SAH

Vanya menatap Alvin sambil memikirkan alasan apa yang akan ia berikan pada Ayahnya. Ia sama sekali tidak menyiapkan alasan apapun untuk mengantisipasi pertanyaan ini. Hingga Ayahnya kembali bertanya, Vanya hanya tergagap dengan alasan yang terlintas dalam pikirannya.

"A... E... Itu... Itu karena Alvin terjatuh meja."

Abrisam mengernyitkan keningnya mendengar jawaban Vanya.

"E... Maksud ku, Alvin menabrak meja, Ya... Ayah tau sendiri kan meja di rumah kita begitu berat, Jadi ya seperti itu jadinya."

Tidak mau memperpanjang karena waktunya yang terbatas, Abrisam pun tidak lagi membahasnya dan segera menyuruh Alvin masuk.

Kemudian mereka menuju rumah Maya, Dimana akad nikah akan di berlangsung di sana.

Sementara Maya yang sudah bersiap menggunakan gaun pengantin putih dengan lengan renda yang halus serta bahu terbuka membuat penampilannya begitu cantik dan anggun. Ia menatap wajahnya di cermin. Bayangan akan pernikahannya dengan Alvin seperti sebuah video yang kembali di putar di dalam cermin tersebut. Hingga pada menit dimana ia melihat Alvin dan Vanya melakukan hal menjijikkan di hari ulang tahun pernikahan mereka, Sekita Maya menjadi marah dan melempar sembarang benda yang ada di hadapannya ke arah cermin.

"Praaankkk...!!!" Seketika itu juga cermin pecah berkeping-keping hingga mengundang ibu dan penata rias masuk ke kamar Maya.

"Maya... Apa yang terjadi?"

"E... T-tidak ada ibu, Aku tidak sengaja menabrak cermin hingga cermin ini pecah."

"Ya ampun Maya, Apa yang sedang kamu pikirkan, Kenapa tidak berhati-hati, Ini kan hari pernikahan mu, Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu?"

"Aku baik-baik saja ibu."

"Baiklah kalau begitu bersiaplah, Penghulu sudah datang."

Maya mengangguk dan kembali duduk untuk menenangkan diri sesaat.

Kemudian penata rias kembali merapikan riasan wajahnya yang sudah sedikit luntur karena keringat di wajahnya.

Tak lama kemudian Abrisam dan rombongan tiba di rumah Maya.

Mereka di sambut oleh kedua orang tua Maya yang sudah dari tadi menunggu kedatangan mereka yang sudah sedikit terlambat.

"Apa kami terlambat?" tanya Abrisam.

Ayah dan ibu Maya terdiam kesal melihat Alvin yang berada di belakang Abrisam. Meskipun Maya telah menceritakan semua. Namun sejak Maya bercerai darinya baru kali ini mereka menatap langsung mantan menantunya tersebut.

"Ayah... Ibu..." Abrisam memanggil kedua mertuanya yang nampak diam saja tak menjawab pertanyaan darinya..

"E... Ya Nak Abrisam."

"Apa kami begitu terlambat?"

"Hanya sedikit, Tapi tidak masalah silahkan masuk," ucap

Alfiansyah Ayah Maya.

Abrisam pun masuk di ikuti oleh Vanya dan Alvin yang menundukkan kepalanya tatkala melewati mantan mertuanya tersebut.

Kemudian ia kembali mengangkat kepalanya dan melihat seluruh dekorasi pelaminan yang cukup mewah melebihi saat ia menikahi Maya. Belum juga ia sempat duduk di kursi yang telah di sediakan untuk keluarga mempelai, Ia kembali terperangah melihat Maya yang keluar menuju meja akad.

Di matanya Maya begitu terlihat sangat cantik dan mempesona dari sebelumnya hingga membuat ia tak bisa berkedip menatapnya.

Tatapan Alvin di sadari oleh Vanya yang langsung menariknya duduk di sebelahnya.

"Apa kau akan terus berdiri menatapnya?!"

Alvin hanya diam dan duduk di samping Vanya dengan mata yang terus tertuju pada Maya yang kini duduk bersanding dengan Ayah mertuanya.

"Alvin! Berhenti menatapnya!"

Alvin menatap Vanya yang terlihat begitu kesal padanya. Kemudian kembali menatap Maya yang kini saling memandang dengan Ayah mertuanya.

"Bodoh sekali Aku. Aku memilih Vanya dan meninggalkan wanita sebaik dan secantik Maya" ucapnya dalam hati.

Sementara Abrisam tak henti-hentinya menatap Maya, Tak beda jauh dari Alvin, Abrisam juga begitu kagum dengan kecantikan Maya yang terlihat begitu terpancar di hari pernikahannya.

"Anda bisa terus menatap ku setelah mengucapkan lafal Qabul, Sekarang fokuslah jangan sampai melupakan apa yang sudah Anda hafalkan." lirih Maya.

"Aku tidak perlu menghafalkan apapun, Karena namamu telah melekat dalam hati dan pikiran ku," saut Abrisam berbisik di telinga Maya.

"Rundingannya nanti lagi ya, Sekarang kita mulai dulu akad nikah nya," ucap Pak Penghulu yang kemudian di iringi tawa para tamu undangan yang hadir.

Abrisam dan Maya pun tersenyum sesaat sebelum akhirnya Abrisam menjabat tangan Pak Penghulu yang mulai melafalkan ijab.

Dengan satu tarikan nafas, Abrisam berhasil mengucapkan lafal qobul yang kemudian di sah kan oleh saksi dan para tamu undangan yang hadir.

Abrisam tersenyum bahagia dan mengecup kening Maya untuk pertama kalinya setelah sah menjadi suaminya. Sementara Maya yang merasa telah berhasil dengan rencananya merasa lega karena tidak lama lagi ia akan tinggal bersama Alvin dan Vanya yang artinya ia akan semakin mudah membalaskan dendam nya terhadap mereka berdua.

Alvin yang melihat kenyataan di depan matanya, Merasa resah karena kini mantan istrinya telah benar-benar menjadi ibu mertuanya.

"Apa yang kamu pikirkan Alvin?"

Pertanyaan Vanya mengagetkan Alvin yang masih terus menatap Maya yang kini tengah menjalani berbagai rangkaian upacara pernikahan.

"Aku hanya memikirkan nasib kita setelah Maya menjadi ibu kita."

"Nasib kita atau nasib mu?"

"Apa maksudmu?"

"Alvin! Terlihat jelas kecemburuan di wajah mu!"

"Vanya! Aku tidak ingin berdebat, Jadi berhentilah bicara!" Alvin langsung meninggalkan Vanya dan naik ke pelaminan untuk memberikan ucapan selamat kepada mereka.

"Selamat untuk mu Ayah, Semoga bahagia," ucap Alvin menjabat tangan Ayah mertuanya.

"Terimakasih Alvin." Abrisam memeluk menantunya tersebut dengan hangat, Kemudian ia beralih pada Vanya yang sudah berdiri mengikuti Alvin. Sementara Alvin melanjutkan langkahnya untuk memberi selamat kepada Maya.

"Selamat untuk mu Maya."

"Ibu!" saut Maya yang langsung meraih tangan Alvin untuk menjabat tangannya.

Awalnya Alvin tidak merasakan ada keanehan apapun hingga ia merasakan perih yang teramat sangat di telapak tangannya.

Ia berusaha melepaskan tangannya. Namun Maya semakin erat menggenggam nya.

Alvin menatap Maya yang menatapnya tajam dengan senyum samar yang nyaris tak terlihat. Kemudian ia melihat telapak tangannya yang masih di genggaman Maya yang mulai meneteskan darah.

Kedua mata Alvin membulat sempurna melihat darah yang semakin deras menetes, Rasa perih yang ia rasakan seolah tak dirasakan oleh Maya yang juga mengeluarkan darah.

"Selamat datang di neraka!" ucap Maya dengan mengatupkan giginya.

Ucapan yang cukup membuat Alvin gemetar mendengar sisi lain yang belum pernah di tunjukkan oleh Maya selama mereka menikah.

Kemudian Maya melepaskan tangan Alvin saat melihat Vanya mulai berjalan mendekatinya. Ia tidak mempedulikan darah yang mengalir di telapak tangannya yang ia buat sendiri dengan menyimpan serpihan kaca yang sengaja ia bawa untuk menjabat tangan Alvin.

"Ini baru permulaan Alvin!" batin Maya yang melihat Alvin tengah menatapnya sembari melihat telapak tangannya yang tertan'cap serpihan kaca yang Maya buat.

Bersambung...

Hari Ini Up Satu kali ya, Hari ini sibuk 🙏

Terpopuler

Comments

devaloka

devaloka

EMANG

2023-09-22

0

Yuli Silvy

Yuli Silvy

ngeri jg y Maya, mka ny jgn bngun kn singa tidur alvin🤭

2023-01-13

0

Bidadarinya Sajum Esbelfik

Bidadarinya Sajum Esbelfik

sadis juga... 😌

2023-01-02

0

lihat semua
Episodes
1 Perselingkuhan
2 Penghianatan
3 Anniversary
4 Kejutan
5 Pertemuan
6 Hati Yang Tersakiti
7 Rencana Pertama
8 Saling Mengenali
9 Melamar
10 Calon Ibu Pelakor
11 Kesal
12 Menyelinap
13 Berduaan
14 Menjelang Pernikahan
15 Khayalan
16 Menuju Akad
17 SAH
18 Memanas-manasi Mantan
19 Malam Pertama
20 Hottie
21 Semakin Mesra
22 Again
23 Kenyamanan
24 Merasa Istimewa
25 Fitnah
26 Jujur
27 Memutar Balikkan Fakta
28 Balasan
29 Rencana Maya
30 Bimbang
31 Pertengkaran
32 Terungkap
33 Menghangat
34 Hukuman
35 Memanas
36 Adu Domba
37 Pertengkaran
38 Kejutan
39 Panas
40 Membahagiakan
41 Curiga
42 Mantan
43 Panik
44 Keputusan Abrisam
45 Ngidam
46 Berburu Kedondong
47 Jatuh Pingsan
48 Terpojok
49 Kata Cinta
50 Perlawanan
51 Positif
52 Meragukan
53 Keraguan Alvin
54 Cemburu
55 Rencana Cadangan
56 Semakin Cinta
57 Penyesalan
58 Keributan
59 Talak
60 Penyesalan
61 Pencarian
62 Mengelak
63 Kemarahan Abrisam
64 Damai
65 Beberapa Bulan Kemudian
66 Ending
67 Extra Bab
68 Extra Bab
69 Extra Bab
70 Extra Bab
71 Extra Bab
72 Extra Bab
73 Extra Bab
74 Extra bab
75 Extra bab
76 Extra Bab
77 Extra Bab
78 Extra Bab
79 Extra Bab
80 Extra Bab
81 Extra Bab
82 PROMO
83 Extra Bab
84 Extra Bab
85 Extra Bab (TAMAT)
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Perselingkuhan
2
Penghianatan
3
Anniversary
4
Kejutan
5
Pertemuan
6
Hati Yang Tersakiti
7
Rencana Pertama
8
Saling Mengenali
9
Melamar
10
Calon Ibu Pelakor
11
Kesal
12
Menyelinap
13
Berduaan
14
Menjelang Pernikahan
15
Khayalan
16
Menuju Akad
17
SAH
18
Memanas-manasi Mantan
19
Malam Pertama
20
Hottie
21
Semakin Mesra
22
Again
23
Kenyamanan
24
Merasa Istimewa
25
Fitnah
26
Jujur
27
Memutar Balikkan Fakta
28
Balasan
29
Rencana Maya
30
Bimbang
31
Pertengkaran
32
Terungkap
33
Menghangat
34
Hukuman
35
Memanas
36
Adu Domba
37
Pertengkaran
38
Kejutan
39
Panas
40
Membahagiakan
41
Curiga
42
Mantan
43
Panik
44
Keputusan Abrisam
45
Ngidam
46
Berburu Kedondong
47
Jatuh Pingsan
48
Terpojok
49
Kata Cinta
50
Perlawanan
51
Positif
52
Meragukan
53
Keraguan Alvin
54
Cemburu
55
Rencana Cadangan
56
Semakin Cinta
57
Penyesalan
58
Keributan
59
Talak
60
Penyesalan
61
Pencarian
62
Mengelak
63
Kemarahan Abrisam
64
Damai
65
Beberapa Bulan Kemudian
66
Ending
67
Extra Bab
68
Extra Bab
69
Extra Bab
70
Extra Bab
71
Extra Bab
72
Extra Bab
73
Extra Bab
74
Extra bab
75
Extra bab
76
Extra Bab
77
Extra Bab
78
Extra Bab
79
Extra Bab
80
Extra Bab
81
Extra Bab
82
PROMO
83
Extra Bab
84
Extra Bab
85
Extra Bab (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!