Lama mereka berbincang di dalam kamar nenek nya, Aditya dan Aisyah saling melempar tawa, saat neneknya menceritakan masa kecil Aditya, mereka tertawa bersama seakan-akan tidak sadar dengan keadaan mereka,
Melihatmu tertawa lepas di hadapanku mas, aku senang, semoga hubungan kita semakin hari semakin membaik mas,
doa Aisyah dalam hati
Dia pintar sekali berbaur, di lihat apa yang tidak aku sukai dari wanita ini, apakah aku marah hanya karena perjodohan atau aku memang tidak menginginkan kehadirannya,
Ucap Aditya dalam hati,
"Nek.. udah sore, kalau begitu Aditya pamit dulu ya nek"
"Apa tidak bisa kalian menginap disini"ucap sang nenek, yang masih nyaman menggenggam tangan cucu menantu nya itu
"Aditya masih harus membelikan obat ibu, lain kali mungkin nek"ucap Aditya dengan senyumannya,
"Baiklah, Aisyah terimaksih ya nak, karena sudah menemani nenek seharian ini, cepat berikan cicit buat nenek" ucap nenek membuat Aditya mengalihkan pandangannya menatap Aisyah
*****
"Bi... apakah bibik yakin dengan perjodohan Aditya, Rei sangat memahami Aditya, dia paling tidak suka dengan namanya perjodohan"ucap Reihan santai saat berkumpul di ruang tamu bersama keluarga besarnya
"Reihan.... orang tua selalu mengharapkan yang terbaik untuk anaknya, begitupun dengan bibik, sebelum bibik mengambil keputusan, bibik sudah menyelidiki siapa calon menantu bibik, dan bibik sangatlah yakin dengan pilihan kakek, Aisyah adalah wanita yang tepat buat Aditya" ucap tegas Martha
"Tapi, Aisyah kan bukan dari kalangan atas Tante" selang Rashi seraya menggandengkan tangannya ke lengan Reihan, sontak membuat mata Martha melotot tidak suka begitupun dengan Rosa, ia juga tidak menyukai perkataan menantunya itu, saat Rosa ingin menegur Rashi, Martha sudah menahan perkataan Risha dengan perkataan nya sendiri,
"Aisyah lebih kaya dari siapapun yang ada dirumah ini, saya yakin itu, dan kau Rashi... dengarkan saya baik-baik, Saya menikahkan anak saya,tidak memandang status sosial, yang saya inginkan hanyalah, ia selalu ada di samping suaminya, memberi dukungan lewati doa nya, melayani suami serta orang tuanya itu yang aku harapkan dari seorang menantu, harta... kita sudah memilikinya, bahkan Aditya bisa memberikan segalanya jika mau, tapi mendapat perhatian, setia dan ketulusan itu sangatlah sulit Rashi" ucap Martha menahan emosi, Reihan mengerti bibik nya tersinggung dengan ucapan istrinya,
"Bibik maafkan ucapan Rashi, bibik tau sendiri kalau Rashi bicara selalu begitu" ucap Reihan
"Karena aku tahu dia begitu, maka Reihan... selanjutnya didiklah istrimu ini sebelum mulutnya itu semakin tidak berpendidikan" ucap Martha seraya berdiri hendak mau pergi, namun langkahnya terhenti saat mendengar deru suara mobil, ia pun menoleh dan amarah di wajah nya tiba-tiba langsung berubah menjadi sebuah senyuman,
"Assalamualaikum..."ucap Aisyah saat baru memasuki pintu rumah nya,
"Waalaikumsalam" ucap semua orang, Martha langsung menghampiri menantunya, saat Martha sudah ada di dekat Aisyah, terlihat Aditya yang mendekatinya namun dengan ponsel di tangannya,
"Aditya bagaimana kabar nenek" tanya Martha mengalihkan pandangan Aditya dari layar ponselnya,
"Kabar nenek semakin baik Bu, ya sudah Aditya keatas dulu ya bu" ucap Aditya seraya melangkah meninggalkan Aisyah dan ibunya, memahami ke cuekan Aditya pada Aisyah, Martha pun membawa menantunya itu masuk,
"Bu ini obat ibu yang ibu pesan tadi" ucap Aisyah seraya memberikan obat yang tadi sudah ia beli,
"Terimakasih nak, kau sudah makan?"
"Emm ... sudah tadi,Bu,dirumah nenek" jawab Aisyah
"Baguslah, mari ibu kenalkan pada Reihan kakak sepupu Aditya" ucap ibu seraya memegang tangan menantunya
"Reihan... ini kenal kan Aisyah "
seketika Reihan terlonjat dari duduknya,
"Aisyah... ini benarkah kamu..." ucap Reihan keheranan
"Mas Reihan ... " ucap Aisya dengan senyuman
"Kalian saling kenal?"ucap Martha yang terlihat kaget dan tidak percaya
"Bibik...dia Aisyah, mahasiswi terbaik saat di kampus, bibik tahu... saat itu dia menjadi junior di kampus, namun kemampuannya mengalahkan para senior bik, Aiss .. gak percaya aku, kalau kau jadi istri Aditya, kau kemana saja selama ini?" Reihan tiba-tiba nyerocos memberi pertanyaan pada Aisyah, bukan mendapatkan jawaban, Aisyah malah tersenyum
"Kenapa diam saja, setelah kejadian itu kau benar-benar keluar dari kampus...?" tanya Reihan lagi
"Eh.. iya mas"
"Kenapa?"
"Saat itu nenek sedang sakit keras terpaksa Aisyah balik kampung, dan memutuskan untuk menjaga nenek di sana" ucap Aisyah dengan wajah yang masih menunduk
"ISS... bibik, pilihan bibik memang sudah tepat, " ucap kagum Reihan
Martha tersenyum namun ada rasa penasaran di fikiran Martha tentang menantunya ini,
"Aisyah naiklah keatas, Aditya pasti telah menunggumu" ucap Martha dengan mengisyaratkan matanya
"Baiklah Bu, bibik, mbak Rashi mas Reihan, Aisyah pamit ke atas dulu, Assalamualaikum" ucapnya seraya beranjak meninggalkan orang-orang itu,
"Waalaikum salam" jawab mereka serentak,
Mata Reihan masih mengekori langkah Aisyah, dan Rashi tau hal itu, dengan kesal Rashi mencubit pinggan suaminya itu,
"genit ah.." ucao Rashi seraya mendaratkan bokongnya ke sofa,
"siapa yang genit sayang.." ucao Reihan seraya duduk di samping Rahsi,
*****
Saat sampai di rumah nya, Aisyah gelisah karena masih di ajak bicara oleh keluarganya, sedangkan ia belum melaksanakan sholat Maghrib, saat ia masuk dalam kamarnya, ia tidak memperdulikan keberadaan suaminya, ia langsung masuk kedalam kamar mandi, dan segera melaksanakan sholat Maghrib, saat ia sholat, tanpa ia sadari ada sepasang mata yang terus menatapnya,
hingga sholat itu berakhir, Aisyah terdiam sejenak hingga saat ia baru menyelesaikan semua ritualnya, tanpa terasa Adzan Isyak sudah berkumandang, Aisyah segera melakukan sholat Isyak, sebelum Aisyah menyesuaikan shilatnay, ada sesorang yang masuk kedalam kamar Aisyah yang ternyata adalah ibu mertuanya, sedang kan Aditya sudah ada di ruang makan,
flash back
"Kemana istrimu?" tanya Martha pada anak ya yang turun hanya seorang diri
"Dia belum selesai sholat Bu, gak enak kan ngajak dia turun untuk makan" ucap Adit yang kini tengah duduk bersama keluarga besarnya,
"Kau sangat beruntung Aditya, memiliki istri Sholehah sepertinya, jangan sia-sia kan wanita seperti itu,nak" ucap Ayah Reihan selaku laki-laki paling tua di antara mereka, sedangkan kakeknya, kini masih di rawat diluar negri,
Ini pertama kali pamannya itu memuji seseorang
"Baiklah, kalian makanlah dulu, biar saya yang mengantarkan makanan untuk Aisyah" ucap Martha yang tidak bisa menyembunyikan betapa ia sangat menyayangi menantu nya itu
"Ibu, tidak perlu, " ucap Aditya yang berhasil membuat tangan Martha berhenti untuk mengambil kan makanan untuk Aisyah
"Kenapa,?"
"Dia akan mengambilnya sendiri nanti" imbuh Aditya,
"Tidak apa-apa Aditya, kalau dia tidak mengambil nya nanti bagaimana, Aditya Aisyah harus sehat, biar bisa segera memberikan ibu cucu, kau dengar" ucap Martha yang berhasil membuat semuanya tertawa, tapi malah membuat wajah Aditya pias.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
abdan syakura
Maaf ,kak Thor ..
judul per bab nya koq sll judul utama ya?
2023-02-06
0
Eliani Elly
tuh Adit,, Reihan aja pangling, ntar jangan nyesel lho
2022-08-04
0
Muhyati Umi
gara2 ada Naura tuh Aditya ga suka ke Aisyah. padahal dalam hatinya juga sebenarnya kagum.
2022-07-27
3