam pada kita."
Alvin hanya menghelai nafas kasar dan memalingkan wajahnya dari tatapan Vanya yang semakin mendekatkan wajahnya.
"Tersenyumlah Sayang, Aku punya sesuatu untuk mu," ucap Vanya sembari menyodorkan amplop coklat kepada Alvin.
"Apa ini?" tanya Alvin datar.
"Bukalah."
"Kenaikan jabatan menjadi manager?" tanya Alvin yang membaca surat tersebut.
"Ya."
Alvin tersenyum bahagia. Ia tidak menyangka akan naik jabatan secepat ini setelah dekat dengan Vanya. Padahal sudah lima tahun ia bekerja di perusahaan Abrisam baru satu kali naik jabatan, Itupun setelah ia bekerja selama tiga tahun dan harus menunjukan kinerja terbaiknya. Tapi sekarang setelah dekat dengan Vanya, Ia tidak perlu bersusah payah untuk kembali naik jabatan penting di perusahaan tersebut.
"Apa ini cukup untuk membuat dirimu bahagia?"
"Ya.. Tentu Aku sangat bahagia, Terimakasih Vanya."
Rasa kesal yang semula menguasai hatinya kini berubah menjadi senyum bahagia. Hanya cukup menemani Vanya dan mendapatkan kenikmatan darinya. Dengan mudah ia akan mendapatkan jabatan penting di perusahaan tersebut. Apalagi jika Aku menikahinya?
Dalam hati Alvin bergumam.
Sejak saat itu, Alvin dengan senang hati menemani Vanya kapan pun Vanya inginkan. Sekalipun ia sedang bersama Maya, Ia akan langsung bergegas pergi untuk menemui kekasih gelapnya tersebut.
Bukan Maya tidak mencurigai gelagat suaminya, Tapi setiap kali ia merasa ragu dan menanyakan selentingan kabar yang mengatakan suaminya memiliki wanita lain. Maka dengan lihainya Alvin akan meyakinkan Maya bahwa tidak ada wanita manapun kecuali dia seorang.
Hingga hubungannya dengan Vanya hampir berjalan satu tahun lamanya tak sekalipun Maya mengetahui perselingkuhan itu.
Kini tepat satu tahun hubungan terlarang mereka terjalin bersamaan dengan ulang tahun pernikahan ke-tiga Alvin dan Maya.
Tidak mau melewatkan perayaan ulang tahun pernikahan mereka seperti tahun lalu, Maya pun berinisiatif untuk pergi ke kantor Alvin tanpa memberitahunya terlebih dahulu.
Maya yang selama ini tidak pernah menginjakkan kaki di kantor suaminya bekerja. Memanfaatkan taksi online untuk mengantarnya.
Dengan nembawa kue tart yang ia buat sendiri spesial untuk merayakan ulang tahun pernikahan mereka, Tak henti-hentinya Maya tersenyum membayangkan kejutan kecil yang akan ia lakukan pada suaminya.
Senyum manisnya pun menarik perhatian Supir taksi yang melihatnya dari kaca spion dalam mobil.
"Bahagia banget Mbak?" ucap Supir taksi tersebut.
"Ya, Ini hari spesial untuk ku dan suamiku, Dan ini pertama kalinya Aku ingin memberikan kejutan, Doain ya Pak semoga suamiku gak marah."
"Loh kenapa marah, Seharusnya seneng dong, Saya aja pengin banget dapat kejutan dari istri."
Mendengar hal itu Maya tersenyum dan semakin percaya diri untuk memberikan kejutan pada Alvin.
Hingga pada saat taksi sampai di perusahaan, Maya masih saja fokus melihat pemandangan ibu kota yang jarang sekali ia lalui.
"Sudah sampai Mbak," ucap Supir taksi yang menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang perusahaan Abrisam Group.
"Oh ya..." Maya bersiap turun dan membawa barang-barang bawaannya.
"Terimakasih Pak." lanjut Maya dengan ramah.
"Sama-sama Mbak."
Dengan gugup Maya melihat bangunan yang menjulang tinggi di hadapannya. Bukan hanya tangannya yang gemetar, Kakinya pun terasa gemetar saat ingin melangkah masuk kedalam.
Maya pun berkali-kali menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya perlahan sebelum akhirnya memberanikan diri masuk ke perusahaan tersebut setelah meminta izin pada petugas keamanan.
Begitu sampai di dalam perusahaan yang begitu besar dan luas,
Maya semakin merasa kebingungan mencari dimana ruang kerja suaminya.
"Kepada siapa Aku harus bertanya." batin Maya.
"Cari siapa Mbak?" tanya salah satu karyawan yang melihat Maya kebingungan.
"Alvin." jawab Maya singkat.
"Anda siapa ya?"
"Saya istrinya."
"Istri, Jadi ini istri Pak Alvin, Dia tidak kalah cantik juga dari Non. Vanya, Hanya saja penampilannya terlihat sederhana tak seperti Non Vanya." batin karyawan tersebut.
"Mas... Bisa beritahu saya dimana ruangan Alvin?"
"Oh Pak Alvin, Ada di lantai lima Mbak, Mbak dari sini lurus aja, Belok kiri di situ ada lift, Naik saja dengan lift tersebut setelah itu lurus belok kanan. Nah di situ ruangan Pak Avin." jelas karyawan tersebut.
Setelah merasa cukup paham. Maya berterimakasih dan bergegas menuju lift.
Setelah melihat Maya pergi karyawan tersebut menggaruk-garuk kepalanya dan mengingat pesan Vanya yang mengatakan tidak ingin di ganggu karena sedang mengadakan meeting bersama Alvin.
"Oh sial, Non Vanya kan melarang siapapun mengganggunya." batinnya.
"Aahhh bodo amat lah."
Sementara Maya yang untuk pertama kalinya menaiki lift begitu merasa tegang. Ia berdiri paling belakang dan hanya mengikuti beberapa karyawan yang berada di lift tersebut.
Setelah sampai di lantai Iima, Maya bergegas menuju ke ruangan Alvin sesuai yang di beritahukan karyawan yang ia temui.
Melihat papan nama Alvin terpampang di pintu, Maya tersenyum senang dan langsung membuka pintu tanpa mengetuknya.
"Surprise..."
"Maya...!" Alvin terkesiap dan langsung merubah posisi duduknya dengan tegap seoalah tak terjadi apapun.
Bersambung...
📌 Sekarang Makin berat untuk nulis Bestie, Karena satu bab minimal harus 1000 kata, Jadi yuk Aah semangatnya 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Ds Phone
kau nak sorok macam mana
2025-02-10
0
🌽𝙼𝙸𝚉𝚉𝙻𝚈ᵇᵃˢᵉ
ingin mengumpat si alvin...bisa²nya bermain api dengan anak pemilik perusahaan, sedangkan statusnya sudah mempunyai istri...😤😤😤
2023-04-16
0
Nurlaila Ginting
masak sih segitu pertama kalinya naik lift, sekalipun polos sekelas istri manager engga gitu2 amat, zaman Saiki gitu lo 😁
2022-10-04
0