"Mau kemana suamimu itu nak?" Tanya nenek saat aku menyuapi makanan yang aku bawa
"Itu... Mungkin mas Adit kerumah sakit nek"ucapku seraya memilih jawaban yang paling tepat,
"Apa dia tidak pamitan denganmu?"
"Pamitan kok nek, hanya sebentar katanya mas Adit"ucapku lagi, bohong, pasti.
Mana mungkin mas Aditya akan berpamitan dengan ku
Sedangkan orang yang di bicarakan sedang berada di sebuah apartemen yang bisa di bilang mewah,
Khawatir terhadap seseorang yang seharusnya tidak ia khawatirkan
"Kau tenang lah.. aku sudah ada di sini"ucap Adit penuh dengan perhatian
"Aku takut Adit... Dia selalu datang, aku sudah jengah dengannya,"
"Naura... Kau tenanglah... Secepat itukah dia menemukan mu, aku sudah mencarikan tempat ini untukmu agar kau aman darinya"ucap kesal Adit,
"Bagaimana kalau Reno aku suruh jaga di sini?"ucap Adit yang seketika membuat wajah Naura itu pucat pasi.
"Reno..."
"Iya... Dia sahabat terbaikku, mungkin 3 hari lagi dia akan tiba di kota ini, sekalian aku sewakan apartemen sebelahmu agar kau aman Ra"
Terlihat sangat jelas raut tidak suka di wajah Naura, namun dengan segera Naura mengubah mimik wajahnya itu seraya berkata,
"Adit.. aku tidak terlalu mengenal nya, jadi.. aku merasa tidak nyaman, cukup ada kau saja dit, cukup ada kamu aku sudah merasa aman"ucap Naura tepatnya Dokter Naura, yang kini telah bersandar di lengan Aditya
Aditya hanya menghembuskan nafas kasarnya seraya membalas pegangan tangan Naura, seolah-olah Adit memberinya kekuatan
"Kau bisa juga menghubungi Ramdhan, aku bisa saja kan datang terlambat, sedangkan posisi Ramdhan lumayan dekat dari sini" ucap Aditya seraya menepuk punggung Naura,
"Ramdhan sedang menemani nenek, aku tidak enak jika menyuruhnya kemari"alasan Naura,
"Nenek sudah ada yang jaga, lain kali kalau kau merasa terancam lagi, kau hubungi dia juga"ucap lembut Adit
Tak terasa waktu berjalan dengan sangat cepat, saat adzan dhuhur berkumandang, Aisyah dengan segera mengambil wudhuk dan segera sholat, ia sholat di samping tempat nenek nya terbaring,
Ramdhan yang tak sengaja melintasi depan kamar neneknya tersenyum seraya berkata,
*Betapa beruntungnya kau dit, semoga kau tidak menyia-nyiakan wanita seperti Aisyah*
Ucap Ramdhan seraya berlalu dari tempatnya, saat ia ingin masuk kedalam kamarnya, ada suara notifikasi di ponsel nya ia melihat ada pesan sebuah gambar, dengan segera Ramdhan membuka nya, ia pun terkejut saat melihat foto Aditya dan Naura yang berpelukan
*Isss.... Sialan lu dit... *
Umpat Ramdhan
Hubungan antara Aditya, Ramdhan dan Naura adalah sahabat saat masa-masa kuliah, namun satu tahun yang lalu, Naura menikah dengan seorang pria luar negri, entah karena masalah apa, 3 bulan yang lalu, pernikahan mereka sudah kandas, dan kini status Naura sudah menjadi janda,
Semenjak perpisahan dengan suaminya, Naura kerap menghubungi Aditya setiap saat, alasannya karena ia sering di ganggu oleh mantan suaminya, Aditya yang selalu mempercayai sahabatnya berusaha selalu ada untuk Naura, hingga ia tega meninggalkan istri di malam pertama nya, hanya untuk menemani Naura
Jika Aisyah tahu apakah dia akan sakit hati atau terluka meski ia tahu kalau memang dari awal suaminya tidak mencintainya, dan ia juga belum mencintainya,
Tapi namanya perasaan pasti akan terluka karena pasangan nya lebih mementingkan orang lain dari pada dirinya yang statusnya adalah istrinya.
"Hallo dit.... ellu dimana?" tanya Ramdhan pura-pura tidak tahu,
"Kenapa Ram..?"
"Eh itu... nenek nanyain ellu terus, ellu sih kesini, tapi tidak langsung menemui nenek malah keluyuran tidak jelas, sebaiknya ellu cepat kembali deh, kayaknya kakak ipar kewalahan menjawab pertanyaan nenek" ucap Ramdhan mencari alasan agar Aditya segera kembali dan menemani istrinya,
"Ram.. gue titip dia sebentar, ya soalnya aku masih antar kak Rei... " ucap Aditya, ya memang, kini Aditya sedang mengantarkan Reihan kakak sepupunya ke rumah besarnya, awalnya Aditya menjemput nya ke bandara bersama Naura, karena Naura juga menunggu saudara nya yang juga akan tiba hari ini,
Rei sedikit terlambat datangnya, karena penerbangan awal di tunda, hingga akhirnya Reihan mengikuti penerbangan yang selanjutnya,
Ramdhan yang tahu kenyataan merasa heran sendiri
"Oh baiklah... ellu jaga diri baik-baik, dan jangan sampai ibu Ellu tahu kelakuan ellu di belakang istri ellu" ucap Ramdhan
"Maksud ellu apa Ram?"
"Udahlah.. kau pasti tau maksud gue, ya udah ellu hati-hati bawa motornya, jangan sampai kena adzab, karena sudah membohongi istri ellu" ucap Ramdhan dan segera mematikan ponselnya,
*ISS... kenapa aku se emosi ini ya, cih... ellu lagi Ra... ellu kan sudah tahu Adit punya istri, ellu masih ngotot ganggu dia, cih... apanya yang di ganggu, bahkan mantan suami ellu gak tahu keberadaan ellu, awas saja kalau sampai kalian kelewat batas, kasian juga Aisyah, sih.... perjodohan yang menyakitkan kalau gini, terutama untuk mu Aisyah*
Begitulah ucapan Ramdhan seraya menatap Aisya yang sedang mengaji di dekat nenek, suara merdu itu mampu membuat Ramdhan tenang dan tersenyum,
"Iya Tante...." ucap ramdha saat dering ponselnya ia angkat
"Aisyah mana Ram... kasihkan ke dia,Tante mau bicara dengannya" ucap Tante Martha sekaligus mertua Aisyah,
"Dia sedang mengaji di dekat nenek Tante... Ramdhan tidak enak jika mengganggu nya," ucap Ramdhan jujur, tentu Martha di sana tersenyum bahagia, dia tidak salah memilih menantu, pikirnya,
"Baiklah, jangan ganggu dia, tapi kalau sudah selesai, katakan padanya, nanti sepulangnya dari sana, jangan lupa mampir ke apotik untuk membeli obat Tante gitu, Aditya sudah tahu obatnya," ucap Tante
"Kenapa Tante tidak bilang langsung saja ke Adit te..?"
"Dari tadi Tante menelfon nya namun telfonnya selalu sibuk, ya sudahlah, mungkin dia ada di perjalanan menjemput Reihan..., ingat Ramdhan katakan yang tadi Tante katakan kepadamu"
"oke siap Tante .." ucap Ramdhan seraya menaruh ponsel nya lagi saat melihat layar ponselnya sudah kembali denah wallpaper fotonya,
*****
"Emmm Kakak ipar, tadi Tante menelfon dia nitip obat katanya"
"obat apa?"
"Entahlah, Aditya sudah tahu itu kok, nanti kalian tinggal mampir di apotik,"
"oh baiklah terimaksih "
Ucap Aisyah seraya masuk keruangan nenek nya lagi, dan menaruh segelas air putih yang barusan ia bawa, hingga sore hari, Aditya belum datang juga menjemput Aisyah,
"Aisyah... suamimu belum datang nak?" ucap nenek
" Seperti nya belum nek" Ucap Aisyah seraya melihat jam tangan yang melingkar di tangan nya, Saat Aisyah selsai berkata, suara pintu terbuka mengalihkan pandangan kedua wanita yang beda usia itu,
"Hai nek... bagaimana kabar nenek" ucap orang itu yang tak lain lagi adalah Aditya,
"Kau tidak berubah Aditya, kau selalu saja sibuk, ingatlah nak, sekarang kau sudah punya istri, jadi... kau harus bisa berbagi waktu " ucap sang nenek seraya memegang tangan Aisyah
sejenak Aditya memandang ke arah Aisyah, dan bertepatan saat Aisyah melihat kearahnya,
Pandangan mereka pun bertemu dan terkunci untuk sesaat, hingga menciptakan suasana hening di ruangan itu,
"Nenek... tidak apa-apa, Mas Aditya adalah seorang dokter, sudah tugasnya membantu orang sakit, Aisyah baik-baik saja, malah Aisyah kagum dengannya, karena ia sudah berhasil menyembuhkan banyak orang" ucap Aisyah dengan bibir yang tersenyum, sungguh maha karya Tuhan yang sempurna,
Mendengar kebohongan Aisyah untuk dirinya, Aditya merasa meramang akan perasaan nya sendiri, ia menatap lagi wanita yang ia tinggalkan kemaren malam hanya untuk menemui sahabat perempuan nya,
*Satu kali saja berbohong, maka kau akan menciptakan kebohongan yang ke dua kali, dan setelah itu berlanjut dengan kebohongan yang lain*
Sahabat apa yang Aditya maksud, Jika memanga Naura adalah sahabat nya, Kenapa ia merahasiakan nya dari semua orang?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
abdan syakura
aduuhhhhhhhh
hmmmm....
2023-02-06
0
Nurhayatins Aqil
lnjt
2022-11-09
0
Eliani Elly
next
2022-08-04
1