*
*
Keesokan harinya Yusuf ke kantor dengan muka kusut tak bersemangat, mengingat hubungannya dengan Niar tak direstui oleh Ibunya.
Niar bekerja di dapur kantor, saat jam istirahat Dewi rekan kerja Niar sedang menghangatkan makanan, Niar mencium bau itu lalu muntah-muntah sampai lemas, Niar juga mengeluh sama Dewi kalau kepalanya pusing kemudian Niar pingsan.
"Tolong.. tolong.." teriak Dewi kencang.
Sampai beberapa saat belum ada yang menolongnya, karena memang masih jam istirahat semua karyawan sedang makan di kantin.
Dewi lari keluar dapur dan melihat Yusuf sedang berjalan keluar ruangan. "Pak, pak tolong saya pak Niar pingsan di dapur."
Sontak Yusuf langsung lari ke dapur dia mencoba menyadarkan Niar.
Yusuf menepuk-nepuk pelan pipi Niar. "Niar... Niar... Sayang... kamu kenapa? bangun Niar."
Dewi melebarkan matanya. "Kok pak Yusuf panggil Niar dengan sebutan 'sayang'?" batin Dewi.
Karena memang tidak ada yang tau tentang hubungan mereka.
"Di bawa ke klinik dekat sini aja pak." ujar Dewi.
Yusuf segera membopong Niar masuk mobil lalu melajukannya mobilnya menuju klinik terdekat.
Sampai di klinik Niar langsung di periksa dokter, Yusuf panik, gelisah menunggu di luar sambil berjalan mondar-mandir tak jelas.
Dokter keluar dari ruangannya. "Keluarga ibu Niar?"
Yusuf langsung mendekat. "Saya dok, bagaimana keadaan Niar dok?"
Dokter membuka pintu lebar-lebar. "Silahkan masuk dulu, ada yang ingin saya sampaikan kepada anda."
"Baik dok." Yusuf mengikuti Dokter menuju ruangannya.
"Silahkan duduk." Titah Dokter pada Yusuf.
Yusuf menarik kursi lalu duduk.
Dokter mengulurkan tangannya. "Selamat pak istri anda positif hamil."
Yusuf shock, ia hanya terdiam. "Bagaimana ini? Di satu sisi aku bahagia karena mau jadi Papa, tapi di sisi lain aku belum bisa menikahi Niar tanpa restu Ibu." batin Yusuf.
"Pak?" panggil Dokter karena tak kunjung mendapat respon dari Yusuf.
Yusuf tersentak kaget. "Oh, iya Dok terima kasih banyak."
Yusuf berjalan lalu duduk di samping Niar yang belum sadar, Yusuf menggenggam tangan Niar dan mengecup keningnya, Yusuf sedih.
"Aku harus bagaimana mana sayang?
dua wanita yang sama-sama aku cintai, aku tidak bisa memilih di antara kalian, ibu yang sudah melahirkan aku dan membesarkan aku atau kamu wanita yang sedang mengandung anakku?" Yusuf bermonolog di samping Niar.
Kurang lebih tiga puluh menit Niar membuka matanya. "Aku kenapa mas?" tanya Niar.
"Kamu tadi pingsan sayang." jawab Yusuf.
"Terus apa kata dokter? aku tidak apa-apa kan?"
"Kamu tidak apa-apa cuma---." Yusuf menggantungkan kalimatnya.
"Cuma apa mas? jangan bikin aku takut." potong Niar.
"Kamu hamil, kamu sedang hamil anak kita." lanjut Yusuf.
Niar menggeleng cepat lalu menangis. "Enggak!! ini tidak mungkin mas kita ngelakuinnya hanya sekali masa bisa hamil?"
Yusuf meraih jemari Niar lalu menggenggamnya. "Itu mungkin sekali sayang."
Niar menatap Yusuf. "Berarti kita harus segera menikah mas."
"Seharusnya." ujar Yusuf.
Niar menyatukan alisnya. "Kok jawabnya gitu? jangan bilang kalau kamu mau ninggalin aku, aku tidak akan sanggup menjalaninya semua sendirian mas."
"Bagaimana bisa aku meninggalkan kamu, sedangkan aku sangat mencintai kamu sayang, tapi untuk menikahi kamu memang belum bisa untuk saat ini, Ibu sudah tau semuanya, Ibu tidak merestui kita lagi dan aku tidak mungkin menikah tanpa restu Ibu." jelas Yusuf panjang lebar.
Niar semakin terisak. "Terus bagaimana dengan nasibku? nasib anak kita?"
Yusuf masih setia menggenggam tangan Niar. "Kamu jangan khawatir, aku akan bertanggung jawab aku akan mencukupi semua kebutuhan kalian."
Niar menyentak genggaman Yusuf. "Bukan materi yang aku inginkan tapi status untuk anak kita!"
Yusuf meraih kembali tangan Niar. "Sudah berapa kali aku bilang, aku pasti tanggung jawab tapi tidak sekarang, kamu sabar dulu ya."
Yusuf beralih memeluk Niar agar sedikit rileks tidak stress.
Bersambung....
Gimana gayss seru kan??? ikuti terus kelanjutan ceritanya ya... jangan lupa dukung dan like aku, mohon maaf bila masih banyak kata yang salah tanks 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Riezkha Utta
nikah siri aja dulu, sambil nunggu restu ibu
2020-12-13
2
Yenni Tantiana Ose Pehan
😭😭😭😭
2020-12-08
1
Rika
😰😰😵😵😵
2020-11-13
0