Senyum dan Suara yang Kutunggu

Setengah kehidupan mahasiswa sudah dijalani Dion dan James bersama. Setiap liburan akhir semester, keduanya kembali ke kota asalnya masing-masing. Mereka akan bertemu lagi di awal semester baru.

Seperti biasanya di awal semester, kegiatan mahasiswa belum padat. Siang ini, James sudah bisa berleha-leha kembali ke asrama.

Sebenarnya teman-teman kampusnya mengajaknya untuk ber-hedon ria setelah jam kuliah usai. Tapi James menolaknya. Ia masih harus berhemat untuk satu bulan ke depan. Maklumlah, ia berasal dari keluarga menengah, bukan seperti kebanyakan temannya yang berasal dari keluarga sultan.

Di dalam kamar, James sedang memanjakan diri dengan bermain game di gadget. Sampai dirinya dikejutkan dengan pulangnya Dion di jam yang bukan biasanya.

Belum sempat James menanyakan alasan temannya pulang lebih awal kali ini, Dion sudah mendahuluinya dengan pertanyaan, "Hai, bro .... Sedang sibuk?"

"Nope. Cuma main game."

"Ada kegiatan atau rencana tertentu sepanjang sore sampai malam hari ini?" lanjut Dion.

"Nope. Memangnya kenapa?" James balik bertanya.

"Mau nemenin gua?" tanya Dion sambil nyengir. Tampak antusiasme terpancar dari matanya.

" Ke mana?"

"Bertemu adik gua! Adik gua dateng, bro !! Kali ini dia yang ngunjungin gua!! Kalo lo ga ada kerjaan, temenin gua, yuk!!" ajak Dion berapi-api. Matanya berbinar-binar menceritakan kabar yang sangat membahagiakan dirinya itu.

Melihat Dion yang seperti ini, James hanya bisa ikutan nyengir dan berkata, "Gas, bossss ...."

...****************...

Dion memesan taksi online untuk mengantar mereka ke tempat tujuan. Sekitar 10 menit kemudian, taksi yang mereka pesan tiba di depan asrama.

"Sesuai aplikasi, Pak," kata Dion kepada supir, begitu mereka memasuki mobil.

"Siap, Pak !" jawab Pak Supir pendek. Tanpa berbasa-basi, Sang Supir langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang dan membelah jalan.

James terkejut ketika taksi yang mereka tumpangi berhenti di depan sebuah hotel bintang lima. Namun dirinya cuma bisa mengikuti Dion yang tanpa keraguan memasuki hotel tersebut.

Dion segera menuju lift yang ada di lobi, menekan angka 15 ketika berada di dalamnya. Kemudian ia dan James bersama-sama mencari kamar 1525, begitu lift tiba di lantai yang mereka tuju.

Akhirnya mereka menemukan kamar itu di ujung lorong. Setelah berada di depan kamar tersebut, Dion menekan bel yang ada di sebelah pintu. Tak lama kemudian, pintu dibukakan oleh seorang perempuan yang tampak sudah lanjut usia.

"Mbok Yani !!" panggil Dion sambil memeluk perempuan tua itu.

"Perjalanannya aman-aman kan, Mbok?" tanya Dion masih di posisi yang sama.

"Aman, Tuan Muda ..." balas perempuan yang dipanggil Mbok Yani, sambil tersenyum hangat pada Dion.

Tuan Muda??!!! Dion dipanggil dengan sebutan 'Tuan Muda' ?? James berusaha meyakinkan kalau dirinya tidak salah dengar.

Kemudian Dion melepaskan pelukannya, lalu memperkenalkan James pada Mbok Yani.

"Mbok, ini teman sekamar Dion yang pernah Dion ceritakan. Masih ingat?" kata Dion sambil menunjuk James. Mbok Yani hanya menjawab dengan anggukkan kepala.

"James, ini Mbok Yani. Beliaulah yang mengurus aku dan adikku sejak kami masih kecil. Beliau sudah kuanggap Ibu Asuhku," kata Dion berpindah mengenalkan Mbok Yani kepadanya.

"Salam kenal, Mbok ..." sapa James canggung.

"Ya ... ya ... ya .... Salam kenal juga, Nak. Ayo, jangan hanya berdiri di depan pintu! Silakan masuk, Tuan Muda. Nak James juga, ayo masuk!" ajak Mbok Yani.

Kamar yang mereka masuki adalah kamar Residence dengan fasilitas dan desain interior yang mewah. Kamar tersebut memiliki 2 kamar tidur terpisah, kamar mandi, ruang makan, dapur kecil, dan ruang tamu yang luas, di mana mereka sedang duduk sekarang.

Melihat ini semua, James mulai yakin kalau Dion benar-benar berasal dari kalangan sultan. Ia juga menyadari kalau semenjak bertemu Mbok Yani, gaya bicara Dion berubah, kembali seperti awal pertemuan mereka. Rupanya saat itu, Dion bukan bersikap sok sopan seperti yang dituduhkan James. Tapi memang Dion terbiasa dengan tutur kata halus yang menunjukkan dari derajat mana ia berasal.

"Celine mana, Mbok?" Suara Dion membuyarkan lamunan James, meskipun bukan dirinya yang ditanya.

"Masih siap-siap di kamarnya, Tuan Muda. Tunggu sebentar, biar Mbok panggilkan," jawab Mbok Yani sambil berjalan menuju ke sebuah pintu.

"Tak usah, Mbok. Biar Dion tunggu aja." Mendengar hal itu, Mbok Yani menghentikan langkahnya.

"Kalau begitu, Mbok permisi dulu ya, Tuan Muda." Setelah berkata demikian, Mbok Yani lalu berbalik arah menuju dapur. Di sana, perempuan tua itu menyiapkan minuman untuk Dion dan James, lalu kembali ke ruang tamu.

Saat Mbok Yani sedang menyuguhkan minuman, Dion berkata kepadanya dengan suara bergetar, "Mbok .... Terima kasih ... sudah membantu meyakinkan papa sehingga Celine diizinkan kemari."

"Jangan begitu, Tuan Muda. Ini kemauan Nona Celine sendiri. Cuma ini yang Mbok bisa berikan sebagai hadiah ulang tahun untuk Nona Celine," jawab Mbok Yani sambil menepuk-nepuk ringan punggung Dion. Mbok Yani tahu betul perasaan Dion saat ini.

Saat percakapan itu terjadi, pintu kamar yang tadi dituju Mbok Yani terbuka. Seorang remaja putri berparas cantik dengan rambut dikepang dua, melangkah keluar dari sana. Tetapi langkahnya segera terhenti, ketika matanya menangkap sosok asing yang tidak dikenalnya di ruang tamu.

Dion yang melihat adiknya sudah muncul, segera menghampiri adiknya, memeluknya, dan mencium kedua pipinya. "Happy birthday, adikku sayang .... Maaf, uang Kakak belum cukup untuk membeli kado. Nanti yah, tunggu Kakak gajian."

"Oh ya, sini Kakak kenalkan dengan teman sekamar Kakak yang pernah Kakak ceritakan itu," lanjut Dion sambil menggandeng adiknya berjalan ke arah James.

Sampai di depan James, Dion mengenalkan Celine kepadanya, "James, kenalkan ... ini adikku, Celine. FYI aja ya, hari ini ulang tahunnya loh ..." kata Dion sambil mengerlingkan matanya.

Mendengar itu, James segera mengulurkan tangannya dan berkata, " Hai .... Salam kenal .... Selamat ulang tahun ya ...."

Tetapi, bukannya menyambut uluran tangan James, Celine malah memundurkan badannya dan makin merapatkan tubuhnya di balik punggung Dion. Tangannya mencengkeram baju Dion erat-erat. Melihat respons adiknya, Dion jadi merasa tidak enak pada James.

"Maaf, James. Adikku sangat pemalu. Maklum, dia tidak terbiasa bertemu dengan orang lain selain orang rumah," jelas Dion sambil tersenyum kecut.

" No problem. Santai aja," jawab James mengerti, lalu menarik kembali tangannya.

Lalu Dion menghadap Celine dan berkata dengan lembut, "Lin .... Ini teman Kakak .... Namanya James. Ke depannya, Celine boleh memanggilnya dengan sebutan 'Kak James' ...."

" 'Bang James' aja, Di! Gatel kuping gua dipanggil 'Kakak' ." James segera meralat.

"Oh ... oke .... Kita ganti. Panggil dia dengan sebutan 'Bang James' ya Lin .... Kita coba pelan-pelan menjadi akrab, boleh?" yang dijawab dengan anggukan oleh Celine.

"Nah .... Sekarang .... Sudah siap ke kebun binatangnya?" tanya Dion sambil tersenyum lebar. Mendengar itu, mata Celine langsung berbinar-binar dan mengangguk-anggukan kepalanya dengan bersemangat.

Dion dan Celine berjalan ke arah pintu keluar, diikuti James di belakang mereka. Setelah sampai di depan pintu, langkah Dion terhenti karena menyadari Mbok Yani tidak ikut keluar.

"Loh .... Mbok .... Ga ikut?" tanya Dion kepada Mbok Yani.

"Tak usahlah, Tuan Muda. Biar yang muda-muda saja yang bersenang-senang. Nenek tua ini biar di sini saja beristirahat," jawab Mbok Yani.

"Ya sudah kalau begitu ..." ujar Dion yang menyadari kalau aktivitas menjelajahi kebun binatang yang luas, bisa jadi sangat melelahkan buat Mbok Yani.

"Kami pergi dulu ya, Mbok .... Segera hubungi Dion kalau butuh sesuatu yah ..." katanya lagi kepada Mbok Yani.

"Ya .... Tak usah mengkhawatirkan Mbok. Yang penting kalian juga hati-hati dan jaga diri ..." kata Mbok Yani sambil melambaikan tangannya, yang juga dibalas oleh ketiga anak muda itu. Lalu ketiganya pun pergi.

...****************...

Di kebun binatang, pasangan adik-kakak itu terlihat mesra. Celine selalu berjalan dengan menggandeng tangan Dion. Bahkan terkadang, tangan tersebut ditariknya untuk segera mengikutinya ke arah kandang binatang yang ia ingin temui. Dion hanya tertawa dan pasrah mengikuti giringan adiknya.

Terlihat beberapa kali tangan Celine menunjuk seekor binatang di dalam kandang, yang berusaha diikuti oleh pandangan Dion. Kadang terlihat juga Celine membisikkan sesuatu ke telinga Dion, yang sepertinya sebuah pertanyaan tentang binatang, karena kemudian Dion menjawab dengan memberi penjelasan tentang binatang itu.

Di waktu lain, gantian Dion yang menggoda adiknya, yang dilanjutkan adegan Celine memukul dada kakaknya yang sudah tergelak. Sangat terlihat kedua bersaudara ini begitu menikmati momen kebersamaan mereka.

James memperhatikan semuanya itu dengan tersenyum tulus. Ia ikut merasakan kebahagiaan teman sekamarnya. Ia juga menyadari sikap Celine yang berubah 180° dari sikapnya yang dilihat James di hotel tadi. Di sini, Celine terlihat sangat bersemangat, begitu ceria, banyak tersenyum dan tertawa (tentu saja kepada Dion, bukan kepadanya).

Karena berlarian kesana-kemari saat menjelajahi area demi area di kebun binatang, pipi Celine menjadi berwarna kemerahan. Hal ini tentu saja menambah kecantikannya. Fenomena kecil inipun juga tak luput dari perhatian James.

Setelah cukup lama mereka berjelajah, akhirnya mereka tiba di food court area yang berada di dekat pintu keluar. Rasa haus membuat mereka memutuskan untuk singgah sebentar sebelum pulang.

Setelah menemukan tempat duduk, mata mereka berkeliling melihat menu-menu yang tertera di atas tiap stan yang menyajikan berbagai macam pilihan.

Ketika mereka sudah menentukan pilihan masing-masing, Dion meminta tolong adiknya untuk pergi ke sebuah counter minuman. Tentu saja permintaan ini membuat mata Celine terbelalak.

James juga tidak habis pikir dengan kelakuan Dion. Lupakah temannya itu kalau adiknya seorang yang sangat pemalu? Ia pun ingin segera menawarkan diri menggantikan Celine. Tetapi, Dion dapat menangkap maksud James tersebut dan segera memberikan kode untuk tidak ikut campur.

"Lin .... Tolong Kakak yah .... Kaki Kakak pegalll sekali .... Jadi, tolong Celine yang pesankan minuman yah .... Jus alpukat buat Kakak, jus melon buat Bang James, dan jus stroberi kesukaan Celine. Oke?" kata Dion lagi, sambil mengulurkan sejumlah uang pada Celine.

Celine tampak ragu untuk menerima permintaan itu. Mukanya menunjukkan keengganan yang jelas terlihat.

"Ayo .... Lin sudah besar lo .... Harus belajar berani sedikit. Ngomongnya pendek aja kok, cuma bilang 'Pak, pesan jus alpukat, jus melon, jus stroberi. Masing-masing satu'. Sudah! Itu saja! Habis itu, Lin bisa langsung kembali ke sini. Bisa, kan?" bujuk Dion.

Walaupun dengan ragu-ragu, akhirnya Celine mengangguk dan mengulurkan tangannya untuk mengambil uang itu. Dengan langkah berat, ia pun memberanikan diri menuju counter yang dimaksud.

"Keras juga cara lo mendidik adik lo, bro !" kata James begitu Celine pergi.

"Yah .... Mau bagaimana lagi? Gua ga mungkin bisa di sisi Celine selamanya, kan? Cepat atau lambat, dia harus belajar berani dan mandiri," tegas Dion. James pun mengangguk tanda setuju.

Tidak lama kemudian, Dion dan James melihat Celine berjalan kembali ke arah mereka. Tetapi bukannya kembali ke tempat duduknya, Celine malah berdiri di sisi James. Hal itu tentu saja membuat James dan Dion bingung. Ada apa ini? Tapi mereka bedua memutuskan menunggu Celine mengatakannya sendiri.

Cukup lama Celine hanya berdiri diam dengan kepala tertunduk. Sampai akhirnya ia berhasil membuka mulutnya, " Ba- bapaknya bilang, jus melon habis. Jadi, Bang James ... minumnya ... mau diganti apa?" katanya sedikit terbata-bata.

James tertegun. Tapi ia menghargai usaha Celine mengajaknya bicara.

"Ganti jus stroberi aja seperti Celine. Maaf yah ... sudah merepotkan Celine sampai harus memesan ulang," jawab James dengan lembut, mengikuti gaya Dion.

Celine tersenyum mendengar jawaban James, lalu kembali pergi ke counter minuman tadi.

"James .... James .... Woii James !!" panggil Dion yang membuat James kaget. James tidak sadar kalau dari tadi dia terpaku memperhatikan Celine, sampai tidak tahu kalau Dion mengajaknya bicara.

"Woi, bro .... Kalo terpesona dengan adek orang, jangan sampe bengong gitu juga kalee .... Kesurupan baru tau rasa lo !!"

"Bu- bukan gitu, Di .... Gua cuma kaget. Gua ga nyangka kalo ..."

"Kalo apa?" tanya Dion penuh selidik.

"Kalo adek lo ternyata bisa ngomong," jawab James menyelesaikan kalimatnya.

"Monyong lo !!! Jadi selama ini lo kira adek gua bisu ?!!!" seru Dion sambil mencoba mencekik leher James.

"Ampun, Bang .... Ampunnnn !!" balas James sambil berusaha mengelak.

Sebenarnya bukan itu, Di .... Maksud gua sebenarnya, gua ga nyangka kalo suara adek lo semerdu dan selembut itu. Gua juga ga nyangka kalo adek lo bisa tersenyum ke gua. Tapi ga mungkin kan gua bilang gitu terus terang di depan lo ? Ujar James dalam hatinya.

...****************...

Terpopuler

Comments

dewi

dewi

jgn ada rasa bang. dia masih bocah 🤭🤭

2023-07-11

2

dewi

dewi

James memperhatikan adiknya Dion...

2023-07-11

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Mahasiswa Baru, Hidup Baru
3 Hai .... Namaku Dion
4 Dion yang Sibuk
5 Adikku Sayang
6 Senyum dan Suara yang Kutunggu
7 Kecelakaan
8 Saat Kejadian
9 Kematian Dion
10 Pemakaman
11 Teringat
12 Disangka maling
13 Bertemu Kembali
14 Berikan Saja Pada Saya
15 Pulang ke Rumah
16 Perjalanan
17 Pagi yang Menegangkan
18 Calon Konselor
19 Mencari Tahu
20 Keluarga Adipratama
21 Perubahan James
22 Jangan Ditahan!
23 Kata Pertama
24 Kembali Bersekolah
25 Kata Kedua dan Kata Ketiga
26 Mendapat Pekerjaan
27 Ulang Tahun Celine
28 Senyum yang Bukan Untukku
29 Cemburu
30 Pembicaraan antar Lelaki
31 Jalan-Jalan
32 di Taman
33 Respons yang Berbeda
34 Sherly
35 Murung
36 Tempat Kerja Baru
37 Kecelakaan atau Kesengajaan?
38 Priscillia
39 Menjadi Target
40 Adu Mulut
41 Pendidik Sejati
42 Kisah Para Guru
43 Perpeloncoan Mental
44 Misteri di Balik Pertanyaan
45 Terjadi Lagi
46 Tambah Parah
47 Sebuah Kepercayaan
48 Lagi-lagi tentang Priscillia
49 Kasus Pak Santo (1)
50 Kasus Pak Santo (2)
51 Mungkin Bukan Priscillia
52 Pembicaraan Masa Depan
53 Clarissa, Sang Ketua OSIS
54 Sebuah Kebenaran
55 Akhir Sebuah Kebenaran
56 Pak Joseph
57 Celine di Sekolah
58 Keluhan Pak Joseph
59 Pingsan
60 Kejadian di Lapangan
61 Persahabatan yang Diuji
62 Kedatangan Ibu Ketua Yayasan
63 Priscillia Absen
64 Cukup Lawan Aku
65 Rekonsiliasi
66 Petir di Siang Bolong
67 Mabuk
68 Mimpi yang Menjadi Kenyataan
69 Berakhirnya Sebuah Janji ?
70 Celine yang Menghilang
71 I Love You, Sensei
72 Penyuluhan Bimbingan Karir
73 Tamu yang Bukan Tamu
74 Kisah Celine
75 Makan-Makan Keluarga
76 Dekat tapi Jauh
77 Direktur dan Guru
78 Isi Hati Celine
79 Undangan Tuan Besar
80 Pertemuan Kembali dengan Tuan Adipratama
81 Percakapan dengan Tuan Besar
82 Ayo Kita Bicara !
83 Isi Hati yang Terkuak
84 Dua Hati
85 Pembicaraan dua Saudara
86 Kencan Pertama
87 Bertemu Camer (Calon Mertua)
88 Perencanaan Masa Depan
89 Acara Perpisahan
90 Kenangan di Perkemahan
91 Cindy Menghilang
92 Terpisah
93 Berdua di Gua
94 Galau
95 Persidangan di Sekolah
96 Pertemuan Kembali dengan Rebecca
97 Kubersujud
98 Geng Princess Kembali Beraksi
99 Persiapan Pernikahan
100 Pertemuan Kembali dengan Pak Joseph
101 Pengakuan Cindy
102 Tamu tak Diundang
103 Kisah Sharon
104 Diskusi
105 Berkunjung ke Kediaman Wijaya
106 Kebahagiaan Semu
107 Hari sebelum Acara Pemberkatan
108 Hari Pemberkatan
109 Acara Pemberkatan (1)
110 Acara Pemberkatan (2)
111 Celine yang Diam
112 Aku Tahu
113 Kabar Buruk
114 Kegalauan James
115 Pekerjaan Baru, Lingkungan Baru
116 Lingkungan Baru, Tugas Baru
117 Belajar dan Belajar
118 Pelajaran Hidup (1)
119 Pelajaran Hidup (2)
120 Sama-sama Belajar
121 Keluarga Pak Joseph
122 Sesuatu yang Disimpan
123 Metodologi Penelitian
124 Izin dan Kepercayaan
125 Munculnya Raymond
126 Sebuah Konfrontasi
127 Waspada
128 Mengejutkan dan Dikejutkan
129 Kecewa
130 Jangan Sampai Menyesal
131 Perjanjian
132 Perjodohan
133 Berikan Aku Kesempatan
134 Akal Bulus
135 Sebuah Pengakuan
136 Pembicaraan antar Lelaki (jilid 2)
137 Persiapan
138 Cowok Dingin dan Cewek Berisik
139 Cowok Dingin dan Cewek Berisik (2)
140 Bertemu Calon Besan (1)
141 Bertemu Calon Besan (2)
142 Hari Pertunangan
143 Keluarga Besar Adipratama (1)
144 Keluarga Besar Adipratama (2)
145 Meniti Karir
146 Meniti Karir (2)
147 Mimpi dan Ambisi (1)
148 Mimpi dan Ambisi (2)
149 Perjodohan Darrell (1)
150 Perjodohan Darrell (2)
151 Cowok B*r*ngs*k dan Cewek G*n*s
152 Pertemuan Kembali
153 Izinkan Aku untuk Lebih Mengenalmu
154 Serigala Vs Kucing Liar
155 Tolong Aku !
156 Pertemuan Ketiga (1)
157 Pertemuan Ketiga (2)
158 Di Antara Persahabatan, Janji, dan Cinta (1)
159 Di Antara Persahabatan, Janji, dan Cinta (2)
160 Masih Berusaha
161 Geng Princess Vs Darrell (babak 2)
162 Sebuah Keputusan
163 Persahabatan yang Diuji (jilid 2)
164 Di Antara Pilihan
165 Belajar Bersahabat
166 Persahabatan yang Terluka
167 Celine yang Baik Hati
168 Persahabatan yang Retak
169 Dinding yang Terlalu Tinggi ?
170 Setahap Lebih Maju
171 Pertunangan Darrell (1)
172 Pertunangan Darrell (2)
173 Kegalauan Cecilia
174 Belajar Pasrah
175 Andaikan
176 Pergumulan Batin (1)
177 Pergumulan Batin (2)
178 Akhir Sebuah Mimpi
179 Persahabatan yang Dipulihkan
180 Belajar Mencintai
181 Dalih
182 Menunaikan Tugas Keluarga
183 Masa Lalu Joseph (1)
184 Masa Lalu Joseph (2)
185 Masa Lalu Joseph (3)
186 Rahasia
187 Kisah Kasih di Sekolah (1)
188 Kisah Kasih di Sekolah (2)
189 Kisah Kasih di Sekolah (3)
190 Berakhirnya Sebuah Kisah ? (part 1)
191 Berakhirnya Sebuah Kisah? (part 2)
192 Berakhirnya Sebuah Kisah? (part 3)
193 Antara Kamu dan Aku (1)
194 Antara Kamu dan Aku (2)
195 Antara Kamu dan Aku (3)
196 Cewek Perkasa (1)
197 Cewek Perkasa (2)
198 Sebuah Perlawanan
199 Hari-hari Tenang
200 Celine yang Murka (1)
201 Celine yang Murka (2)
202 Celine yang Murka (3)
203 Hilangnya Priscillia
204 Celine Diculik (1)
205 Celine Diculik (2)
206 Celine Diculik (3)
207 Sebuah Rencana (1)
208 Sebuah Rencana (2)
209 Akhir dari Kasus Penculikan (1)
210 Akhir dari Kasus Penculikan (2)
211 Akhir dari Kasus Penculikan (3)
212 Akhir dari Kasus Penculikan (4)
213 Hubungan Kita
214 Sharon Dilamar (1)
215 Sharon Dilamar (2)
216 Keseharian Priscillia
217 Perjodohan Sharon
218 Tolong Aku ! (jilid 2)
219 Keluar dari Rumah
220 Sebuah Kemajuan
221 Memastikan Kecurigaan
222 Memulai Penyelidikan (1)
223 Memulai Penyelidikan (2)
224 Mencari Bukti
225 Tertangkap (1)
226 Tertangkap (2)
227 Akhir dari Kasus Penggelapan Dana
228 Akhir Kisah Sharon (1)
229 Akhir Kisah Sharon (2)
230 Akhir Sebuah Kisah dan Awal Kisah yang Lain
231 Jangan Memprovokasiku!
232 Uring-uringan
233 Ayo Kita Bicara ! (jilid 2)
234 Rencana Besar
235 Undangan Kerja Sama
236 Keputusanku, Keputusan Bersama
237 Proyek Bersama
238 Tn. Utamajaya Vs Jordan (1)
239 Tn. Utamajaya Vs Jordan (2)
240 Pernikahan Darrell
241 Pernikahan Celine (1)
242 Pernikahan Celine (2)
243 Malam Pertama (1)
244 Malam Pertama (2)
245 Kembalikan Bagianku!
246 Pernikahan Priscillia dan Rebecca
247 Tantangan untuk Jordan (1)
248 Tantangan untuk Jordan (2)
249 Tantangan untuk Jordan (3)
250 Celine Berubah
251 Selamatkan Anakku!
252 Kepemimpinan Darrell (1)
253 Kepemimpinan Darrell (2)
254 Kepemimpinan Darrell (3)
255 Setia sampai Akhir
256 Cantik tapi Syulit
257 Munculnya Saingan?
258 Cinta Terhalang Ibunda
259 Pemantauan Hari Kedua
260 Serangan
261 Perjuangan di tengah Kegalauan dan Kesempitan
262 Saingan Lain
263 Kembali Bertemu
264 Gara-gara Mama !!
265 Suami untuk Rachel
266 Perkenalan Singkat
267 Jodoh Tak Akan Kemana
268 Pernikahan Daniella
269 Kesalahan Masa Lalu (1)
270 Kesalahan Masa Lalu (2)
271 Penyelesaian yang Tertunda (1)
272 Penyelesaian yang Tertunda (2)
273 Aku Ingin Mandiri
274 Take It or Leave It !
275 Waktu yang Berlalu dan Pembuktian Jati Diri
276 Orientasi Kampus (1)
277 Orientasi Kampus (2)
278 Orientasi Kampus (3)
279 Jarak Aman
280 Kebakaran (1)
281 Kebakaran (2)
282 Rencana Liburan
283 Hadiah Untukmu
284 Dia Bukan Abangku
285 Salam Kenal
286 Pembalasan Dendam (1)
287 Pembalasan Dendam (2)
288 Sebuah Usaha untuk Menolong (1)
289 Sebuah Usaha untuk Menolong (2)
290 Perjuangan dan Pembalasan
291 Akhir Kisah Raymond
292 Kutagih Dukunganmu (1)
293 Kutagih Dukunganmu (2)
294 Cinta dan Persahabatan (1)
295 Cinta dan Persahabatan (2)
296 Aku Sayang Kamu
297 Epilog
298 Kata Penutup dari Author
299 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 299 Episodes

1
Prolog
2
Mahasiswa Baru, Hidup Baru
3
Hai .... Namaku Dion
4
Dion yang Sibuk
5
Adikku Sayang
6
Senyum dan Suara yang Kutunggu
7
Kecelakaan
8
Saat Kejadian
9
Kematian Dion
10
Pemakaman
11
Teringat
12
Disangka maling
13
Bertemu Kembali
14
Berikan Saja Pada Saya
15
Pulang ke Rumah
16
Perjalanan
17
Pagi yang Menegangkan
18
Calon Konselor
19
Mencari Tahu
20
Keluarga Adipratama
21
Perubahan James
22
Jangan Ditahan!
23
Kata Pertama
24
Kembali Bersekolah
25
Kata Kedua dan Kata Ketiga
26
Mendapat Pekerjaan
27
Ulang Tahun Celine
28
Senyum yang Bukan Untukku
29
Cemburu
30
Pembicaraan antar Lelaki
31
Jalan-Jalan
32
di Taman
33
Respons yang Berbeda
34
Sherly
35
Murung
36
Tempat Kerja Baru
37
Kecelakaan atau Kesengajaan?
38
Priscillia
39
Menjadi Target
40
Adu Mulut
41
Pendidik Sejati
42
Kisah Para Guru
43
Perpeloncoan Mental
44
Misteri di Balik Pertanyaan
45
Terjadi Lagi
46
Tambah Parah
47
Sebuah Kepercayaan
48
Lagi-lagi tentang Priscillia
49
Kasus Pak Santo (1)
50
Kasus Pak Santo (2)
51
Mungkin Bukan Priscillia
52
Pembicaraan Masa Depan
53
Clarissa, Sang Ketua OSIS
54
Sebuah Kebenaran
55
Akhir Sebuah Kebenaran
56
Pak Joseph
57
Celine di Sekolah
58
Keluhan Pak Joseph
59
Pingsan
60
Kejadian di Lapangan
61
Persahabatan yang Diuji
62
Kedatangan Ibu Ketua Yayasan
63
Priscillia Absen
64
Cukup Lawan Aku
65
Rekonsiliasi
66
Petir di Siang Bolong
67
Mabuk
68
Mimpi yang Menjadi Kenyataan
69
Berakhirnya Sebuah Janji ?
70
Celine yang Menghilang
71
I Love You, Sensei
72
Penyuluhan Bimbingan Karir
73
Tamu yang Bukan Tamu
74
Kisah Celine
75
Makan-Makan Keluarga
76
Dekat tapi Jauh
77
Direktur dan Guru
78
Isi Hati Celine
79
Undangan Tuan Besar
80
Pertemuan Kembali dengan Tuan Adipratama
81
Percakapan dengan Tuan Besar
82
Ayo Kita Bicara !
83
Isi Hati yang Terkuak
84
Dua Hati
85
Pembicaraan dua Saudara
86
Kencan Pertama
87
Bertemu Camer (Calon Mertua)
88
Perencanaan Masa Depan
89
Acara Perpisahan
90
Kenangan di Perkemahan
91
Cindy Menghilang
92
Terpisah
93
Berdua di Gua
94
Galau
95
Persidangan di Sekolah
96
Pertemuan Kembali dengan Rebecca
97
Kubersujud
98
Geng Princess Kembali Beraksi
99
Persiapan Pernikahan
100
Pertemuan Kembali dengan Pak Joseph
101
Pengakuan Cindy
102
Tamu tak Diundang
103
Kisah Sharon
104
Diskusi
105
Berkunjung ke Kediaman Wijaya
106
Kebahagiaan Semu
107
Hari sebelum Acara Pemberkatan
108
Hari Pemberkatan
109
Acara Pemberkatan (1)
110
Acara Pemberkatan (2)
111
Celine yang Diam
112
Aku Tahu
113
Kabar Buruk
114
Kegalauan James
115
Pekerjaan Baru, Lingkungan Baru
116
Lingkungan Baru, Tugas Baru
117
Belajar dan Belajar
118
Pelajaran Hidup (1)
119
Pelajaran Hidup (2)
120
Sama-sama Belajar
121
Keluarga Pak Joseph
122
Sesuatu yang Disimpan
123
Metodologi Penelitian
124
Izin dan Kepercayaan
125
Munculnya Raymond
126
Sebuah Konfrontasi
127
Waspada
128
Mengejutkan dan Dikejutkan
129
Kecewa
130
Jangan Sampai Menyesal
131
Perjanjian
132
Perjodohan
133
Berikan Aku Kesempatan
134
Akal Bulus
135
Sebuah Pengakuan
136
Pembicaraan antar Lelaki (jilid 2)
137
Persiapan
138
Cowok Dingin dan Cewek Berisik
139
Cowok Dingin dan Cewek Berisik (2)
140
Bertemu Calon Besan (1)
141
Bertemu Calon Besan (2)
142
Hari Pertunangan
143
Keluarga Besar Adipratama (1)
144
Keluarga Besar Adipratama (2)
145
Meniti Karir
146
Meniti Karir (2)
147
Mimpi dan Ambisi (1)
148
Mimpi dan Ambisi (2)
149
Perjodohan Darrell (1)
150
Perjodohan Darrell (2)
151
Cowok B*r*ngs*k dan Cewek G*n*s
152
Pertemuan Kembali
153
Izinkan Aku untuk Lebih Mengenalmu
154
Serigala Vs Kucing Liar
155
Tolong Aku !
156
Pertemuan Ketiga (1)
157
Pertemuan Ketiga (2)
158
Di Antara Persahabatan, Janji, dan Cinta (1)
159
Di Antara Persahabatan, Janji, dan Cinta (2)
160
Masih Berusaha
161
Geng Princess Vs Darrell (babak 2)
162
Sebuah Keputusan
163
Persahabatan yang Diuji (jilid 2)
164
Di Antara Pilihan
165
Belajar Bersahabat
166
Persahabatan yang Terluka
167
Celine yang Baik Hati
168
Persahabatan yang Retak
169
Dinding yang Terlalu Tinggi ?
170
Setahap Lebih Maju
171
Pertunangan Darrell (1)
172
Pertunangan Darrell (2)
173
Kegalauan Cecilia
174
Belajar Pasrah
175
Andaikan
176
Pergumulan Batin (1)
177
Pergumulan Batin (2)
178
Akhir Sebuah Mimpi
179
Persahabatan yang Dipulihkan
180
Belajar Mencintai
181
Dalih
182
Menunaikan Tugas Keluarga
183
Masa Lalu Joseph (1)
184
Masa Lalu Joseph (2)
185
Masa Lalu Joseph (3)
186
Rahasia
187
Kisah Kasih di Sekolah (1)
188
Kisah Kasih di Sekolah (2)
189
Kisah Kasih di Sekolah (3)
190
Berakhirnya Sebuah Kisah ? (part 1)
191
Berakhirnya Sebuah Kisah? (part 2)
192
Berakhirnya Sebuah Kisah? (part 3)
193
Antara Kamu dan Aku (1)
194
Antara Kamu dan Aku (2)
195
Antara Kamu dan Aku (3)
196
Cewek Perkasa (1)
197
Cewek Perkasa (2)
198
Sebuah Perlawanan
199
Hari-hari Tenang
200
Celine yang Murka (1)
201
Celine yang Murka (2)
202
Celine yang Murka (3)
203
Hilangnya Priscillia
204
Celine Diculik (1)
205
Celine Diculik (2)
206
Celine Diculik (3)
207
Sebuah Rencana (1)
208
Sebuah Rencana (2)
209
Akhir dari Kasus Penculikan (1)
210
Akhir dari Kasus Penculikan (2)
211
Akhir dari Kasus Penculikan (3)
212
Akhir dari Kasus Penculikan (4)
213
Hubungan Kita
214
Sharon Dilamar (1)
215
Sharon Dilamar (2)
216
Keseharian Priscillia
217
Perjodohan Sharon
218
Tolong Aku ! (jilid 2)
219
Keluar dari Rumah
220
Sebuah Kemajuan
221
Memastikan Kecurigaan
222
Memulai Penyelidikan (1)
223
Memulai Penyelidikan (2)
224
Mencari Bukti
225
Tertangkap (1)
226
Tertangkap (2)
227
Akhir dari Kasus Penggelapan Dana
228
Akhir Kisah Sharon (1)
229
Akhir Kisah Sharon (2)
230
Akhir Sebuah Kisah dan Awal Kisah yang Lain
231
Jangan Memprovokasiku!
232
Uring-uringan
233
Ayo Kita Bicara ! (jilid 2)
234
Rencana Besar
235
Undangan Kerja Sama
236
Keputusanku, Keputusan Bersama
237
Proyek Bersama
238
Tn. Utamajaya Vs Jordan (1)
239
Tn. Utamajaya Vs Jordan (2)
240
Pernikahan Darrell
241
Pernikahan Celine (1)
242
Pernikahan Celine (2)
243
Malam Pertama (1)
244
Malam Pertama (2)
245
Kembalikan Bagianku!
246
Pernikahan Priscillia dan Rebecca
247
Tantangan untuk Jordan (1)
248
Tantangan untuk Jordan (2)
249
Tantangan untuk Jordan (3)
250
Celine Berubah
251
Selamatkan Anakku!
252
Kepemimpinan Darrell (1)
253
Kepemimpinan Darrell (2)
254
Kepemimpinan Darrell (3)
255
Setia sampai Akhir
256
Cantik tapi Syulit
257
Munculnya Saingan?
258
Cinta Terhalang Ibunda
259
Pemantauan Hari Kedua
260
Serangan
261
Perjuangan di tengah Kegalauan dan Kesempitan
262
Saingan Lain
263
Kembali Bertemu
264
Gara-gara Mama !!
265
Suami untuk Rachel
266
Perkenalan Singkat
267
Jodoh Tak Akan Kemana
268
Pernikahan Daniella
269
Kesalahan Masa Lalu (1)
270
Kesalahan Masa Lalu (2)
271
Penyelesaian yang Tertunda (1)
272
Penyelesaian yang Tertunda (2)
273
Aku Ingin Mandiri
274
Take It or Leave It !
275
Waktu yang Berlalu dan Pembuktian Jati Diri
276
Orientasi Kampus (1)
277
Orientasi Kampus (2)
278
Orientasi Kampus (3)
279
Jarak Aman
280
Kebakaran (1)
281
Kebakaran (2)
282
Rencana Liburan
283
Hadiah Untukmu
284
Dia Bukan Abangku
285
Salam Kenal
286
Pembalasan Dendam (1)
287
Pembalasan Dendam (2)
288
Sebuah Usaha untuk Menolong (1)
289
Sebuah Usaha untuk Menolong (2)
290
Perjuangan dan Pembalasan
291
Akhir Kisah Raymond
292
Kutagih Dukunganmu (1)
293
Kutagih Dukunganmu (2)
294
Cinta dan Persahabatan (1)
295
Cinta dan Persahabatan (2)
296
Aku Sayang Kamu
297
Epilog
298
Kata Penutup dari Author
299
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!