Saat Aisyah sedang melipat mukenah yang ia pakai, terdengar ketukan pintu yang mana pintunya sudah terbuka
"Ibu ... "Ucap Aisyah seraya mempercepat gerakan lipatannya, dan menghampiri ibu mertuanya
"Kau sudah selesai ... Apakah ibu mengganggumu?"
"Ah tidak Bu ... Aisyah sudah selesai" ucap Aisyah yang kini sudah ada di depan ibunya
"Ini makanlah, "ucap Martha seraya meletakkan nampan yang ia bawa tadi
"Kenapa ibu melakukan ini, Aisyah bisa ambil sendiri nanti"ucap Aisyah
"Tidak apa-apa ... makanlah, dan istirahat setelah itu"Ucap Martha seraya memegang pipi menantunya itu
"Ibu ... terimakasih" Ucap Aisyah tulus, ia tidak mengira akan mendapatkan mertua yang perhatian seperti Martha
"Sama-sama sayang, Makanlah" ucap Martha seraya berlalu dari kamar anaknya itu
*****
"Kau benar-benar akan segera sampai kan?"
"Aku sudah bilang juga kok ke Aditya kalau aku akan tiba disana dalam 3 hari lagi"ucap orang di sebarang sana yang tak lain lagi adalah sahabat Aditya semasa SMA, namun Reno memutuskan kuliah di tempat kelahiran Ayahnya, hingga ia meninggalkan kedua sahabat itu
"Kau jangan ngaco Ram...mana mungkin Aditya begitu, kita tahu dia kan?"
"Karena kita mengenal nya, Ren.. jika bukan Aisyah yang menjadi istrinya dia, aku juga tidak mau ikut campur masalah rumah tangganya, tapi ini Aisyah ... dan sialnya... Aditya sekarang lebih mementingkan Naura"
"Naura, bukannya sahabat kalian kan ...?"
"Iya, tapi beberapa bulan ini, sikap Naura berubah Ren... sepertinya ia mengincar Aditya, cih... dengan alasan di teror suaminya" ucap kesal Ramdhan
"Kau tenang lah dulu, Wanita baik seperti Aisyah ia tidak akan mengalami hal buruk, jangan bilang kau tertarik pada Aisyah" ucap Reno
"Sialan lho, meskipun aku Playboy, tapi aku tidak akan menikung teman sendiri, kecuali ... Aditya melepaskannya, mana ada yang menolak berlian sepertinya, Hahahaha"Ucap tertawa Ramdhan, yang mana Reno juga tertawa
"Ada lah Ram... buktinya Aditya...?"
"Aditya masih buta mata bathin nya Ren... hahhaah"Ucap Ramdhan lagi
"Ya sudah... Aku akan selidiki Naura, kau tenang saja, aku cinta Aditya, aku tidak akan membiarkan dia salah jalan"ucap Reno
"Thanks ya Ren, sampai bertemu "ucap Ramdhan seraya matikan ponselnya,
Kini jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, Aditya pun kembali ke kamarnya, setelah ia selesai melakukan pekerjaan nya di ruang kerja, saat ia membuka pintu kamarnya, ia mendapati Aisyah yang sedang menyiapkan tempat untuk dirinya tidur, ya Aisyah masih tidur di lantai, dengan selimut tebal sebagai alasnya
Lama Aditya menatap gerakan Aisyah, sehingga ia menyadari apa yang ia lakukan,
Aditya pun langsung melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi, setelah pandangan Aisyah tertuju padanya.
Tidak ada perbincangan di antara mereka, Aditya di atas ranjang memainkan ponselnya, sedangkan Aisyah, Ia tidur dengan hijab masih menempel di kepalanya, Mulutnya berkomat-kamit entah apa yang ia baca, mungkin ia berdzikir sebelum ia benar-benar terlelap tidur
Saat Aditya ingin meletakkan ponsel ada notifikasi yang masuk, sehingga ia mengurungkan niatnya untuk meletakkan benda pipih itu di nakas samping tempat tidurnya, pesan itu ternyata dari Ramdhan, namun Aditya kaget saat membuka isi pesan itu.
Sebuah foto dengan tulisan
'Sepintar-pintarnya tupai melompat pasti akan terjatuh pula,
jadi Aditya, aku sebagai temanmu hanya ingin menasehati mu, fikirkan lagi semua tindakan mu sebelum semuanya terlambat, karena ini masih awal bagimu dan baginya
"Hallo Ram... "
"Aku sudah menebak, kau akan langsung menghubungi ku saat kau buka pesanku"
"Maksud mu apa"
"Kau belum mengerti juga dit, emmm ... dimana istrimu, apakah sudah tidur, kau pasti sedang memeluknya kan...? atau jangan-jangan kau menyuruhnya tidur di lantai " Ucap Ramdhan asal tebak namun tebakannya terlalu benar sontak Aditya menjadi panik, apakah Aisyah menceritakan nya pada Ramdhan,ah tidak mungkin, meski Aditya tidak mengenal Aisyah, tapi Aditya bisa menilai, kalau Aisyah bukanlah orang seperti itu
"Apa yang kau bicarakan Ram? dan .. apa maksud dari foto yang kau kirim, Ram ... kamu kan tahu sendiri, kalau Naura sekarang lagi membutuhkan kita, butuh dukungan kita"Ucap kesal Aditya, mana bisa Ramdhan curiga terhadap nya
"Tepatnya, dia membutuhkan mu dit, bukan aku,atau yang lain, kau boleh saja peduli pada Naura, tapi ingat sekarang kau sudah ber istri, hargai dia, Dan lagi, jangan sesekali membohonginya, Dia bukan wanita seperti teman-teman kita, aku nasehati kamu dit, Jika tidak ingin lebih baik di lepaskan, biar tidak ada penyesalan di kemudian hari antara kau dan Aisyah"Ucap Ramdhan
"Kenapa kau peduli sekali dengannya, apakah kau tertarik padanya?"
"Jelas ... ! siapa yang tidak ingin istri Sholehah sepertinya, di zaman yang seperti sekarang, sangat langka menemukan wanita seperti itu, bahkan menurut ku, istrimu itu Edisi terbatas, yang tidak bisa di miliki semua orang," ucap tellak Ramdhan, membuat Aditya terdiam, mana bisa, seorang Ramdhan yang terkenal sangat pemilih terhadap wanita, kini malah memuji Istrinya.
Tanpa mengeluarkan kata sepatah pun Aditya mematikan ponsel nya, saat ia ingin melangkah kembali ke kamarnya, ia melihat istrinya tidur dengan tubuh meringkuk di bawah selimut, Ia duduk sejenak di dekat nya, memandangi wajah yang begitu adem di lihat, lembut seakan tiada beban dalam hidupnya
Apakah aku terlalu egois, dia yang memilih tidur di bawah, bukan aku yang nyuruh, mengapa aku yang harus merasa bersalah, dan juga ... cih ... dia bahkan tidak ingin bicara denganku, seharusnya dia yang merasa bersalah padaku kan, ah... sial kenapa aku duduk di dekatnya, bagaimana kalau dirinya bangun, mau di taruh dimana muka ku ini.
Begitulah gumaman Aditya saat tanpa ia sadari ia dari tadi memandangi wajah istrinya itu, Aditya pun kembali ke atas ranjang nya, ya tadi ia bicara di balkon dengan Ramdhan.
Hari berjalan dengan begitu cepat,
kini sebulan telah berlalu, dan kesehatan kakek sudah jauh lebih baik.
"Syukurlah kakek sekarang sudah sehat, "
"Bagaimana kakek tidak sehat, kakek ingin sekali menimang cicit kakek setelah ini"ucap kakek Sanjaya, membuat senyum Aisyah memudar, Bagaimana ia akan menjelaskan pada keluarganya, tentang kesepakatan Aditya dan dirinya, yang mana, Mereka akan berpisah jika kakek sudah sembuh
"Ibu ... Aditya berangkat, doakan Aditya untuk operasi ini"
"Doa ibu selalu bersama mu nak, tapi Aditya ... Doa istrimu lah yang paling penting dan paling di dengar Tuhan, "Ucap Martha yang mana ia ada di kamarnya
"Kau tahu nak, istrimu tidak hentinya ia menyebut nama mu dalam doanya, terutama untuk kesehatan dan keselamatan mu, Bahagiakan dia Adit, karena kau tidak akan sukses tanpa doa istrimu"
Glek ... Aditya susah menelan saliva nya, mana mungkin Aisyah menyebut namanya dalam setiap doanya, karena ia tahu, Aisyah pasti membenci nya karena ucapan dan foto yang tanpa sengaja Aisyah lihat di ponsel Aditya
Flash back
"Kakek sudah sembuh, alasan apa yang ingin kau katakan kepada ibuku jika kita mau pisah"ucap Aditya membelakangi Aisyah,
"Tuan punya wanita lain di luar sana, tidak sulit untuk mencari alasan, tapi... bukan saya yang akan menjelaskan alasan nya pada ibu, tapi tuan sendiri"ucap Aisyah
"Kau membuntuti ku?"
"Untuk apa tuan, tuan tidak perlu khawatir, aku tidak marah karena memang tuan tidak pernah menginginkan saya, tapi tuan, jika ibu tahu hal itu, apakah akan baik untuk kesehatan ibu"
"iisss .... kau lihat foto itu ..?"tanya Aditya yang mana ia ingat saat itu Aisyah tiba-tiba mematung saat melihat layar ponsel Aditya yang menyala, terdapat foto Aditya dan Naura di wallpaper itu ,Aditya juga melihat, saat itu Aisyah mengusap pipinya seperti sedang menghapus air mata, Aditya mengira Aisyah menangis karena terluka dan cemburu, tapi nyatanya ... kata yang Aisyah lontarkan sudah menjawab pertanyaan Aditya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
abdan syakura
Good, Ramdhan!!
ini baru namanya sepupu idaman
🤭🥰🥰
2023-02-06
0
Eliani Elly
😌😌
2022-08-04
0
Muhyati Umi
buka aib Naura dong ram. biar Adit tau kalo selama ini dia dibohongi karena mantan suami Naura ga pernah ngejar2
2022-07-27
2