4

Akhirnya aku pulang dari Rumah Sakit bersama adikku.

"Kakak sedang ada pikiran? Katanya asam lambung itu bisa kumat karena dipacu dengan pikiran?" tanya adikku saat kami di dalam mobil.

"Perusahaan sedang terganggu. Banyak nasabah yang komplain dan marah - marah. Terkadang mereka juga sering telepon dan kirim pesan tak kenal waktu. Mau tidak mau jadi pikiran di rumah" jawabku.

"Ngapain di ladenin Kak. Kalau sudah lewat jam kantor gak usah diladenin" ujar adikku.

"Kadang kasihan lihat mereka. Kalau yang marah - marah sih kesel lihatnya tapi kalau yang menangis karena berharap uangnya itu yang menjadi beban. Rasanya kasihan dan merasa bersalah dengan keadaan saat ini" ungkapku.

"Kakak kan cuma karyawan administrasi di situ. Yang bermasalah kan perusahaannya pasti ada penanggung jawabnya" komentar adikku.

"Iya bagi nasabah yang mengerti tapi kalau nasabah menengah ke bawah mereka tidak mau mengerti. Mereka taunya kakak sebagai perwakilan perusahaan yang harus bertanggung jawab" jawabku.

"Kalau sudah tidak sanggup mengatasinya Kak minta saja sama atasan kakak untuk membantu. Tidak mungkin semuanya Kakak yang hadapi" sambut adik iparku Dara.

"Iya, tadi juga seperti itu. Dada kakak sudah nyeri banget makanya Kakak serahkan pada atasan. Tapi itu memang sudah menjadi resiko jabatan Kakak. Kakak harus mengerjakan tugas sampai tuntas memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah sampai mereka merasa puas" belaku.

"Kakak bukan alat pemuas. Kakak hanya bertugas menyampaikan. Ceritakan saja apa yang terjadi dengan perusahaan saat ini" ujar Rahmat.

Aku hanya diam, rasanya tak sanggup memikirkan semuanya. Aku bersandar di kursi penumpang di belakang. Aku mencoba memejamkan mataku.

Terbayang wajah anak - anakku. Haruskah aku mundur dari pekerjaan ini? Tapi kalau aku berhenti bekerja apa gaji suami saja cukup? Sementara pengeluaran banyak apalagi sebentar lagi si adek mau sekolah? Tanyaku dalam hati.

Tak lama kemudian kami sampai di rumahku. Begitu melihat mobil adikku sampai di depan rumah. Anak - anak langsung berlari mengejar ke depan rumah.

"Lho Bunda pulang sama Om?" tanya Si Kakak.

"Iya sayang" jawabku.

Kedua anakku kemudian mencium tangan adik dan adik iparku. Itu yang selalu kuajarkan pada mereka setiap bertemu dengan orang yang lebih tua.

"Nenek sudah pulang?" tanyaku.

"Belum, kan menunggu Bunda pulang" jawab Shifa.

"Kak kami langsung pulang ya.. gak singgah lagi" pamit adik iparku.

"Iya, makasih ya sudah antarin Kakak pulang" jawabku.

"Iya Kak, semoga cepat sembuh ya Kak" ucap adikku.

"Iya, hati - hati ya di jalan" balasku.

Rahmat dan Dara masuk ke dalam mobil dan setelah itu mereka pulang ke rumah mereka. Aku dan anak - anak masuk ke dalam rumah.

"Kok cepat pulangnya Gi?" tanya mertuaku.

"Iya Mak, tadi permisi dari kantor. Asam lambung Anggi kumat dan dibawa teman ke Rumah Sakit" jawabku.

"Lho kumat lagi asam lambung kamu? Kata orang labu kuning bagus lho Gi untuk sakit asam lambung" ucap mertuaku.

"Diapain Mak?" tanyaku.

"Besok Mamak buatkan ya. Karena kamu udah pulang, Mamak pulang ke rumah juga ya" ujar mertuaku.

Sejak anak pertamaku lahir, orang tuaku meminta pada mertuaku untuk menjaga anakku. Karena orang tuaku tinggal di luar kota tepatnya di kampung kelahiranku.

Ketepatan mertua perempuanku memang tidak ada kegiatan apapun di rumah sehingga dia mau datang kerumahku untuk menjaga anak - anakku. Nanti setelah aku pulang kerja baru mereka pulang ke rumah.

Karena itu kami selalu mencari rumah kontrakan yang jaraknya tak jauh dari rumah mertuaku. Mengapa mertuaku yang datang ke rumah. Karena menurutnya itu lebih simpel. Selain anak - anakku tidak terkena angin dibawa dengan motor. Ditambah lagi pasti akan ribet membawa banyak barang - barang kelengkapan anak - anak.

Kalau mertua yang datang mereka hanya membawa pakaian ganti untuk mandi sore saja. Beruntung aku mendapatkan mertua yang baik dan mau mengerti dengan keadaan rumah tangga kami.

"Fadil masih lama pulangnya?" tanya mertuaku.

"Nggak Yah, kata Mas Fadil setelah siap kerjaannya dia langsung pulang kok. Tadi kami berpisah di Rumah Sakit. Aku pulang sama Rahmat, Mas Fadil kembali ke kantornya" jawabku.

"Kalian gak apa - apa kalau kami tinggal? Kamu udah baikan Gi?" tanya mertuaku lagi.

"Gak apa - apa Yah, aku sudah kuat kok. Lagian anak - anak kan sudah besar gak perlu dijaga lagi, hanya dilihatin aja" jawabku.

"Baiklah kalau begitu kami pulang ya Gi" pamit mertuaku.

"Iya Mak, hati - hati ya" balasku.

Setelah mertuaku pulang aku langsung mandi dan berganti baju. Aku lihat di dapur mertuaku masak sop ayam hari ini.

"Kita makan sekarang aja yuk Nak? Biar nanti tinggal shalat maghrib. Bunda mau istirahat" Aku ajak anak - anak.

"Yuk Bun" jawab Shifa dan Rayyan.

Shifa makan sendiri dan Rayyan masih aku suapi. Karena Rayyan akan lebih banyak makan kalau disuapin. Kalau dia makan sendiri lebih banyak main - main dan banyak makanan terbuang. Setelah makan aku langsung meminum obat yang diresepkan dokter.

Suamiku sampai di rumah sebelum adzan maghrib. Dia melihat kami baru saja selesai makan.

"Assalamu'alaikum... " ucapnya saat memasuki rumah.

"Aaayaaaaah" teriak anak - anakku menyambut kedatangan suamiku.

Mereka mencium tangan suamiku dan memeluknya.

"Lho kalian sudah makan gak nunggu ayah?" tanya suamiku.

"Maaf ya Yah tadi Bunda yang ajak mereka makan duluan. Bunda mau makan nasi, kan mau minum obat" jawabku.

"Ya sudah gak apa - apa" jawab suamiku.

Suamiku membuka jaketnya dan berjalan ke kamar. Aku mengikutinya dari belakang dan menyiapkan semua pakaiannya.

Setelah itu suami langsung masuk kamar mandi dan mandi. Sebentar lagi adzan maghrib, suamiku selalu shalat maghrib di Mesjid.

Malam harinya aku kembali tidak kesulitan tidur. Suami yang lagi asik menonton TV melirik ke arahku yang tampak gusar.

"Kenapa Bun?" tanya suamiku.

"Ngantuk Yah tapi aku gak bisa tidur" jawabku.

"Ngantuk tapi gak bisa tidur, gimana sih?" tanya suamiku bingung.

"Mataku rasanya berat sekali tapi kalau aku tutup mata rasanya aku masih bisa mendengar semuanya. Pikiranku entah terbang melayang kemana - mana. Aku masih sadar" ungkapku.

"Coba cari kegiatan yang bisa membuat kamu ngantuk" ujar suamiku memberi ide.

"Apa?" tanyaku.

"Shalat? Coba Bunda ambil wudhu terus shalat, siapa tau setelah itu pikirannya tenang" jawab suamiku.

"Shalat apa Yah? Aku sudah shalat isya tadi?" tanyaku.

"Shalat apa saja, shalat hajat meminta kesembuhan kepada Allah" jawab suamiku.

Aku mengikuti pesan suamiku. Aku turun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi untuk. mengambil wudhu. Setelah itu aku kembali ke kamar dan shalat dua rakaat.

Tapi rasanya hatiku masih belum tenang, aku shalat dua rakaat lagi. Setelah shalat baru aku berdoa dan memohon ampunan kepada Allah. Meminta NYA untuk memberikan kesembuhan kepadaku.

Baru setelah itu aku coba berbaring dan alhamdulillah akhirnya aku bisa tertidur.

.

.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Yelva Nora

Yelva Nora

sebaiknya berhenti kerja krn masalah di kntr psti bikin asam lambung kumat. masalah biaya anak2 Allah sdh atur semua. gpp hidup pas pasan asal.kita sehat. dan waktu full tuk anak.dan suami. aku jg mutusin brhenti kerja sejak anak prtama lahir. wlu hidup dgn 1 amplop tp.kita bahagia. bs kumpul2 dgn klga. liat prkembangan anak kita. ingat uang mmg bisa beli kesenangan tp blm tentu bs beli kebahagiaan apalagi kesehatan. bisa2 uang habis hanya tuk berobat. ingat ya gi.. kamu hrs berhenti kerja agar tdk stress dan sembuh dr sakitmu. ingat anak2 masih kecil kasian...

2023-01-24

1

dewi putriyanti

dewi putriyanti

aku pun dulu sprti itu, ngantuk tp ga bisa tidur. menjelang subuh baru bener2 bisa pulas. itu berlangsung sampai hampir 1 bulan.

luar biasa nikmat terkena asam lambung

2022-10-05

1

Yuli maelany

Yuli maelany

kalo emang udah gak kuat buat kerja karena tekanan tugas pekerjaan, lebih baik keluar aja, yakinlah rejeki akan Allah cukupkan sesuai kebutuhan kita....

seperti kemarin,tak biasanya d pabrik tempat suamiku kerja ada lembur 2x berturut-turut saat tanggal merah,dan setelah mendekati gajian suamiku ngomong kalo motor nya mesti turun mesin dan ganti ban,dan akhirnya aku berfikir sebelum kita merencanakan sesuatu Allah lebih tau apa yang lebih baik buat kita...,

kebetulan suamiku gajian tiap hari Jum'at seminggu sekali.....

2022-06-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!