"Tuan Adrian Adipratama berasal dari keluarga yang memegang budaya patriarki yang cukup kuat (Noted: patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial, dan penguasaan properti ).
Sebagai anak laki-laki pertama, ia sudah dididik dengan keras untuk menjadi ahli waris perusahaan keluarganya. Adik laki-lakinya dididik untuk menjadi pendukungnya dalam meneguhkan posisinya di perusahaan tersebut. Kemampuan Bahasa, Manajemen Bisnis, Ilmu Kepemimpinan, dan Public Relations menjadi menu utama yang harus dikuasai para lelaki dari keluarga besar Adipratama.
Sedangkan saudara perempuannya, dididik dengan cara yang berbeda. Keterampilan sosial dan pengembangan diri sangat diperlukan untuk menaikkan "nilai jual" yang akan digunakan dalam pernikahan politik demi keuntungan perusahaan keluarga.
Pendidikan seperti itu lah yang dibawa Tuan Adrian Adipratama sampai akhirnya ia dewasa, menjadi pewaris yang sah keluarga besar Adipratama, hingga membangun keluarganya sendiri.
Seperti yang biasa terjadi pada orang-orang dari kalangan atas, pernikahan Tuan Besar Adrian Adipratama pun tak luput dari pernikahan politik. Dari pernikahan tersebut, lahir lah Tuan Muda Dion sebagai anak pertama. Tentu hal ini membuat Tuan Besar sangat bahagia, karena memang kelahiran anak laki-laki lah yang ditunggunya. Dan seperti lingkaran setan tak berujung, Tuan Muda Dion pun dididik sebagai successor - nya.
Enam tahun kemudian, Nona Celine lahir. Kelahirannya merenggut nyawa Sang Ibunda. Hal ini membuat Tuan Besar kecewa, karena ia jadi kehilangan istri yang mengurus keperluannya dan menjadi pendukung terbesarnya di pergaulan kelas atas.
Karena itu lah sikap Tuan Besar terhadap Nona Celine sangat berbeda dengan sikap Tuan Besar kepada Tuan Muda Dion. Tuan Besar sering tidak menghiraukan kehadiran Nona Celine, bahkan kerap kali berkata kasar padanya.
Perbedaan perlakuan ini semakin mencolok seiring dengan sifat pemalu Nona Celine yang terlihat sangat kontras dengan sifat ceria Tuan Muda. Apalagi ketika sifat pemalu Nona Celine bertambah parah sampai membuat Nona enggan bersekolah. Hal ini membuat Tuan Besar makin kecewa, karena merasa hal tersebut mengurangi "nilai jual" anak perempuannya.
Keadaan semakin parah ketika Tuan Muda menyatakan keinginannya untuk menjadi pelukis dan menolak meneruskan perusahaan keluarga. Suasana rumah menjadi sangat tidak menyenangkan karena selalu dipenuhi dengan teriakan, amarah, dan kata-kata kasar. Sampai akhirnya Tuan Muda melarikan diri dari rumah.
Tuan Besar sangat murka karena merasa dikhianati oleh anak kesayangan dan tumpuan harapannya. Dan rasa itu mungkin terus dipeliharanya, meskipun Tuan Muda sudah meninggal.
Yang jadi masalah adalah keadaan Nona Celine sepeninggal Tuan Muda. Melihat keadaan Nona Celine yang seperti ini, Tuan Besar merasa kehilangan semua harapannya terhadap anak-anaknya.
Nona Celine dianggap sudah tidak memiliki "nilai jual" sama sekali, karena siapa juga yang mau menikahi Nona jika keadaan Nona seperti ini. Apalagi jika keadaan Nona ini diketahui di pergaulan kalangan atas, Nona akan dianggap mencoreng nama besar keluarga Adipratama. Jadi, sampai hari ini pun Tuan Besar masih menutupinya dengan dalih sifat pemalu Nona yang memang sudah banyak diketahui orang.
Begitulah cerita tentang Nona Celine, Nak James. Sebenarnya Mbok tidak enak untuk menceritakan ini, karena kesannya membuka aib keluarga yang Mbok layani. Tapi Nak James toh sudah liat sendiri semuanya. Mbok harap, Nak James bisa membantu menjaga rahasia ini dan menggunakan informasi ini dengan bijak untuk kebaikan Nona." Demikian lah Mbok Yani mengakhiri ceritanya.
Setelah terdiam beberapa saat, James bertanya, "Apakah Celine sudah pernah diperiksakan ke dokter?" Hal ini ditanyakan James karena menurut artikel yang dibacanya, jika gejala katatonia sudah muncul, penanganan sudah harus dilakukan oleh seorang dokter.
"Sudah, Nak. Sudah ada dokter keluarga yang menangani. Sudah juga diberikan obat-obatan seperti antidepresan, tapi tidak ada hasilnya.
Dokter sudah menyarankan agar Nona dirujuk ke Dokter Spesialis Jiwa untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik. Tapi Tuan Besar menolak dengan alasan hal tersebut bisa menjadi aib jika diketahui orang. Nak James tau sendiri lah stigma yang masih beredar di masyarakat, bahwa Dokter Spesialis Jiwa hanya menangani orang gila, " jelas Mbok Yani.
Sampai di sini James sudah mulai mengerti situasi dan akar masalahnya. Banyak yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan untuk menentukan langkah selanjutnya.
Ia juga harus hati-hati, karena jika salah langkah, keluarganya yang jadi taruhannya. Ia ingat betul ancaman yang keluar dari bibir Tuan Besar Adipratama. Dan ia yakin, dengan kemampuan dan kekuasaan Sang Tuan Besar, perkataan itu bukan lah omong kosong.
"Baiklah, terima kasih atas kepercayaan dan infonya, Mbok. Doakan saya ya, Mbok ... agar saya diberikan hikmat untuk bisa melakukan yang terbaik bagi Celine, " kata James mengakhiri pembicaraan mereka.
"Pasti, Nak .... Pasti Mbok doakan. Sekali lagi, terima kasih untuk Nak James dan keluarga yah." Dan tidak lama kemudian, telepon ditutup.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
Surabaya Honda
the writing and words in the story are like real 😊
2023-11-01
0
buna Risma
gak percaya sih ini karya pertama...karna tulisan nya rapi,typo pun tak ada,ceritanya jg masuk akal
2023-10-27
0
Rostina Lamba
ini authornya sdh profesional.. tata bahasa tepat, typo tidak ada dan Koda katanya jg bagus.. kayaknya sering tulis karya ilmiah 😘😘👏👏
2023-09-29
1