Menjalani biduk rumah tangga, tak semudah yang aku bayangkan, meski aku sudah tahu, kalau suamiku tidak menginginkan aku, tapi nyatanya, aku masih sakit hati dengan setiap ucapannya, aku berusaha biasa saja dengan sikapnya, namun ini hati... hati yang tak bisa aku kontrol sendiri
"Aisyah mana Aditya...?"ucap mertuaku saat melihat aku yang mendekat ke arah meja makan, saat aku ingin menjawab tiba-tiba
"Aku disini Bu..." ucap nya seraya menuruni anak tangga, ku lihat senyuman di bibirnya, membuatku sedikit menarik sudut bibirku juga, ia pun mensejajari langkahku, agar terlihat seperti pasangan serasi
Ku lihat ibu mertuaku tersenyum pada kami, akhirnya Aditya pun duduk di kursi nya, sedangkan aku masih berdiri di samping nya, ibu mertuaku pun memberi isyarat melewati matanya, dan aku faham itu, aku pun mulai menaruh nasi di setiap piring, semuanya aku ambilkan, wah aku mantu idaman kan... semua orang memberi senyumannya padaku, kecuali suami Arogan ku ini
"Sudah cukup nak, papa tidak bisa makan sebanyak ini" ucap papa mertuaku seraya tertawa
"Duduklah..." ucap mama mertuaku
Aku pun duduk di dekat mas Aditya dan mengambil nasi dan lauk yang ada di depan ku saja, semua menikmati masakan pagi ini
"Aditya... "
"iya paman..."
"Rei akan tiba jam 10, kau bisa menjemput nya kan...?"
"Baiklah paman...,sekalian Aditya ke rumah Ramdhan " ucap Aditya seraya mengusap bibirnya dengan tisu
"Kau bawa juga Aisyah, sekalian kau kenalkan pada nenek mu"ucap ibu mertuaku
Nenek... jika itu neneknya mas Aditya kenapa kemaren gak datang
"Aisyah... Nenek nya Ramdhan adalah neneknya Aditya juga, dia ibu dari ibu mertuamu, tapi sekarang dia lagi sakit, jadi kemaren tidak bisa datang kemari sayang" ucap bibik Rosa seakan mengerti dengan kebingunganku
"Baiklah Bu... kalau begitu...kau bersiaplah, aku tunggu di mobil" ucap Aditya seraya menatap ku, mengerti dengan sorot matanya yang seolah menyuruhku untuk cepat-cepat berganti pakaian, akupun segera bangkit dari dudukku, dan menuju kamarku, Karena memang aku notabenenya tidak suka make up, aku pun cepat kebawah
"Ais.. tidak perlu terburu-buru sayang... Aditya akan menunggumu kok" ucap bibik Rosa
"Iya bik...takutnya mas Aditya kelamaan nunggunya"
"Aisyah... bawa ini... kau kasihkan sama nenek, dan pastikan nenek untuk memakan nya" ucap mertuaku seraya memberiku rantang, yang aku yakini ini adalah makanan kesukaan ibunya
"Baiklah Bu, kalau begitu Aisyah berangkat dulu, assalamualaikum" ucapku seraya menyalami ibu mertuaku dan bibik Rosa
"Waalaikum salam" ucap kedua orang tua itu, dengan segera akupun menuju ke mobil mas Aditya, terlihat ia menatap ke arahku, apa ada yang salah dengan penampilanku... ah.. biarlah... pikirku
"Kau mau duduk dimana... kau fikir aku ini sopir mu" ucap mas Aditya saat aku membuka pintu mobil bagian belakang
Eh maksud nya ini bagaiamana, apakah aku di suruh duduk di depan... tidak apa-apa kah...? ihhh dasar kau.. Arogan banget
Begitulah gumaman hati Aisyah, Aisyah pun menekad kan diri untuk duduk di depan, dan segera Aditya menghidupkan mesin mobilnya
"Ya..aku masih ada di jalan, kau tunggu saja, setengah jam lagi aku akan menemui mu, tapi sebelum ini aku masih mau mampir ke rumah Ramdhan, tidak apa-apa kan..?"
Perkataan suamiku yang entah bicara dengan siapa tapi yang kulihat ada sedikit ke khawatiran di wajahnya, apa mungkin dari orang rumah sakit, Aku tidak berani bersuara,apalagi bertanya, bisa-bisa dia marah lagi padaku, aku edarkan pandanganku ke arah jendela mobil, kini ku memasuki area perumahan yang begitu asri, banyak pohon rindang di jalan, tidak seperti di perumahan yang ada di sekitar rumah suamiku tadi
Tak berapa lama kemudian mobil yang aku tumpangi berhenti di depan rumah gak bertingkat tapi begitu luas, mungkin ini rumah nenek fikir ku, Saat aku hendak membuka hendle pintu mobil itu, aku mendengar ucapan mas Aditya meski secara samar-samar
Sesuai lah dengan harapan nenek
Entah apa yang sesuai aku tidak mengerti, masak bodoh begitulah fikir ku
Aditya berjalan mendahului Aisyah, Sedangkan Aisyah setia mengekori kemana langkah suaminya dengan rantang di tangannya
"Dah nyampek lu..."Ucap seseorang yang baru keluar dari kamar nya, mungkin dia yang bernama Ramdhan, yang tadi di ucapkan suamiku,
mas Adit tidak menjawab tapi si Ramdhan sudah memberi pertanyaan lagi
"Issttt... cantik bener istri lu Dit, hai kakak ipar... kenalkan aku Ramdhan sepupu suami mu" ucap nya seraya menjulurkan tangannya, Aku melihat ke arah mas Adit, seolah bertanya, Apakah tidak apa-apa, namun isyarat mataku tak dia pedulikan, aku pun membalas uluran tangannya menghargai sesama manusia
"Aisyah" ucap ku,
"Apa itu untuk nenek, kebetulan sekali, dari tadi nenek sangat susah di suruh makan," ucap Ramdhan
Ya Ramdhan dan Aditya sangat berbeda, Ramdhan terkenal dengan keramahan nya sedikit humoris, sedangkan Aditya sedikit pendiam
"Kalau begitu, dimana Nenek sekarang?" tanyaku yang kulihat mas Adit malah sibuk dengan ponselnya, apakah dia tidak khawatir dengan neneknya, dasar cucu gak ada akhlak, gumamku dalam hati
"Ram... gue tinggal dulu ya, ada sesuatu yang harus gue kerjain, dan Oya, aku bawa motor lu ya" ucap mas Adit pada Ramdhan
"Lalu istri lu?"
"Kalau sudah selesai,aku jemput " ucapnya tanpa melihat ke arah Aisyah
Jika kalian yang menjadi Aisyah, ngennes nggak jadi istrinya... ???? jawab loh ya ..
"Kakak ipar, mari ku antar ke kamar nenek" ucap Ramdhan memecah ke galauan Aisyah, Ramdhan pasti bisa melihat raut wajah Aisyah yang penuh dengan kesedihan
Tanpa menjawab Ramdhan, Aisyah mengikuti ramdhan dari belakang, hingga akhirnya, kini Aisyah berdiri di samping ranjang neneknya Ramdhan atau neneknya suaminya Aditya
"Nenek... coba lihat, siapa yang datang" ucap ramdhan seraya memegang tangan neneknya, terlihat sekali, bahwa Ramdhan sangat menyayangi neneknya itu, mendengar kata Ramdhan neneknya membuka mata sedikit demi sedikit, aku tersenyum melihat kedua mata nenek itu terbuka sempurna, lalu ku lihat senyum nya juga
"Assalamualaikum nek... saya Aisyah" ucapku seraya mencium tangan nenek
"Aisyah cucu menantuku?" ucap nenek dengan tanda tanya
"Iya nek... dia istri nya Aditya" ucap Ramdhan,
"Lalu dimana anak itu sekarang" ucap nenek seraya melihat kearah sekitar
"Adit sedang keluar sebentar nek, ada hal yang harus ia kerjakan, Nenek, coba lihat Aisyah bawa sesuatu untuk nenek" ucap Ramdhan memberi kode kepadaku agar aku duduk di samping nenek
Aisyah membuka rantang seraya tersenyum pada neneknya,
"Pasti mertuamu yang mengirimkannya iya kan..?" ucap nenek
"Iya nek, ini pasti makanan kesukaan nenek kan, mari Ais bantu nenek" ucapku seraya menyandarkan tubuh nenek ke sandaran ranjang
*****
"Apa yang terjadi...?"
"Adit... dia datang lagi tadi... ,aku takut dit, aku tidak mau kembali padanya" ucap sang wanita itu, ya Aditya menemui seseorang yang semalam juga telah membawanya dan meninggalkan istrinya di malam pertama nya, sungguh terlalu kau Aditya, semoga kau mendapatkan karma
Geram aku yang nulisnya,
Mohon dukungannya ya kawan semua, like, komin dan serta vote nya, biar author semangat menulisnya terimaksih semoga kalian suka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
tris tanto
tante ato bibik thor meski sm2 artinya,,aku ato sy thor penulisanny kurng konsisten thor,,
2023-03-18
0
Tati Suwarsih Prabowi
yg nulisnya geram apalagi lg yg baca thor....semangat!
2023-02-23
0
meE😊😊
kau yg nulis kau yg geram sndri kak🤣🤣🤣
2023-01-04
0