Seruni Dendam Istri Pertama Bagian 9
Oleh Sept
"Runi? Aku bilang siapkan minuman, dia adalah atasanku di kantor!" sentak mas Erwin sambil mendesis, mas Erwin menghampiri aku setelah mengantar duduk wanita yang katanya bosnya itu.
Dia pikir aku percaya? Apalagi namanya Riana. Jadi ini wanita yang sudah mengisi hati mas Erwin selama ini? Ada apa dengannya? Apa mas Erwin maaf ... apa dia sedikit rabun? Kalau aku lihat atasan mas Erwin ini usianya seperti tante-tante. Ya, meski aku akui, kulitnya glowing, bulu matanya lentik, tatapannya cerah, berbinar, aura bintang seperti artis, pakain fashionable, kelihatan orang berada dari apa yang ia kenakan, tapi aslinya hanya perusak rumah tangga orang, aku mengumpat dalam hati sambil menahan emosi.
Aku semakin kaget saat mas Erwin menarik pergelangan tanganku. Pria ini memaksaku ke dapur. "Siapkan sesuatu, dia pasti haus!"
Masih dengan jantung yang memburu, berdegup tidak tentu, aku ambil gelas kemudian ku buka lemari es. Ku ambilkan jus kemasan segar kemudian kutuang ke dalam gelas.
"Untuk apa dia membawa wanita itu ke sini?" gumamku sambil mencengkram pegangan gelas.
Aku yang kesal, berjalan ke ruang tamu. Kemudian ku letakkan dua gelas jus untuk mereka berdua. Saat aku berbalik, sempat aku melirik ke arah mas Erwin. Dan aku semakin sakit hati saat melihat sesuatu yang mengusik. Kudapati leher mas Erwin sekilas terdapat ruam-ruam. Hampir sama seperti milikku beberapa hari lalu.
Sungguh, rasanya ingin menjerit dan bertanya. Siapa yang membuat tanda itu di leher suamiku? Meski aku tahu, pasti pembuatnya adalah wanita yang kini duduk di dalam rumah kami. Rumah yang seketika menjadi seperti neraka.
"Silahkan, Tante!"
Aku sengaja menekan kata tante, agar wanita ini tahu diri. Meksipun dia cantik, karena perawatan atau operasi, aku tetap lebih muda. Sebagai sopan santun sekaligus sindiran, aku menyapa atasan suamiku dengan sebutan tante. Hanya memanggil begitu saja, keduanya langsung menatap ke arahku. Astaga, kalian benar-benar jodoh! Aku memaki dalam hati.
"Kamu Seruni?" tanya wanita itu kemudian melipat kakinya yang jenjang.
Aku yang tadi hanya melirik, langsung saja ku tatap wajahnya. Cantik sih, makanya mas Erwin kepincut. Aku jadi penasaran, kenapa dia ikut mas Erwin ke rumah.
"Iya, saya istrinya mas Erwin, Tante." Kembali ku ucap kata sapaan tante. Biar menusuk hati wanita itu. Tapi dia malah melempar senyum ke arahku. Sungguh, aku sampai tidak bisa berkata-kata.
"Aku ganti pakaian dulu!" sela mas Erwin kemudian masuk ke dalam kamar kami.
Sekarang, hanya ada kami berdua. Ya, dalam ruang tamu ini hanya ada aku dan Riana, si atasan suamiku. Katanya, dan aku belum percaya semuanya.
"Kamu pasti terkejut kan, karena aku datang ke sini?" tanya wanita itu dengan suara lembut. Dia bergerak sangat pelan, tapi mematikan.
Aku menatapnya dengan aneh, lalu sekalian aku tanya apa hubungan mereka berdua.
"Apa Tante suka suami saya?" Entah dari mana kekuatan ini, mungkin karena sudah tidak tahan. Aku tanyakan saja terus terang. Apa wanita ini menyukai suamiku?
Dia menghela napas panjang, "Bukan aku yang menyukai suamimu Seruni ... tapi suamimu yang tergila-gila padaku."
Aku ingin menampar wanita itu, karena dia kemudian tersenyum remeh padaku. Jelas dia sangat berbisa, pura-pura lembut tapi hatinya tidak terduga.
"Maksud Tante?"
"Satu lagi, jangan panggil tante. Itu cukup menganggu!" protesnya kemudian menatap kuku-kuku cantiknya yang dipenuhi Swarovski.
"Lalu apa aku harus memanggil ibu?" tanyaku lirih.
"Coba saja kalau berani, aku jamin Erwin akan semakin membuat hidupmu serasa di neraka," ujar wanita bernama Riana itu dengan tenang, tatapan matanya tegas. Ia memiliki rasa percaya diri yang berlebih.
Tap tap tap
Aku langsung diam saat mas Erwin mendekat, dia sudah ganti pakaian. Dan membawa kunci mobil. Apa dia mau pergi lagi?
"Ayo, Ana!"
Aku menatap mas Erwin yang menghampiri Riana.
"Mas mau ke mana?" pertanyaan dariku langsung mendapat tatapan dingin.
"Aku akan mengantar Riana pulang, dan bereskan koper ini!" mas Erwin mendorong koper ke arahku.
Aku masih belum bisa mencerna apa yang terjadi. Otakku masih belum bisa berpikir, ini seperti lelucon. Kenapa mas Erwin sangat berani sekali?
"Apa hubungan kalian sebenarnya?" tanyaku kemudian yang melihat mas Erwin berbalik hendak meninggalkan ruangan.
Pria itu kemudian berbisik pada Riana, sepertinya meminta Riana keluar duluan. Dan kulihat ekspresi wajah mas Erwin mengeras.
"Jadilah Seruni seperti saat kita pertama menikah. Diam dan jangan banyak bertanya!" ujar mas Erwin menatap garang.
"Sudah berapa lama kalian berhubungan?" tanyaku menepis rasa takut dari sorot mata yang mengancam itu.
"Kau tidak mendengar peringatan dariku?" sentaknya marah.
"Kalau mas Erwin lebih menyukai wanita itu kenapa menerima perjodohan ini?" Aku yakin sekali, dia lebih mengenal Riana jauh sebelum perjodohan ini. Sebab aku lihat mas Erwin sudah sangat dekat dengan wanita itu.
Apalagi saat kami berhubungan, jelas-jelas dia memanggil wanita itu. Belum lagi saat mereka ketahuan di hotel. Sudah pasti, hubungan mereka sudah lama sebelum mas Erwin mengenalku.
"Kau memang cari masalah!" desis mas Erwin kemudian menarik pergelangan tanganku dengan erat.
Pria itu menarik lenganku dengan kasar, kemudian melempar ke atas ranjang. Ya aku diseret ke kamar lalu dia mengunci dari dalam. Aku sadar, inilah wujud sebenarnya mas Erwin. Dia terlihat patuh di depan orang tuanya. Terlihat baik-baik saja di depan semua orang, tapi jauh di dalam hatinya, tersimpan iblishhh yang jahanammm.
"Apa yang Mas lakukan?" aku panik saat pria itu melepasnya sabuk. Ditambah lagi mas Erwin mengambil sesuatu dari lemari. Aku beringsut ketika mas Erwin mengikat kaki dan tanganku.
Kedua kakiku menendang, hingga kena perut mas Erwin. Sampai pria itu geram lalu menampar wajahku.
"Jangan pernah berani melawan!" bisiknya kemudian kembali menyakitiku dengan kasar. Ya, dengan paksa pria ini menyiksa fisik dan batinku. Dengan mata perih karena tangis yang terbendung, kulihat dia menikmati permainan di luar batas ini. Menyentuhku dengan paksa serta memberikan luka baru. Aku tidak bisa menolak, aku tidak bisa berontak. Tanganku terikat kuat, yang ada hanya rasa nyeri setelah dia menghujam tanpa perasaan.
Ku pejamkan mata rapat-rapat. Tubuhku sudah melayang karena rasa sakit yang aku dapat dari perlakun kasar mas Erwin. Aku pikir mas Erwin benar-benar sudah mengalami kelainan. Tidak hanya menyukai wanita tua, dia bahkan cenderung menyiksa saat berhubungan. Pria yang terlihat normal ini ternyata hanya manusia berhati iblishhh. Sepertinya, dia mau dijodohkan denganku hanya untuk menutupi kebusukan dari keluarganya.
Tok tok tok
Suara pintu diketuk, aku yang masih kesakitan, perlahan menoleh. Kulihat mas Erwin kembali mengenakan celananya.
"Sebentar!" ucapnya kencang.
Pria ini kemudian melepaskan semua ikatanku. Kemudian membungkuk, menatap penuh ancaman sembari berbisik.
"Aku bisa lebih dari ini, kalau kamu macam-macam!"
Mendengar ancaman dari mas Erwin, aku semakin memejamkan mata. Sepertinya bulir bening berhasil menetes dari sudut mataku.
"Bersihkan tubuhmu, setelah mengantar Riana ... aku akan segera pulang!" ucapnya kemudian berbalik dan membuka pintu.
"Lama sekali?" samar-samar kudengar wanita itu protes.
"Ayo!" suara mas Erwin terdengar jelas.
"Kalian ngapain tadi?"
"Itu tidak penting! Ayo!"
JLEB
Jika tidak penting, kenapa dia melakukan ini padaku?
Bersambung
Umumnya pria lebih memilih wanita yang usianya lebih muda darinya. Selain wanita yang lebih muda selalu terlihat lebih menarik, pria memiliki kecenderungan untuk mengayomi maupun mendominasi, sedangkan wanita umumnya merasa lebih aman jika bersama pria yang lebih dewasa. Namun, ada kalanya pria lebih tertarik dengan wanita yang lebih tua, bahkan yang sudah masuk kategori ibu-ibu sekalipun. Pria-pria seperti ini justru kurang begitu tertarik dengan wanita yang umurnya lebih muda. Kecenderungan ini disebut dengan Oedipus Complex.
Ciri-ciri Oedipus Complex itu pria cenderung mencari pasangan wanita yang menyerupai dengan sosok ibunya. Bisa juga misalnya pria menyukai wanita yang umurnya lebih tua, bahkan seumuran dengan ibunya, kecenderungan ini muncul karena pola asuh ibu yang protektif terhadap anaknya. Nah, si Erwin ini gak hanya mengidap Oedipus complex, tapi sepertinya banyak kelainan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Dewi Sariyanti
Pergi aja seruni, kalau perlu gugat cerai, ceritakan yg sebenarnya.
2023-10-30
1
Melya Siena Siena
ihhh kok jadi ngeri yah.
laki kasar seperti ini tdk untuk dipertahankan. apalagi punya kelainan susah sembuhnya ditambah ini kelainannya banyak🤣🤣🤣mirip buglon
semoga seruni tdk hamil dan pergi saja dr sana minta cerai saja, itu bukan pernikahan sehat
2023-09-03
0
Siti Sa'diah
greget sumpahhhh
2023-08-08
1