Nasywa kembali masuk ke dalam dan melihat seluruh keluarga terdiam sedih. Hari yang seharusnya menjadi hari yang membahagiakan untuk kedua belah pihak berubah menjadi hari yang begitu menyedihkan dan penyesalan bagi Hasna dan Sekar. Mereka benar-benar merasa bersalah karena tanpa sengaja merekalah yang membuat cinta anak-anak mereka menjadi haram.
Hasna yang tersadar dengan kedatangan Nasywa langsung berdiri dan mendekati putrinya. "Nasywa kamu baik-baik saja?"
Nasywa hanya mengangguk kecil di barengi dengan senyum tipisnya.
"Kemana Kenzo Sayang?" sambung Sekar.
"Ken..." Nasywa terdiam mengingat Kenzo yang mengatakan akan mencari cara untuk mematahkan cinta mereka yang di haramkan.
"Apa Ken tidak bilang mau pergi kemana?" Sekar kembali mengulangi pertanyaannya.
"E... Ken tidak bilang Tante, Kalau begitu Nasywa istirahat dulu ya, Permisi Om... Tante..."
Mereka hanya mengangguk dan membiarkan Nasywa masuk kedalam. Mereka tau dalam hal ini Nasywa dan Kenzo lah yang paling terluka. Namun semua itu sudah terjadi sehingga tidak ada yang bisa mereka lakukan selain membiarkan Nasywa dan Kenzo menenangkan diri dengan caranya masing-masing.
•••
Hingga hari mulai gelap, Kenzo tidak juga kembali, Clarence dan Sekar yang sejak tadi menunggu jikalau Kenzo akan kembali ke rumah Nasywa berpikir untuk pulang ke rumah mendiang orang tuanya.
"Sepertinya Kenzo sudah pulang ke rumah neneknya, Kalau begitu kami izin pulang dulu," ucap Sekar berpamitan.
"Baiklah, Semoga perlahan-lahan Kenzo bisa menerima kenyataan ini."
"Ya, Semoga saja."
Tidak seperti dugaan Sekar yang mengira Kenzo telah kembali ke rumah Nenek nya. Kenzo tengah memarkirkan mobilnya di pinggir jembatan dan berdiri menghadap sungai karena keputusannya. Sudah beberapa ulama yang ia datangi untuk mempertanyakan apa yang Bu Hasna ucapkan namun jawaban mereka sama dengan apa yang Bu Hasna katakan, Bahkan malah ada yang memberatkan dengan penjelasannya yang mengatakan satu atau dua kali menyu'sui hingga bayi benar-benar kenyang sudah menjadikan mereka mahram.
"Haaggghhhhhhhh....!!! Kenapa KAU melakukan ini pada kami, Kenapa?!" Kenzo berlutut sambil menjambak rambutnya dengan kedua tangannya. Ia benar-benar merasa tidak terima dengan kenyataan yang harus ia hadapi saat ini.
"Aku tidak bisa hidup tanpa Nasywa, Dia segalanya bagiku, Aku menunggunya sudah begitu lama, Jika cinta kami di haramkan untuk apa Aku hidup?"
Suasana malam yang sepi serta malam yang semakin gelap membuat
Kenzo semakin larut dalam kesedihannya. Ia kembali berdiri ke tepi jembatan dan menatap ketinggian air sungai yang mengalir tenang.
"Keeeeennnn..." triak Nasywa yang terbangun dari tidurnya.
Jerit ketakutan, Keringat bercucuran membasahi dahi serta nafas yang tersengal menunjukkan betapa mengerikannya mimpi buruk yang baru saja ia alami tentang kekasihnya. Dan karena jeritan itu membuat Herman datang dan langsung masuk ke kamar Nasywa yang kebetulan tidak di kunci.
"Ada apa Sayang..." tanya Herman mencoba mengusap kening Nasywa namun langsung di hentikan olehnya.
"Nasywa hanya bermimpi Pak, Terimakasih sudah peduli dengan Nasywa."
"Apa yang kamu katakan, Tentu Bapak peduli padamu kamu kan anak bapak, Hari ini kamu begitu sedih, Tentu karena kesedihan mu itu membuat mu mimpi buruk. Tapi..."
Nasywa kembali menepis tangan Herman saat ia mencoba menyentuh bahunya.
"E... Tapi kamu jangan khawatir Nasywa, Jika perlu Bapak akan berjaga di sini sampai pagi agar kamu merasa tenang, Jadi kamu tidak perlu takut ya."
"Tidak Pak, Nasywa baik-baik saja. Bapak kembalilah ke kamar, Nanti ibu nyariin Bapak."
"Nasywa ibu mu..."
"Nasywa..."
"Ibu..." Nasywa merasa lega melihat ibunya datang. Berduaan dengan Bapak tirinya membuat Nasywa begitu tidak nyaman karena Bapak tirinya memang lebih muda 9th dari sang ibu yang kini berusia 45th.
"Tadi ibu sedang di kamar mandi seperti denger suara mu?"
"Nasywa hanya mimpi buruk ibu, Jangan khawatir."
"Makanya jangan lupa berdoa sayang." dengan lembut Hasna mencium keningnya. Ia begitu merasa sedih melihat keadaan putri semata wayangnya. Namun tak ada yang bisa ia lakukan selain memberikan perhatian dan kasih sayang penuh di masa-masa tersulitnya saat ini.
"Ibu temani kamu tidur ya, Biar kamu tidak mimpi buruk lagi."
Nasywa mengangguk senang dan memeluk ibunya seperti anak kecil.
"Gak papa kan Mas, Untuk malam ini Aku nemenin Nasywa?"
"E... Ya nggak papa, Kalau begitu Aku pergi dulu."
Hasna mengangguk kemudian menyelimuti seluruh tubuh Nasywa dan berbaring di sampingnya. Sementara Herman yang sudah sampai di pintu, Berhenti menatap Hasna yang memeluk erat anak tirinya tersebut.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
💜Bening🍆
bpk tiri si nasywa klo udah berhubungan dgn ibu nasywa... y jd mahrom....
tp kayaknya otak si bpk tiri sengklek ini🙄
2022-07-05
2
Siska t3a
bapaknya mencurigakan😠🥺
2022-06-02
3
Ndut Nisa
kl akoh pernah tidak boleh nikah karna terhalang perbedaan usia yg cukup jauh dan restu ortu tapi pada akhirnya kewong juga sampe sekarng
2022-05-17
1