Setelah mendengar apa yang Herman katakan, Dengan lembut Hasna meraih tubuh Nasywa agar menghadapnya "Yang di katakan Bapak mu benar Sayang,"
"Tapi Bu..."
"Nasywa, Jika kalian menghabiskan liburan bersama bukankah itu malah akan membuat kalian semakin sulit melepaskan?"
"Ibu, Aku akan melepaskan Ken setelah liburan ini," ucap Nasywa sambil melangkahkan membelakangi ibunya. Ini bukan hanya alasan Nasywa agar ia dapat izin untuk pergi dengan Kenzo. Namun ia telah memutuskan bahwa setelah liburan ini ia akan mencari pekerjaan yang jauh tanpa sepengetahuan Kenzo untuk menghindari Kenzo yang ingin melanjutkan kisah mereka seperti saat-saat tiga tahun lalu meskipun tanpa adanya pernikahan dalam hubungan itu.
"Apa kamu yakin?"
"Ya, Maka dari itu, Izinkan Aku pergi bersamanya untuk terakhir kalinya ibu."
Melihat Nasywa memelas, Hasna merasa tidak tega dan menganggukkan kepalanya. Namun tidak dengan Herman yang terlihat menjadi panik seakan istrinya yang akan pergi dengan pria lain.
Namun sebelum ia memprotes keputusannya, Hasna menarik tangannya keluar dari kamar Nasywa.
"Hasna apa yang kamu lakukan kenapa dengan mudah kamu mengizinkan Nasywa pergi dengan pria itu?" tanya Herman begitu sampai di kamarnya.
"Mas, Kamu dengar sendiri kan alasan Nasywa, Biarkan dia mengukir kenangan terakhirnya tentang Kenzo sebelum ia benar-benar melepaskannya, Melepaskan orang yang begitu ia cintai apa lagi tidak ada masalah pribadi dari keduanya tentu akan lebih sulit daripada melepaskan kekasihnya karena adanya penghianatan mau pun perselingkuhan."
Mendengar hal itu Herman tidak bisa membantah lagi. Meskipun dalam hati kecilnya ia tidak rela. Namun ia tidak memili alasan lagi untuk menentang keputusan istrinya.
"Mas... Apa yang kamu pikirkan?"
Herman tersentak dan menatap wanita berusia 45th itu menggigit bibir bawahnya dengan tatapan menggoda. Sementara kedua tangannya telah melingkar di celana pendeknya dan berusaha menurunkannya. Namun keinginan Hasna langsung di hentikan oleh Herman yang terlihat tidak bernaf'su dengannya.
"Kita belum makan, Apa kamu sudah menyiapkan makan malam?"
Hasna menggelengkan kepala dengan perasaan kecewa. Namun Herman tidak mempedulikan itu dan langsung berlalu menuju lemari pakaiannya.
•••
Keesokan harinya.
Kenzo tiba di rumah Nasywa dengan supir pribadinya.
Seperti menyambut kedatangan kekasihnya, Nasywa yang melihat kedatangan Kenzo dari jendela langsung berlari riang menuju kamar untuk mengambil kopernya. Dan saat ia keluar dari kamarnya, Lagi-lagi Herman sudah berdiri di hadapannya. Namun Nasywa yang sudah tidak sabar bertemu Kenzo langsung menjabat tangannya untuk berpamitan.
"Nasywa pergi dulu Pak," ucapnya yang langsung berlari mencari ibunya.
Herman hanya bisa melihat punggung Nasywa tanpa bisa menghentikannya.
"Ibu..." Nasywa menemukan ibunya tengah sibuk di dapur dan langsung memeluk ibunya dengan erat.
"Nasywa pergi dulu."
"Baiklah, Tapi kamu harus inget, Jaga batasan karena kalian adalah saudara..."
"Sepersusuan," ucap Nasywa memotong ucapan ibunya.
"Aku tidak akan lupa ibu, Bagaimana mungkin Aku lupa akan hal yang begitu menyakitkan untuk kami?"
Melihat raut wajah Nasywa yang tiba-tiba berubah, Hasna menjadi merasa bersalah kembali karena ia lah yang tanpa sengaja mbuat keduanya menjadi saudara sepersusuan.
"Nasywa maafkan ibu."
"Tidak papa ibu, Kalau begitu Nasywa pergi dulu."
Hasna mengangguk dan mengikuti Nasywa hingga mobil Kenzo membawanya.
Nasywa menatap Kenzo yang terlihat begitu sumringah, Raut wajahnya nampak begitu ceria daripada hari kemarin. Ia juga sesekali menoleh ke arah Nasywa dan melempar senyumnya.
"Kenapa kamu terus menatap ku seperti itu?" tanya Kenzo yang sejak tadi mengetahui Nasywa terus menatapnya.
"E... Tidak." dengan gugup Nasywa menyenderkan tubuhnya dan menatap ke luar jendela. Nafas panjang yang ia hembuskan menandakan kegugupannya. Dan itu di lihat oleh Kenzo yang langsung menggenggam tangannya.
"Kenapa kamu terlihat begitu gugup, Kita akan berlibur, Bersantai lah."
"Bagaimana bisa Ken bersikap biasa saja sedangkan hubungan kita sudah tidak lagi seperti dulu." batin Nasywa.
"Nasywa kita bukan orang asing, Kita bukan sehari dua hari mengenal, Kita sudah bersama selama tiga tahun. Kenapa kamu bersikap seperti baru mengenalku?"
"Ken semua sudah berubah, Tidak seperti dulu lagi."
Ken langsung melepaskan genggaman tangannya dan kembali ke tempat duduknya. Ia merasa kecewa dengan Nasywa yang terus saja mengingatkan jika mereka saudara sepersusuan dan tidak bisa menikah.
Bersambung....
📌 Apa harus bawa Nama Papa Faraz dulu baru novel ku laku? 😌
Author kan ingin pembaharuan gak menyangkut Dia aja,
Tapi gak papa lah meskipun belum laku, Author akan tetap semangat Up untuk yang sudah Favorit dan terkhusus untuk tiga orang yang semalam sudah komen. Terimakasih Suport nya 🤗❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Ika Mufidah
semangaaat
2022-06-10
1
Umi Badriah
bagus,lanjut Thor semangaaaat.kan ada papa faraz 🤭🤭🤭🤭
2022-06-01
1
Tehtie
Duchhh dadi cedih ah baca ulasan author ayo cemunguttt kamu pasti bisa pokok nya u are the best sok, ku hadiah kan kembang & kopi dah disini🥰
2022-05-27
4