2 jam kemudian, Kissky yang telah menyelesaikan tugasnya menunggu di depan pintu.
Ceklek! Krieett...
Akhirnya, Rena yang ia tunggu-tunggu pun kembali.
“Apa kau sudah menyelesaikannya!” tanya Rena dengan suara yang lantang.
“Iya kak.” jawab Kissky dengan menundukkan kepala karena takut.
“Bagus... sana pergi makan!” Rena mendorong punggung Kissky agar lebih cepat keluar dari dalam kamar.
Sesampainya Kissky ke ruang makan, ia melihat ibu penjaga dapur telah selesai mencuci piring.
“Jam makan sudah selesai, untuk apa kau kemari lagi?” ucap ibu penjaga dapur.
“Aku belum makan bu.” Kissky memegang perutnya yang keroncongan.
“Bikin repot saja, kalau sudah jam makan itu, harusnya segera datang ke ruang makan, kalau beginikan ibu yang susah, lagi pula nasi sudah habis, kalau kau mau, ambil pisang goreng di dalam etalase, tapi tinggal dua, sisakan untuk ku satu!!” titah ibu penjaga kantin tersebut.
Kissky yang merasa lapar, tak menolak makanan apapun yang di beri.
Ia pun mengambil satu pisang goreng dalam etalase, sesuai arahan dari ibu penjaga kantin, setelah itu ia memakannya, di atas kursi panjang yang berjejer rapi di area ruang makan.
Selanjutnya, Kissky kecil kembali menemui ibu penjaga kantin.
“Apa aku boleh minta minum bu?” tanyanya yang merasa tenggorokannya kering.
“Air matang sudah habis, kalau mau minum dari air keran saja!” ibu penjaga menunjuk ke arah kran wastafel khusus cuci tangan.
“Baik bu.” Kissky yang patuh pun melepas dahaganya dengan meminum air mentah yang ada di wastafel menggunakan telapak tangannya yang mungil.
Meski belum kenyang, ia tak berani meminta makanan lain, ia pun beranjak dari dapur menuju taman panti untuk bermain.
Ia yang di musuhi oleh Rena, si gadis paling kuat dan berkuasa di panti Kasih Bunda pun membuat tak ada yang berani berteman dengan Kissky, sebab Rena melarang siapapun dekat dengannya.
Kissky yang malang menghabiskan waktunya, dengan bermain orang-orangan yang terbuat dari patahan sapu lidi.
Meski taman itu ramai akan anak-anak yang bermain ceria secara berkelompok, namun bagi seorang Kissky, ia hanya seorang diri disana.
Di suatu hari yang mendung, sepasang suami istri datang ke panti asuhan untuk mengadopsi seorang anak.
Mereka adalah Friska dan Zanji, setelah memilah milih siapa anak yang cocok untuk mereka ambil, keduanya pun memutuskan untuk membawa Kissky.
Hati gadis kecil itu teramat bahagia, karena impiannya untuk memiliki keluarga akhirnya terwujud.
Ia pun melambaikan tangan dengan gembira pada orang-orang yang ada di panti.
Awalnya, kehidupan Kissky baik-baik saja dengan keluarga barunya, Hingga memasuki 2 minggu ia tinggal bersama keluarga barunya, dirinya di turunkan dari atas motor di pertigaan lampu merah.
“Kau lihat orang-orang itu?” Friska menunjuk ke arah anak-anak jalanan yang tengah mencari rezeki.
“Kenapa dengan mereka bu?” tanya Kissky dengan polosnya.
“Bergabunglah dengan mereka, ini!” Friska memberikan gitar mainan pada putri angkatnya. “Mainkan gitar ini, nyanyikan lagu, dan minta uang dari orang-orang yang sedang berhenti disana!” terang Friska.
“Tapi aku enggak bisa nyanyi dan main gitar Bu.” Kissky yang tak pernah memegang alat tersebut bingung untuk menggunakannya.
“Ibu enggak perduli kau bisa atau tidak, yang jelas target mu hari ini 1 juta, harus ada, kalau enggak! Awas!” Friska memberi ancaman pada putri angkatnya.
Kissky yang kurang mengerti 1 juta itu sebanyak apa menjadi bingung sendiri.
“Sudah! Ibu pergi, pokoknya hari ini harus capai target! Kau mengerti?”
“Iya bu.” setelah menurunkan Kissky begitu saja, Friska pun kembali ke rumahnya.
Kissky kecil berjalan menuju pertigaan, sesampainya, ia pun di sambut sinis oleh anak-anak yang telah menjadikan area itu kekuasaan mereka.
“Anak dari mana kau!” pekik salah satu anak yang tampangnya menyeramkan.
“Anak dari rumah bang,” jawab Kissky seadanya.
“Maksud ku! Kau dari mana, kenapa malah kesini? Kau tahu! Ini area kami, tidak ada satu orang pun yang boleh mengamen di tempat ini kecuali kami semua!” terang si kepala geng.
“Maaf bang, tapi aku di suruh ibu ku untuk mendapatkan 1 juta hari ini, jadi tolong izinkan aku menyanyi disini.”
“1 juta? Hahaha!” 5 anak jalanan yang terdiri dari 3 laki-laki 2 perempuan pun terbahak-bahak mendengar jumlah uang yang Kissky katakan.
“100 ribu saja susah, dari mana ceritanya mau 1 juta?” ucap salah satu gadis berusia 10 tahun.
“Enggak tahu, ada-ada saja dia!” ujar si kepala geng. Karena tak suka dengan kehadiran Kissky, mereka pun mengusir gadis malang itu.
Kissky yang belum punya pengalaman hanya berdiam diri di pinggir jalan tanpa melakukan apapun.
Hingga sore hari menjelang, Friska datang menjemput anak sambungnya.
“Dimana dia?” netra ibu sambung tak bertanggung jawab itu pun celingak-celinguk.
Hingga ia melihat si gadis kecil yang ia harapkan dapat membantu perekonomiannya duduk termenung di atas trotoar.
“Oh, disana!” dengan cepat ia menyalakan mesin motornya menuju tempat Kissky berada.
Cit!!!
Friska menghentikan motornya tepat di hadapan Kissky.
“Ibu?” gumam Kissky.
“Ya, ini ibu, mana setoran mu!” Friska mengulurkan tangannya, meminta kantong kresek yang tadi pagi ia beri pada Kissky. Lalu Kissky kecil menyerahkan kantong yang di minta oleh ibunya.
“Apa ini?” netranya membelalak saat melihat kantong yang kosong melompong.
“Aku enggak di kasih izin mencari rezeki disini bu oleh mereka.” Kissky menunjuk ke anak jalanan penguasa lampu merah.
“Alasan! Harusnya kau lawan bodoh!” pekik Friska.
“Aku enggak berani bu,” jawab Kissky.
“Jadi, kalau pada ku kau berani? Hah?!” Friska yang naik pitam pun turun dari atas motor, lalu menaikan kasar tubuh Kissky ke atas motornya.
“Ayo pulang! Biar ku beri kau pelajaran! Anak durhaka!” dengan kecepatan penuh, Friska melajukan motornya.
Tak perlu waktu lama, mereka telah sampai di rumah, yang kondisinya kurang layak, genteng bocor, berdinding bambu, dan berlantaikan tanah.
Bruk!! Friska melempar tubuh gadis kecil itu ke tanah.
“Sakit bu...” Kissky terisak menahan sakit.
“Lebih sakit aku tahu! Uang untuk makan saja enggak punya! Ku pikir karena wajah mu cantik otak mu juga pintar, dasar enggak berguna!” Friska menendang perut Kissky yang datar.
Buk buk buk!
“Ampun bu! Ampun!” teriakan Kissky begitu kuat, namun para tetangga yang mendengar suara kesakitan itu malah mengabaikannya.
Puas melampiaskan amarah, Friska tak memberi Kissky jatah makan malam. Gadis kecil itu pun meringkuk dalam dinginnya malam, ia yang merindukan suasana panti pun merasa ingin kembali, setidaknya, walau ia sering di kerjai, namun masih di beri sesuap nasi.
Penyiksaan Kissky terus berlangsung apabila ia tak mendapatkan target yang di berikan oleh Friska, hingga suatu hari, ia yang sedang di tampar Friska di pinggir jalan, di saksikan oleh Rio, teman akrab Kissky mengamen di kawasan lampu merah lintas timur.
Setelan mendapat perlakuan kasar, Kissky di tinggalkan begitu saja di pinggir jalan.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
O Z
ngenes....
2022-09-12
0
🇮🇩⭕Nony kinoy❃hiat🇵🇸
nexs
2022-06-02
0
Lia Rosita
Kasihan
2022-06-02
0