Shock

"Mbak Hasna yang bantuin ibu dulu kan?" tanya Sekar memastikan.

"Non Sekar, Putri Almarhumah Nyonya Rahayu?" seperti Sekar yang memastikan. Hasna pun memastikan jika apa yang mereka pikirkan tidak salah.

Pertemuan terakhir mereka di pemakaman Bu Rahayu lebih dari 20th lalu tentu banyak sekali perubahan wajah dari keduanya. Sekar yang terlihat semakin cantik karena perawatan mahalnya dan Hasna yang terlihat nampak lebih tua dari usianya karena tidak terlalu mementingkan penampilannya.

"Iya ini Aku Sekar."

"Ya Allah Non Sekar... Makin cantik saja." dengan senyum bahagia, Hasna memeluk Sekar dan langsung di balas pelukan hangat oleh mantan putri majikannya tersebut.

Melihat kedua orang tuanya ternyata saling mengenal, Kenzo dan Nasywa saling melempar senyum bahagia tanpa tau badai apa yang akan terjadi dihadapan mereka.

"Jadi benar ini Mbak Hasna yang dulu pernah menyu'sui Kenzo dulu?"

Ucapan Clarence membuat Nasywa serasa tersambar petir di siang bolong. Bahkan bukan hanya Nasywa saja yang terlihat begitu terkejut, Hasna dan Sekar juga langsung melepaskan pelukannya dan memandang satu sama lain mengingat peristiwa yang terjadi sekitar 24th silam.

"Tadi apa Om bilang?" tanya Nesywa yang masih tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Mbak Hasna yang pernah menyu'sui Kenzo?" Clarence yang minim agama tidak mengerti kenapa Nasywa begitu terkejut karena pertanyaannya. Begitupun dengan Kenzo. Namun tidak demikian dengan Nasywa yang langsung merasa lemas tak bertenaga.

"Nasywa!" Hasna langsung menangkap tubuh Nasywa yang hampir terjatuh ke belakang.

"Sayang..." Kenzo berlari membantu calon ibu mertuanya membopong tubuh Nasywa ke sofa.

"Ada apa Sayang, Apa kamu belum makan?" tanya Kenzo sambil khawatir.

Nasywa hanya terdiam menatap pujaan hati yang selama ini ia impikan dengan tetesan air mata yang mulai lolos dari sudut matanya.

Sementara Hasna yang melihat bagaimana cara Kenzo memperlakukan Nasywa dengan begitu lembut penuh cinta dan mengingat bagaimana ia menyu'sui Kenzo kala itu, Ia melangkah mundur hingga tanpa sengaja menabrak Herman suaminya.

"Ada apa? Apa benar kamu pernah menyu'sui Kenzo?" tanya Herman memastikan.

"Ya! Aku menyu'sui nya, Aku menyu'sui nya..." ucap Hasna yang mulai berderai air mata memikirkan nasib putrinya.

"Aku menyu'sui nya siang malam selama tiga hari hingga ia kenyang dan tertidur begitu pulas tapi sekarang apa yang terjadi? Bagaimana takdir mempermainkan putri ku?"

Sekar yang hanya sedikit tau tentang saudara sepersusuan mulai merasa risau melihat reaksi Hasna.

Melihat ketegangan itu. Kenzo dengan tenang berdiri mendekati calon mertuanya dan mempertanyakan sikapnya.

"Lalu apa masalahnya kenapa Ibu menjadi begitu cemas, Bukankah hal itu akan mempererat hubungan kita?" tanya Kenzo dengan ketidak pengetahuannya.

"Ken!" triak Nasywa dengan tangis kesedihannya.

Kenzo langsung kembali ke samping Nasywa dan mengusap air matanya.

"Ada apa Sayang kenapa tiba-tiba kamu begitu sedih, Memang apa masalahnya jika ibu mu pernah menyu'sui ku, itu kan saat Aku masih bayi, Aku belum tau apapun, Kenapa kamu cemburu seperti ini , Hmm?" Kenzo yang masih belum memahami mengapa Nasywa dan calon mertuanya begitu sedih masih bisa tersenyum menggoda kekasihnya.

"Ken, Ini bukan soal cemburu!"

Hasna semakin berlinang air mata melihat putrinya yang terlihat begitu hancur. Namun tidak dengan Herman yang malah menarik ujung bibirnya seolah senang dengan apa yang terjadi.

"Jika bukan soal cemburu, Lalu apa masalahnya?" tanya Kenzo yang kini memasang wajah serius.

"Jika ibuku pernah menyu'sui mu, Maka otomatis kita menjadi Mahram!"

"Mahram? Apa itu?"

"Mahram adalah perempuan atau laki-laki yang masih termasuk sanak saudara dekat sehingga tidak boleh menikah di antara keduanya. Hubungan mahram dapat terjadi karena tiga sebab, Yakni karena keturunan, Sesusuan dan hubungan perkawinan."

Kenzo masih tidak paham dengan apa yang coba Nasywa katakan.

"Ken... Menyu'su pada ibu yang sama itu sudah menjadi mahram, Yang Artinya kita adalah saudara sepersusuan, Jadi tidak bisa menikah." tangis Nesywa yang semakin menyesakkan dadanya.

Deg...!!!

Seketika Kenzo mematung mendengar penjelasan dari wanita yang begitu ia cintai dan selalu ia impikan untuk menjadikanya istri.

Bersambung...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***