Pemuas Nafsu
Mempunyai keluarga yang dulunya broken home hingga akhirnya tidak mempunyai keluarga sama sekali membuatku memiliki banyak lika liku hidup. Manis pahitnya hidup sudah Aku rasakan dan lalui hingga Aku menginjak usia 18 tahun bulan ini.
Rasa pahit yang selama ini Aku rasakan, perlahan bisa Aku lupakan walaupun terkadang masih dihantui rasa takut karena perilaku Mama sama Papa yang tidak pernah akur di rumah saat Mereka masih hidup. Mereka selalu adu mulut, berantam bahkan Mama dan Papa sempat tinggal di hotel masing - masing hingga Aku tinggal berdua dengan Bibi saja di rumah. Bibi yang sering menyaksikan kejadian itu, merasa sangat kasihan sama Aku. Terkadang Dia memelukku untuk menenangkanku saat Mama dan Papa lagi berantam. Mereka berdua sangat sayang sama Aku, tapi itu Dia Aku tidak tahu penyebab Mereka selalu berantam dibalik rasa sayangnya itu.
Mereka adu mulut semenjak Aku berusia 10 tahun dan sudah SD. Aku yang dulunya tidak tahu dan tidak mengerti hanya bisa melihat dan tidak memikirkan akibat dari itu. Aku layaknya seperti Anak pada umumnya yang biasa bermain sama teman - teman seusianya tanpa memikirkan kejadian di rumah.
Mama dan Papa beda Kantor. Papa Seorang dari Direktur dari perusahaan IT sementara Mama Seorang Direktur dari salah satu Bank ternama juga.
Sejak Aku SMA, Broken Home itu semakin jelas dan tidak pernah satu haripun di rumah adem dan nyaman sejak Mereka berdua pulang. Bahkan saat weekend pun, Mereka selalu pergi dengan teman masing - masing dan memberi tahu kepadaku bahwa Mereka keluar ingin mencari suasana hati yang tenang dan ingin merefresingkan otak.
Mulai saat itu Aku merasa kenapa bisa begitu dan apa yang sebenarnya terjadi. Apa yang sipermasalahkan kedua Orangtuaku ini.
Aku tidak punya keluarga dari Mama maupun Papa, Sehingga Aku bingung mau berbagi cerita sama siapa. Disekolah, Iya Aku berteman layaknya seperti Anak lain saja dan Aku tidak pernah bercerita yang namanya tentang Keluarga.
Aku juga sering ngajak teman - temanku main kerumah dan saat Aku minta ijin sama Mama Papa, Mereka welcome. Jadi terkadang, Aku makin bingung apa sih yang dipermasalahkan Mereka ????
Oh Iya .... Di luar Mereka sangat harmonis sekali terlihat saat Mama dan Papa menghadiri acara perusahaan Masing - masing. Mereka romantis dan sweet sekali saat Aku melihat dan menyaksikan itu. Tapi saat pulang semua langsung berubah.
Papa tidak pernah main tangan sama Mama walaupun berantam tiap hari. Bahkan saat Mereka saling memaki juga, Papa tidak pernah memukul Mama. Itu yang Aku salutin sama Papa.
Saat Aku mencoba untuk mengajak Mereka makan ataupun Aku mengajak Papa atau Mama untuk ngopi dan ngomong baik - baik bahwa Aku sebagai Anak peduli dan mengerti perasaan Masing - Masing yang sudah sangat capek kerja. Tapi selalu saja ada alasan bahwa Mereka capek lah, ada kerjaan yang harus diselesaikanlah walapun sudah berada di rumah.
Aku mengerti dan Aku tahu Mereka sangat sibuk dengan jabatan yang Mereka punya. Tapi sampai kapan Aku selalu mwndengar makian dan teriakan dari Mereka berdua di rumah.
Aku mau ngomong tapi tidak pernah di dengar dan selalu pergi. Bahkan pagi - pagi Aku sudah sengaja menyiapkan sarapan pagi bersama Bibi, agar Aku bisa ngomong atau menanyakan ada masalah apa.
Mama sama Papa saling tatap dan melontarkan senyum kepadaku " Gak apa - apa Sayang .... Maafin Papa sama Mama iya .... Mama sama Papa sayang sama Kamu. " mengelus rambutku dan menciumnya lalu pergi.
Aku makin bertanya " Why ????? "
" Oke, Aku punya segalanya. punya uang cukup dan semau Aku mau pake buat apa saja. Tapi bukan itu yang Aku inginkan. Aku gak butuh uang itu. Aku butuh kehangatan dan kedamaian di dalam rumah bersama Papa dan Mama. Aku Seorang Wanita yang akan berkenalan dan menikah suatu saat ini. Bagaimana bisa Mama dan Papa menunjukkan sikap seperti itu di depanku ???? " kata - kata itu selalu Aku ucapkan setiap kali memdengar kata kasar saat Mereka berantam hebat.
Aku selalu menenangkan diriku. Dan berusaha mencari tahu dari Bibi yang sudah bekerja di rumah sejak Aku masih belum ada.
Bibi hanya mengelusku dan berkata " Bibi juga tidak tahu apa yang terjadi, Non... saat Mereka menikah dan Bibi tinggal disini, semua yang terjadi tidak pernah terjadi. Bibi juga penasaran permasalahan apa yang membuat Ibu dan Bapak bersikap seperti ini. Bahkan saat Kamu masih dikandungan, Ibu sama Bapak sangat bahagia menantikan kehadiranmu, Non... yang jelas Mereka sangat menyayangiMu . "
" Aku sudah mulai dewasa, Bi. Setiap hari Aku selalu mendengar kata kata kasar dari Mereka walaupun bukan buat Aku tapi sebagai Anak apalagi Saya anak perempuan, bagaimana perasaan Saya mendengar itu ???? Bibi lihat kan setiap Saya berusaha mengajak Papa sama Mama ngobrol, selalu saja ada alasan dan kesibukan. Sebenarnya ada apa sih ???? " tanyaku sedih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Dwi ratna
syedih bgd
2023-01-22
4
wil wil
mampir aku kak author 😊😊😊🙏🙏
2022-12-17
3
Bagus Effendik
kak aku mulai mampir ya keren novelnya
2022-11-22
4