19

BAB 19

"Kamu lebih suka sunset atau sunrise?" tanya Feng Xing Lang saat melihat Lin Shin Yue sangat menikmati pemandangan sore itu.

"Aku suka dua-duanya. Semuanya indah. Tapi aku lebih suka sunrise." Lin Shin Yue menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari matahari yang hendak tenggelam.

"Kenapa?"

"Karena sunrise itu menandakan kehidupan yang baru. Kehidupan baru yang mulai dijalani." gumam Lin Shin Yue.

"Kalau sunset?" Feng Xing Lang penasaran dengan filosofi Lin Shin Yue yang menurutnya memang benar dan dalam maknanya.

"Kalau sunset itu menurutku ya, menandakan kehidupan yang melelahkan. Rata-rata orang yang suka sunset, itu orang yang sebenarnya capek menjalani hidup. Mereka suka menikmati keindahan sebelum kegelapan menyelimuti. Tapi bagi jiwa-jiwa yang lelah, malam adalah saat yang tepat untuk menyiapkan energi untuk menjalani kehidupan baru esok hari." Lin Shin Yue menjelaskan panjang lebar mengenai filosofinya sendiri.

Mendengar jawaban Lin Shin Yue yang dalam. Feng Xing Lang pun kembali tersenyum kecil. "Masuk akal sih." gumamnya.

Dia tidak menyangka jika Lin Shin Yue memiliki pemikiran yang dalam mengenai kehidupan. Dan Feng Xing Lang bisa menebak jika Lin Shin Yue orang yang sangat optimis.

"Boleh nanya nggak?" kata Lin Shin Yue.

"Apa?"

"Di rumah sebesar itu kamu tinggal sendirian? Aku nggak lihat orang tua dan saudara kamu?" giliran Lin Shin Yue yang bertanya.

"Nggak. Ada beberapa pembantu dan sopir juga. Aw..." Feng Xing Lang mengerang karena Lin Shin Yue memukul lengannya dengan cukup keras.

"Aku nanya serius.." ucap Lin Shin Yue merasa kesal.

"Aku juga jawab serius.." Feng Xing Lang juga ikutan kesal.

"Oke aku ubah pertanyaannya. Dimana orang tua atau saudara kamu?" tanya Lin Shin Yue lagi.

Seketika wajah Feng Xing Lang mengeras saat mendengar kata orang tua dan saudara. Tetapi itu tak lama, sesaat kemudian wajahnya kembali seperti biasa. "Ayahku udah meninggal, dan ibuku nikah lagi." jawab Feng Xing Lang tanpa ekspresi.

Merasa senasib, Lin Shin Yue merasa kasihan kepada Feng Xing Lang. Dia menepuk pundak Feng Xing Lang dengan lembut. "Jangan sedih! Kamu masih untung karena masih punya ibu. Aku udah nggak punya siapa-siapa lagi, aku diadopsi oleh ayah dan ibuku." kata Lin Shin Yue.

Seketika Feng Xing Lang langsung menatap Lin Shin Yue. "Tapi, meskipun kamu diadopsi, mereka menyayangi kamu." ucap Feng Xing Lang.

Lin Shin Yue pun tersenyum sinis mendengar perkataan Feng Xing Lang. "Kalau aku disayang, apa mungkin aku akan kabur dari rumah?" kata Lin Shin Yue.

Mereka saling berpandangan cukup lama. Ternyata nasib mereka sama. Itu sebabnya mereka memilih tinggal sendiri jauh dari orang tua. "Ternyata kita senasib." kata Feng Xing Lang.

"Hmm, itu artinya kita berjodoh.." timpal Lin Shin Yue yang membuat wajah Feng Xing Lang seketika memerah.

"Kamu kan terkenal, kaya dan tampan. Masa iya kamu belum punya pacar?" tanya Lin Shin Yue penasaran.

Feng Xing Lang pun langsung mengalihkan pandangan sembari tersenyum kecil mendengar pertanyaan Lin Shin Yue. "Sebenarnya menjadi bintang film bukanlah impianku."

"Ha?" Lin Shin Yue kaget mendengar perkataan Feng Xing Lang.

"Impianku sebenarnya menjadi seorang pembisnis. Tapi karena aku nggak punya cukup uang dan hanya mengandalkan wajah tampanku, akhirnya aku memilih menjadi bintang film untuk menjadi batu loncatan." ucap Feng Xing Lang terus terang kepada Lin Shin Yue.

"Aku belum mikir mengenai kencan dengan seorang gadis. Aku masih fokus dengan karirku dan lagi fokus untuk memulai bisnis ventura." imbuh Feng Xing Lang.

"Kalau gitu biar aku yang mikirin kencan kita. Kamu cuma harus fokus ke karir dan usaha kamu!" sahut Lin Shin Yue dengan cepat.

"Jangan mulai gila lagi deh!" ucap Feng Xing Lang.

"Aku emang tergila-gila sama kamu." Feng Xing Lang sampai menghela nafas mendengar perkataan Lin Shin Yue yang membuatnya sakit kepala.

"Pacar kamu mau dikemanain?" tanya Feng Xing Lang.

"Putusin lah, pacar nggak guna buat apa.." jawab Lin Shin Yue dengan cepat.

Feng Xing Lang membulatkan matanya mendengar perkataan Lin Shin Yue. Dia mulai menilai Lin Shin Yue sebagai wanita yang hanya memanfaatkan pacarnya saja.

"Dia lelaki brengs*k, dia macarin aku hanya untuk pamer ke wanita yang pernah nolak dia. Bahkan variety show itu juga dia maksa aku untuk ikut, karena ingin membuat wanita yang pernah nolak dia menyesal. Kan brengs*k itu.." sebelum Feng Xing Lang berpikiran tidak-tidak, Lin Shin Yue lebih dulu menjelaskan.

"Dia nggak beneran suka sama aku." imbuh Lin Shin Yue.

"Lalu kenapa kamu yakin kalau aku suka sama kamu?"

"Karena kamu ceritain rahasia kamu ke aku." jawab Lin Shin Yue dengan cepat.

"Rahasia?" Feng Xing Lang belum mengerti apa maksud Lin Shin Yue.

"Hmm. Mengenai impian kamu dulu, bukannya itu sebuah rahasia yang kamu simpan? Kamu baru ceritain itu ke aku kan?"

Feng Xing Lang terdiam. Apa yang Lin Shin Yue katakan memang benar. Selain orang terdekat, tidak ada yang tahu mengenai impian masa kecil Feng Xing Lang. Dan hanya dengan Lin Shin Yue lah dia cerita.

Hari semakin gelap. Matahari telah bersembunyi berganti gelap malam. Angin malam juga semakin menusuk ke tulang.

Lin Shin Yue mengusap lengannya pelannya untuk menciptakan kehangatan. "Brrrr.."

Layaknya seorang lelaki sejati. Feng Xing Lang pun langsung membuka jaketnya dan memberikannya kepada Lin Shin Yue. "Pakai ini.." ucapnya.

"Kita nunggu apa lagi sih? Ini udah malam.." tanya Lin Shin Yue.

"Bentar lagi ya! Aku mau lihat bintang jatuh." jawab Feng Xing Lang.

"Bintang jatuh?"

"Hmm. Biasanya dari sini kita bisa lihat bintang jatuh." Feng Xing Lang melayangkan pandangannya ke atas.

Germerlip bintang dan cahaya bulan dilangit yang luas teringat begitu sangat indah. Udara malam yang semakin dingin, dan suara burung bersautan membuat Feng Xing Lang masih betah ditempat tersebut.

"Kalau dingin, masuk aja ke dalam mobil!" suruh Feng Xing Lang.

Tetapi, Lin Shin Yue menolak. Dia malah menyenderkan tubuhnya ditubuh Feng Xing Lang. Semakin mendekat dan mepet. "Asalkan sama kamu, aku nggak akan kedinginan." ucap Lin Shin Yue.

Sedangkan Feng Xing Lang tersenyum geli setelah mendengar perkataan Lin Shin Yue. Tapi kenyataannya tubuh Lin Shin Yue gemetar karena kedinginan. Lalu, Feng Xing Lang pun mulai merangkul Lin Shin Yue. Melindungi Lin Shin Yue agar sedikit hangat.

"Bobok aja dulu, nanti aku bangunun!" Lin Shin Yue hanya menganggukan kepalanya saja kemudian dia memejamkan matanya dalam dekapan Feng Xing Lang.

Sementara Feng Xing Lang mengelus rambut Lin Shin Yue dengan lembut. Sesekali dia menatap wajah Lin Shin Yue yang hanya berjarak kurang dari 10 centimeter darinya.

Bibirnya kembali tersungging. Entah apa yang membuatnya tersenyum senang seperti itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!