Nasi goreng pun akhirnya bersih dari piring dan berpindah tempat ke lambung para penikmatnya, Jaya meneguk air mineral nya sambil memandang ke arah pintu keluar, mata nya menangkap seorang wanita yang berparas cantik dan seksi, wajahnya mirip dengan seseorang yang sangat dekat dengan mereka.
"Bby.. lihat..! lihatt lah wanita itu,
bukan kah itu mirip dengan risa..?" Jaya teramat bersemangat saat melihat seorang wanita yang beranjak pergi meninggalkan resto mirip dengan sahabat nya.
"Ngak Doni ngak kamu sama saja, pikiran nya Risa dan Risaa.. ada apa dengan kalian hahh.."
Abby nampak emosi mendengar sahabat nya mengingatkan diri nya pada Risa yang berarti rasa bersalah nya mulai menghantui diri nya.
"Mana mungkin dia ada di sini , lagian wanita itu nampak kecil dan seksi hahahaa." Tertawa nampun hatinya kacau.
"Sudahlah aku saja kekasih nya tidak memikirkan nya, kenapa kalian berdua sangat sibuk memikirkan dia, sampai orang lain kamu anggap Risa." Menggeser layar hape nya yang masih tersimpan foto Risa disana.
"Waitt.. kekasihh kamu bilang ? Bukan kah kamu sendiri yang meninggalkan nya bahkan tanpa kata perpisahan, haha haha branii sekalii mulut mu mengakui nya lagi." Melempar tusuk gigi ke hadapan Abby yang tadi dia gunakan setelah menghabiskan nasi goreng kambing.
Mereka akhirnya saling adu mulut dan masing - masing merasa dialah yang benar, hingga Jaya mempunyai ide cemerlang.
"tuttt.. tutt..." Suara nada sambung dari hape Jaya ke loby hotel.
"Selamat malam , hotel pratama di sini." Suara petugas resepisonis menyambut telfon masuk.
"Ya.. ini saya pak Jay,
tolong cek adakah yang chek in atas nama Risa Hartono." Menyebutkan nama lengkap sahabat nya sambil melirik wajah tenang Abby.
"Baiklah tunggu sebentar pak." Memeriksa daftar tamu hotel.
"Hallo pak.. iya benar ada chek in di kamar 302."
"Ok trimakasih." Saling mengakhiri panggilan.
"Yes... aku tidak salah, Dia risa...!" Menjentikan jari nya tepat di depan wajah Abby yang tadi nampak tenang dan tidak mau tahu.
"Astaga,kenapa Risa semakin cantik dan seksi, yaa...seksi seperti yang kamu katakan tadi ha ha.." Semakin gencar meledek Abby.
"Haist.. berani sekali memuji Risa di depan ku hahh..!! mau aku tengelamkan, ha ?" Mulai naik darah dan terpancing oleh kata - kata Jaya.
"Berikan duplikat cardlock kamarnya untuk ku." Menepuk meja pelan namun tatapan mata nya menunjukan bahwa dia harus mendapatkan nya, karena apa yang dia bayangkan sekarang ada di dekat nya.
"Mana boleh begituu heiii.. hotel ini punya aturan." Jaya berusaha mengingatkan kalau tidak bisa semudah itu memberikan kunci.
"Hiaahh.. lupaa .. lupaaa yaaa.. hotel ini milik siapa, bahkan kamu juga milik ku hahh." Semakin tidak bisa mengontrol hati dan pikiran nya.
"Cepatlah, berikan padaku Jay." brakk memukul meja kedua kali nya dan menggunakan kedua telapak tangan nya, yang artinya dia benar - benar tidak ingin di bantah.
"Haissttt... mulai dehh jiwa galau nya keluar.. tapi aku ikut menemui Risa, ingat ituu..!" Jaya balik mengancam dengan membalas pukulan meja tetapi Abby tidak merespon bahkan pura - pura tidak mendengar.
tut..tut..tut.. mencoba menghubungi petugas resepsionis, saat mulai tersambung jaya langsung mengatakan maksud panggilan nya.
"Ini pak Jaya,tolong bawakan duplikat cardlock kamar 302 ke resto, thanks." Menutup panggilan telfon nya setelah petugas di seberang telfon mengiyakan perintah nya. Tanpa menunggu lama petugas langsung pergi menemui Jaya di resto.
"Malam pak , ini cardlock yang bapak mintak." Petugas resepsionis itu menyerahkan nya sambil membungkuk, karena dia juga tahu bahwa GM nya sedang bersama pemilik hotel tempat nya bekerja, meskipun Abby hanya mengenakan kaos oblong tapi dia tetap mengenalinya.
Jaya pun hendak menerima tetapi abby lebih cepat mengambil cardlock itu dari tangan petugas, dan mengucapkan terimakasih.
"Tunggu di sini aku akan pergi menemuinya." Abby beranjak dari kursi hendak meninggalkan Jaya.
"Bukan nya tadi aku bilang kalau aq ikut..?" Dan mulai beranjak berdiri dari duduk nya hendak mengikuti sahabatnya.
"Tunggu, aku bilang Tunggu disini, makan minumlah sampai puas, aku yang akan membayar semua." Menampakan wajah serius nya dan tak ingin di ikuti.
Akhirnya jaya pun pasrah kembali menempati tempat duduk nya semula.
*Dasar galauwer, ngomong nya ngak mikirin Risa tapi nyata nya ngintilin juga.
Hum, lupakan dirinya sudah bukan siapa - siapa Risa lagi*.
Jaya ngomel sendirian karena tidak di perbolehkan ikut menemui sahabat nya yang telah bertahun - tahun tidak bertemu.
Abby pun ahkirnya sampai di depan pintu kamar 302, ya pintu kamar milik Risa, namun dirinya hanya berdiri menghadap pintu sambil termeneng memandangi pintu yang masih tertutup rapat.
*B*agaimana aku harus memulai bicara.. apa mungkin Risa mau memaafkan kesalahan ku. Ya Tuhann.. bagaimana inii.. argghhh.. bahkann membayangkan saja aku serba salah begini..
Masih setia berdiri sambil memegang cardlock tapi tak ada keberanian untuk melangkah masuk,hingga dirinya berandai - andai dengan pikirannya sendiri.
"Maaf, bapak mencari siapa..?" Bertanya karena seseorang berdiri di depan pintu kamar milik nya.
*Ya benar, Risa memang sedang berada di sini, suara ini sama persis seperti suaranya, Jaya tidak salah lagi.
Tapi apa aku sudah benar - benar gila karena memikirnya setiap waktu sampai suaranya pun ikut menghantui aku. Beginikah karma orang yang telah bersalah tanpa meminta maaf*.
Masih menundukan kepala nya hingga pikirannya semakin jauh menyesali kesalahannya, hingga tidak sadar jika suara Risa memang sungguh nyata.
"Bapak, maaf pak, ada yang bisa saya bantu..?" Risa akhirnya bertanya sambil menepuk pundak Abby , itu membuatnya terkejut hingga tubuhnya seperti tergoncang dan tersadar kalau dia sedang membiarkan pikirannya melayang kemana mana.
Abby pun membalikan badan nya ke arah suara yang bertanya padanya dan menatap penuh haru. Risa tersentak saat mengetahui yang berdiri mematung di depan pintu kamarnya adalah mantan kekasih hati yang sangat dia cintai namun pergi tanpa kata perpisahan.
Meskipun dia sangat mencintai tapi hati nya juga sangat terluka, apa lagi saat rasa sayang nya semakin dalam dan pernah di janjikan untuk selalu hidup bersama menjalani suka dan duka berdua hingga memberi harapan terindah untuk terus bersama sampai mereka menua .
Namun yang terjadi hanyalah habis manis sepah di buang seperti kata pepatah. Hancur tak terbentuk dan tak berupa hingga dirinya kehilangan arah tujuan hidup, tidak ingin marah atau menemui Abby untuk mencari tahu mengapa dia tega meninggalkannya begitu saja, sangat berbeda dari janji manis nya, pasrah bahwa dirinya tak lagi di anggap, mencoba menerima kenyataan jika selama ini dirinya hanya sebuah pelarian hingga dirinya memilih pergi meninggalkan kota Be.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Catherine priscilla Buulolo
...2#₩₩__&+(-:::
2021-06-03
0
NurHafni
Kasian Risa.
Pasti sakit banget rasanya ditinggalkn tanpa Kepastian dn Penjelasan dari Kekasih yg paling di Sayang.
2021-03-19
3
Asih salon Salon
Jangan sampaI meruSak rumah tangga Sama istri pertama dong
2021-03-18
1