15

"Ibu Anggia Permata" panggil seorang perawat.

"Iya, saya Sus" jawabku.

Aku dan suami masuk ke dalam ruangan praktek dokter.

"Selamat Pagi Bu Anggia, silahkan duduk" sapa Dokter dengan ramah.

"Pagi Dok" jawabku.

Aku duduk tepat di depan dokter.

"Apa cerita Bu Anggia seminggu ini?" tanya Dokter untuk memancing ceritaku.

"Alhamdulillah seminggu ini penyakit saya tidak kambuh Dok" jawabku senang.

"Syukurlah. Lalu apa masalah dalam minggu ini?" selidiknya.

"Masalah yang berat tidak ada Dok. Belakang ini saya memulai sebuah usaha kecil - kecilan. Sebenarnya baru dalam tahap merintis" jawabku.

"Oh ya, usaha apa itu?" tanya Dokter antusias.

"Saya jualan cake, tart dan minuman" balasku.

"Oh bagus itu. Memang Ibu harus cari kegiatan positif yang dapat mengalihkan perhatian sehingga tidak melulu memikirkan pekerjaan. Selain bisa menambah rezeki, nanti siapa tau bisa menjadi pekerjaan tetap kalau perusahaan Ibu semakin buruk" sambut Dokter memberi semangat.

"Tapi Dok kemarin ada yang pesan Tart dan saya merasa terbebani dengan pesanan itu karena yang pesan orangnya lebih cerewet. Akhirnya tartnya selesainya larut malam jam dua belas. Setelah itu saya masuk kamar dan melihat suami serta anak - anak saya sudah tidur dengan nyenyak sekali. Saya merasa sangat marah. Gak tau marah karena apa, padahal suami saya tidak memaksa saya untuk menerima order itu tapi kok saya bisa begitu ya, seperti ada bisikan setan" ungkapku jujur.

Dokter tersenyum menatapku.

"Saya bisa membantu Ibu dengan obat - obatan, Ibu harus bantu diri sendiri. Saya tau dalam agama Islam ada yang namanya dzikir. Perbanyak dzikir Bu agar Ibu lebih tenang" pesan Dokter.

"Iya Dok saya sudah memulainya. Obat tidur yang dokter beri pada saya awalnya saya minum sesuai resep. Tapi saat pagi hari saya gak bisa konsentrasi kerja. Mata saya sangat sulit sekali terbuka dan saya tidak fokus. Yang malam saya minum obatnya beberapa kali. Tapi saya mendapat sebuah metode untuk bisa tidur tanpa meminum obat. Saya mendengarkan suara orang mengaji dari youtub*" jelasku karena Dokter nya bukanlah seorang muslim.

Dokter itu mendengarkanku dengan sangat tenang sehingga aku merasa sangat nyaman bercerita.

"Apa itu tidak masalah Dok? Apa saya harus terus meminum obat?" tanyaku.

"Tidak.. kalau Ibu bisa tidur tanpa obat itu lebih baik. Toh akhirnya juga obat ini tidak akan diminum kalau Ibu sudah sembuh. Tapi lain kali saran saya agar tidak terjadi hal seperti yang Ibu alami tadi. Coba setiap Ibu melakukan aktivitas seperti yang Ibu sebutkan tadi rileks dan dinikmati. Misalnya Ibu suka mendengarkan musik, kerjakan sambil mendengarkan musik. Carilah kegiatan yang memang Ibu sukai dan jangan terbebani " pesan Dokter.

"Baik Dok akan saya ingat" sambutku cepat.

Setiap kali jadwal berobat ke dokter aku sangat senang. Setelah keluar dari ruang praktek dokter hatiku rasanya plong sekali.

Rasanya semua beban dihati dan pikiranku sudah memudar den memuai entah kemana. Aku jadi ceria dan bersemangat dan ingin segera bertemu dengan dokter itu lagi.

Seperti menanti - nanti janji kencan dan bertemu dengan pujaan hati. Seperti itulah yang aku rasakan saat ini. Suamiku tersenyum menatapku.

"Kenapa Yah?" tanyaku pada suami saat kami sedang antrian mengambil resep dokter.

"Bunda terlihat berbeda sekarang. Bunda sudah kembali seperti pertama Ayah bertemu dan jatuh cinta. Bunda adalah wanita yang periang, pekerja keras dan selalu semangat. Bunda juga pintar dan mempunyai semangat juang tinggi. Kini Ayah kembali melihat itu muncul di wajah Bunda dan Ayah sangat menyukainya " puji suamiku.

Wajahku pasti saat ini memerah karena malu pada pujian suamiku. Sembilan tahun menikah terkadang dengan aktivitas pekerjaan dan rumah yang monoton membuat kami lupa untuk menyisihkan waktu berdua seperti ini.

Setelah mempunyai anak kami sangar jarang sekali pergi berdua dan berbincang - bincang seperti ini.

"Besok kita nonton yuk" ajak suamiku.

"Ngapain? Anak - anak gimana?" tanyaku.

"Kok ngapain? Mau ngajak Bunda pacaran donk, nonton dan makan berdua seperti awal - awal kita menikah. Maaf ya Bun mungkin Ayah yang kurang peka dan perhatian pada Bunda sehingga Bunda jadi sakit seperti ini. Anak - anak titip sama Mamak dan Ayah saja di rumah kita. Sekali - sekali pulang lebih lama kan tak mengapa. Atau bila perlu kita minta saja Ayah dan Mamak tidur di rumah" ucap Suamiku.

Aku terdiam sesaat mendengar tawaran dari suamiku.

Memang sudah lama banget gak nonton di bioskop lagi berdua. Atau makan diluar hanya berdua saja. Biasa bareng anak - anak. Karena aku tidak pernah mau diajak suamiku selama ini karena rasa bersalah meninggalkan anak - anak di rumah sedangkan aku dan suami enak - enakan diluar.

Tapi dengan keadaanku saat ini aku rasa tidak apa sekali - sekali melakukan hal yang berbeda. Kalau kata orang agar aku tetap waras menghadapi hidup ini.

"Ya sudah, tapi Ayah ya yang bilang sama Mamak. Bunda segan bilangnya. Rasanya kita udah terlalu banyak membebani orang tua untuk menjaga anak - anak kita di rumah. Kita malah asik pacaran diluar" ucapku.

"Sekali - sekali Bun, itu penting juga untuk kita berdua" sambut suamiku.

"Iya deh Bunda mau" balasku.

*****

Beberapa hari berikutnya aku kembali mendapatkan tawaran kue tart dari teman kantor. Anaknya ulang tahun dan menginginkan Tart full coklat mengingat anaknya memang sangat suka dengan coklat.

Aku mulai memasak dan menghias Tart. Aku kembali teringat pesan Dokter kemarin. Lakukan dengan rileks dan tidak terbebani.

Aku buka Youtub* mencari lagu - lagu kesukaanku. Tapi tiba - tiba seperti ada bisikan dalam hatiku. Lebih baik aku dengerin murottal. Selain membuat hatiku tenang aku juga dapat pahala. Pikirku.

Kali ini aku memutar murottal yang dibawakan oleh Muzammil. Biar gak bosan aja setiap hari dengerin Ustadz Hanan Attaki.

"Bismillah... " ucapku memulai.

Aku mulai membuat buttercrem sampai kembang dan lembut kemudian memasukkannya ke dalam plastik segitiga.

Setelah itu aku oleskan sampai menutupi semua permukaan brownies untuk basic cakenya.

Eh bisa.... Terriakku dalam hati.

Hanya dengan sekali putaran saja cakenya mulus. Hatiku sangat lega dan senang sekali.

"Alhamdulillah.. " ucapku.

Rupanya apa yang aku lakukan tadi diperhatikan oleh suamiku dari kejauhan.

"Bun.. kok cepat?" tanya suamiku tak percaya.

"Iya yah Bunda juga gak tau kenapa bisa secepat ini jadinya" jawabku senang.

"Bunda pasti rileks mengerjakannya. Coba sekalian pelajari trik - triknya. Agar nanti kalau buat Tart lagi bisa selesai dengan cepat. Jadi Bunda kan gak capek dan marah - marah lagi" sambut suamiku.

"Iya yah, sebenarnya mungkin karena jam terbang. Akhir - akhir ini Bunda kan lebih sering buat Tart, mungkin mulai terbiasa. Kan katanya ala bisa karena terbiasa. Hapal kaji karena di ulang yah" ujarku.

"Iya.. benar sekali" balas suamiku.

Aku dan suami tertawa bersama.. Terimakasih ya Allah hari ini aku bahagia.

.

.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Sry Rahayu

Sry Rahayu

kk.. cerita nya bagus banget... jadinya banyak ilmu yg kita dapat...mkasih...

2022-07-14

1

Yuli maelany

Yuli maelany

Alhamdulillah, setiap orang mengatasi masalahnya dengan cara mereka sendiri.....

aku aja kalo lagi beres beres rumah suka sambil full music 🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭

2022-06-09

1

Rusi Herowati

Rusi Herowati

Alhamdulillah, berarti mbk anggi sudah dikit merasa nyaman dengan keadaannya ❤

2022-06-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!