Hari ini aku bertemu dengan seorang nasabah yang baik. Kami sudah lama saling kenal dan hubungan kami masih tetap baik walau ada permasalahan dengan perusahaan.
Aku bercerita kalau aku mengalami penyakit seperti yang aku alami beberapa waktu yang lalu. Wanita setengah baya itu memberiku nasehat.
"Nak Anggi kalau detak jantungnya kencang, langsung letakkan tangannya di dada kemudian tarik nafas dan berdzikir" pesannya.
"Oh begitu ya Bu?" tanyaku.
"Iya, pejamkan mata dan teruslah berdzikir rasakan detakan jantung kamu perlahan - lahan sampai terasa normal. Jangan diikutkan rasa takutnya nanti kamu semakin cemas dan detak jantung kamu akan semakin kencang" nasehatnya.
"Baik bu saya akan mencobanya. Terimakasih ya Bu atas saran dan informasinya" jawabku.
"Iya Nak Anggi. Saat terjadi hal seperti itu pasrahkan semua pada Allah. Kalau memang sudah sampai umur kita tidak akan ada seorang pun yang bisa mencegahnya. Jangan takut, semua orang pasti akan merasakannya. Yang penting persiapkanlah diri kamu dan teruslah mengucap syahadat. Agar jalan kamu lancar" pesannya lagi.
"Iya Bu, InsyaAllah akan saya ingat dan amalkan" jawabku.
Sore harinya suamiku tak bisa menjemputku sepulang kerja karena dia masih berada jauh dari kantorku. Akhirnya aku memutuskan pulang naik angkot.
Saat di dalam perjalanan tiba - tiba tanpa sebab aku merasa perutku mulai mulas. Keringat dingin mulai keluar dari dahiku, diatas bibir dan tanganku. Detak jantungku terasa semakin kencang berdetak bahkan rasanya aku seperti bisa mendengarkan detak jantungku itu. Aku mulai merasa sesak dan lututku mulai bergetar dan lemas. Aku pun mulai panik.
Ya Allah.. bagaimana ini? tanyaku dalam hati.
Pikiranku kembali terbang ke alam kematian. Apakah aku akan mati di sini di dalam angkutan kota. Aku membayangkan wajah dan namaku mungkin akan muncul di surat kabar besok. Yang akan menceritakan seorang wanita telah meninggal dunia di dalam angkot karena serangan jantung.
Keringatku semakin banyak mengalir. hingga aku bisa merasakan keringat mengalir di punggungku. Aku segera menyeka keringat di atas bibirku.
Kalau aku turun disini, aku akan sempat naik becak motor pergi ke Rumah Sakit terdekat. Aku pasti bisa tertolong dan tidak akan mati.
Tiba - tiba aku teringat perkataan nasabah yang aku temui tadi pagi. Tidak akan ada yang bisa mencegah kematian. Berbagai pemikiran berperang di dalam kepalaku.
Aku menarik nafas panjang dan pasrah. Sekuat apapun aku berlari jika malaikat pencabut nyawa sudah datang dan ingin mencabut nyawaku. Aku tidak akan bisa sembunyi ataupun lari darinya.
Aku pasti mati dan kalau aku mati aku pasti tidak akan bisa membaca surat kabar besok. Aku tidak akan memikirkan dunia ini. Jadi mengapa aku harus memikirkan semua itu.
Yang penting saat ini jika aku mati diakhir hidupku aku harus mengucapkan syahadat. Aku meletakkan tanganku di dada kiri dan memejamkan mataku.
Ya Allah jika masih KAU beri aku kesempatan dan waktu, maka sembuhkanlah sakit ini. Hilangkan rasa sakit ini dariku. Tapi jika memang inilah akhir hidupku, tuntun jalanku Ya Allah menuju kepadaMU. Doaku dalam hati.
Aku terus berdzikir dan mengucap syahadat. Hingga akhirnya aku bisa merasakan detak jantungku mulai normal dan keringatku sudah berhenti.
Tenagaku perlahan pulih. Lututku sudah tidak bergetar lagi dan aku bisa bernafas dengan normal.
Ya Allah terimakasih, KAU masih memberi kesempatan padaku untuk hidup. Tuntunlah agar aku hidup lebih baik lagi kedepannya ya Allah.
Aku sampai di depan jalan komplek rumah kontrakanku. Dari jalan besar masuk ke dalam kira - kira ada lima ratus meter.
Cuacanya sangat bagus saat ini. Tidak panas dan ada angin sepoi - sepoi. Aku menguatkan tekadku berjalan sampai ke rumah. Dengan santai aku langkahkan kakiku, berjalan pelan - pelan sambil merentangkan tanganku. Menarik nafas dalam - dalam dan menghirupnya setelah itu aku keluarkan kembali.
Itu aku lakukan berulang - ulang sambil di dalam hatiku terus berdzikir. Air mataku mengalir perlahan tanpa aku sadari.
Ya Allah apa yang sedang aku alami saat ini. Apakah ini adalah teguran dariMU atau cobaan untukku, atau mungkin hukuman atau bisa jadi ujian. Beri aku kekuatan ya Allah dan berikan jalan kesembuhan. Aku ingin sembuh, aku masih ingin membesarkan anak - anakku dengan cara mendekatkan mereka kepadaMU. Tolong bantu aku ya Allah. Aku kembali berdoa.
Tanpa terasa aku sampai ke rumahku dengan selamat dan sangat sehat. Nafasku plong, tidak ada sisa - sisa sesak yang aku rasakan saat di dalam angkutan umum.
Sejak saat itu pesan nasabah itu aku praktekkan dalam keseharianku. Selain menjalani apapun yang orang katakan bisa menyembuhkan penyakit asam lambung. Salah satunya dengan cara meminum jamu kunyit, makan labu kuning bahkan makan tepung kanji yang kental, semua aku lakukan demi untuk sembuh.
Untuk beberapa saat semua cara itu membuat penyakitku tidak kambuh. Tapi suatu hari aku kedatangan sahabatku dari luar kota. Dia adalah teman satu kosku dulu saat SMU sampai kami kuliah. Dan kami berpisah karena dia menikah ditahun terkahir kami kuliah. Tujuh tahun kami tinggal bersama berbagi kamar kos berdua.
Kami sudah lama tidak bertemu, sudah lebih lima tahun kami tidak bertemu. Rencananya dia akan datang bersama suami dan anaknya. Ketepatan suaminya sedang ada dinas di kotaku.
Dua hari aku menyiapkan makanan untuk menyambut kedatangannya. Oh iya dulu selama aku sekolah aku terkenal sangat tomboy. Aku tidak pernah ikutan memasak dengan teman - teman satu kos ku. Karena aku tidak pandai memasak.
Selama menikah aku juga selalu memberikan uang bulanan kepada mertuaku dan memberikan uang belanja kepadanya. Sehingga selama menikah aku jarang sekali memasak di dapur.
Kalaupun aku memasak aku hanya bisa memasak sop, rebusan, gorengan dan tumisan. Masakan - masakan yang simple dan gampang dibuat.
Tapi beberapa bulan belakangan ini entah mengapa untuk mengalihkan pikiranku dengan masalah kantor aku mulai belajar memasak. Membuat es krim, bakso dan cake dan kue - kuean.
Sehingga saat sahabatku datang dia banyak meminta dibuatkan makanan yang selama ini sering aku posting di media sosial. Aku membuat es krim mangga, brownies coklat, sop bakso dan ayam lada hitam.
Mungkin karena terlalu semangat sampai aku telat makan.
Setelah kepulangan sahabatku itu aku mulai merasakan sakit di ulu hati. Aku segera meminum obat lambung. Rasa nyeri tidak juga kunjung reda.
Aku masukkan air panas ke dalam botol lalu aku balut dengan handuk kecil aku letakkan di dada dan perutku. Sesaat cara ini bisa membantu tapi tiba - tiba tubuhku bergetar dan sangat lemas.
"Yaaah... Yaaah... " panggilku dari kamar.
"Ya Bun" sahut suamiku yang masih berberes di luar.
"Tolong cepat kemari yah" teriakku lebih kencang.
Suamiku langsung datang menghampiriku. Dia melihat wajahku sudah sangat pucat dan bajuku basah karena keringat.
"Ada apa Bun?" tanya Suamiku.
"Yah dia datang yah.. rasa itu datang lagi. Bunda mulai sesak" jawabku.
Nafasku mulai tersenggal, jantungku berdetak sangat kencang.
"Tolong bawa aku ke Rumah Sakit yah.. tolooooong" pintaku dengan lemah.
.
.
BERSAMBUNG
Hai readers.. di novel ini mungkin kisah percintaannya tidak begitu dalam. Karena tokoh utamanya sudah menikah. Aku hanya ingin bercerita tentang kisah hidup dan tentang permasalahan sehari - hari yang mungkin banyak dialami orang diluar sana.
Semoga novel ini banyak memberikan manfaat untuk kita semua. Terlebih mengajarkan berbagai cara untuk berjuang dan bertahan hidup.
Semoga kalian suka dan terus membaca kisah ini sampai akhir. Terimakasih 🙏💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Masfaah Emah
aku suka karena ini ada pengalaman nya dgn penyakit ku , jdi aku ingin tau kelanjutannya,,,?
2023-05-28
1
Erni Setiyorini
BLM B's menduga kearah mana ceritanya, starnya mamak2 yg sakit inikah kak?
2023-03-10
1
sry rahayu
makasih cerita nya kk... bagus banget
2022-07-04
1