"Risa... ini sungguh kamu...?" Risa pun tak kuasa menatap abby, dia memilih lari meninggalkan Abby yang berdiri di hadapan nya. Tanpa memperdulikan arah tujuan nya.
"Risa.. tunggu ris... !" Abby memanggil Risa yang terus berlari menjauh dari nya, seperti orang yang ketakutan melihat hantu.
"Shitt.. ternyata Risa benar - benar membenciku..
argghh... harus bagaimana ini..?!"
Abby berjalan lunglai masuk kedalam lift menuju kamarnya...
"Ting.." Lift berbunyi tanda Abby telah sampai di lantai tujuan nya.
Setelah masuk kedalam kamar , Abby meleparkan tubuh nya di atas bed tempat tidur nya, ia merasakan bahwa Risa sangat terluka hati nya karna perbuatan nya dan itu membuat dirinya semakin merasa bersalah. Atas apa yang di perbuat pada orang yang dia cintai namun nyata nya tega menghiananti.
Trutt.. truttt.. nada what's up Abby berbunyi. Dengan
rasa malas ia membuka hp nya lalu membaca sebuah pesan dari sahabatnya.
"Aku sedang berdua di kamar 302, apa kamu ngak ingin gabung?" Sengaja membuat panas hati sahabat nya yang sudah pasti sangat galau membaca pesan darinya pasti pikiran nya sudah seperti cacing kepanasan.
Epilog
Saat risa berlari meninggalkan Abby tanpa sengaja dia menabrak Jaya yang kala itu hendak menyusul Abby karena lama tak kunjung kembali ke resto.
"Maafkan saya tidak melihat anda pak.." Mengucapkan kata maaf sambil menundukan kepalanya, berharap orang yang tidak sengaja ia tabrak akan menerima maaf darinya jika ia menunjukan ketulusan nya meminta maaf.
Seperti mengenal wanita ini, baju nya sama seperti wanita yang meninggalkan resto tadi, kan ?!
Hum.. tidak salah lagi ini mah.. aku menemukanmu !
"Heii risaaa.." Jaya justru nampak girang karna yang menabrak nya adalah sahabat yang tadi sudah ia lihat sewaktu di dalam resto.
"Kamu kenapa lari terburu buru Ris, lagi lihat hantu ya haha haha.." Tertawa terkekeh sambil menutup mulut nya sendiri dengan telapak tangannya karena takut menggangu kenyamanan pengunjung lainnya, hanya saja tidak bisa menahan diri karena sebenarnya dia tahu jika saat ini Risa sedang menghindari mantan kekasihnya.
"Aku merindukan mu Ris, sangat merindukan mu.." akhirnya Jaya memberikan pelukan persahabatan mereka, dan Risa pun membalas pelukan nya.
"Jay.. kamu masih selalu rapi yaa, jadi sekarang kamu tinggal dimana?" Memandang dari kepala hingga ujung kaki dan berakhir tersenyum manis pada sahabatnya.
"Aku tinggal dekat - dekat sini juga, hanya saja saat ini aku sedang bekerja di sini, umm..rapikan aku." Tersenyum bangga saat mendapat pujian kerapian yang selalu di utamakan oleh nya.
"Ouch... pantas saja kamu sangat rapii, malam malam begini belum pulang kerja?" Menarik kemeja yang masih nampak rapi meskipun sudah bukan jam kerja lagi.
"Ngak boleh pulang ris, lagi ada bos besar.." Berbicara lemas seperti kehilangan semangat saat ingat di larang pulang oleh Abby.
"Bagaimana kalau kita ngobrol di kamar ku saja biar puas kita bercerita." Menatap sambil memainkan kedua kelopak matanya.
"Dengan senang hati.." Menirukan gaya ala - ala orang akan memulai pentas nya dengan menyilangkan salah satu kaki dan melambaikan tangan nya.
Sambil tengok kanan kiri Risa berjalan kembali ke kamar nya beriringan denga Jaya dan masih saling bercanda mengenang saat mereka sering jalan bersama menghabiskan waktu libur kuliah.
Huff.. ahkirnya abby pergi juga... Risa menggumam dalam hatinya lega saat tidak melihat keberadaan Abby disana.
"Silahkan masuk." Membalas dengan gaya petugas hotel yang menghantar tamu nya masuk dalam kamar.
"Tetimakasih..nona cantik ha ha" Tak mau kalah alay nya dengan sahabat nya hingga mereka tertawa lepas di dalam kamar.
"Duduk gehh Jay, minum nya apa saja boleh ya, tadi cuma belanja sedikit di mini market hotel." Mengambil beberapa minuman kaleng yang tadi dia beli.
"Hyaa.. ga usah repot repot kali Ris, udah duduk sini saja, kangen taukkk.." Bersikap manja, karena Risa memang tak pernah marah pada sahabat nya bahkan selalu bercanda dalam hari - hari nya.
"Ha ha ha.. kamu ya Jay dari dulu masih aja manja jadi bagaimana kabar mu, sudah punya anak berapa ?" Menampilkan muka serius nya saat menanyakan kabar tentang nya.
"Haiss.. pacar saja belum mendarat, gimana mau punya anak.." Membalas sewot sambil tersenyum senyum terpana melihat wajah sahabatnya yang semakin cantik , bersih dan menggemaskan.
"Kalau kamu gimana ris? sudah punya anak?" Balik bertanya pada Risa karena sekarang bertemu pun Risa masih sendiri hingga membuatnya penasaran.
"Anak seh belum ada Jay, cuma aq sudah pernah menikah, tapi rumah tangga ku tidak berhasil jadi sekarang aku jendess hahaha kasian ya hidup akuhh jay.." Tertawa perlahan namun mencoba menghibur dirinya sendiri.
"Sabarr ya Riss... percayalah suatu saat kita pasti akan menemukan kebahagian kita juga ha ha ha."
"Kita ya, bener - bener ha ha.."
Mereka pun tertawa bersama saat dirasa sama - sama belum menemukan pendamping hidup.
"Sebenarnya aku tau kalau kamu tadi lari dari Abby kan ? kamu masih marah ya sama Abby..?"
Membuka percakapan tentang mantan kekasih Risa yaitu sahabat mereka juga boss pemilik hotel tempat nya bekerja. Mengorek sedikit akan isi hati pada sahabat nya itu.
"Kok kamu tahu Jay, apa kalian janjian, aku ngak marah hanya saja aku belum siap bertemu dengan Abby, kamu kan tahu sendiri bagaimana kisah ku dengan nya, aku hu hu huu.."
Air mata Risa seakan tak tertahan kan lagi, mengalir begitu deras nya hingga membasahi wajah manis nya mengingat kisah cinta mereka saat bersama dulu.
"Maaf kan aku Ris, aku tidak bermaksud membuatmu menangis begini." Jaya berdiri mendekati Risa dan duduk di sampingnya sambil mengusap air mata mengunakan tisu yang ada di atas meja.
"Aku belum bisa melupakan nya Jay.. aku sangat menyayangi nya.. bahkan jantung ku berdetak kuat saat tadi melihat nya, meskipun dia telah menghianti cinta kita, tapi rasa cintaku mengalahkan rasa benci ini."
Menuangkan segala perasaan yang dia pendam sendirian selama lima tahun ini, bagi nya Jaya adalah sahabat yang mampu membuat nya tersenyum dan bisa di percaya.
"Jangan nangis dunk Ris, aku nangis juga neh." Mengusap air mata nya sendiri yang diam - diam ikut mengaliri wajah nya saat sahabat nya juga menangis saat bercerita.
"Ya ampunn, kan aku yang sedih kenapa kamu ikutan nangis ha ha plokk." Memukul lengan sahabat nya geram akan tingkah nya yang sangat baperan.
Mereka saling menghibur diri sambil minum dan makan snack yang di sajikan oleh Risa meskipun tadi. sempat di tolak oleh Jaya namun akhirnya di nikmati bersama sampai habis.
***
Makasih untuk Like nya kakak, bantu Vote dan Rate juga dunk. Makasii.😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Catherine priscilla Buulolo
.₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩
2021-06-03
0
Ifhon
terharu,jadi nangis..😀
2021-03-21
0
NurHafni
Senengnya Risa punya Sahabat sprti Jaya.
2021-03-19
0