Sementara Kissky yang berada di kamarnya mengoceh sendiri, karena di hari pertama ia masuk ke dalam rumah mertuanya, sudah menanggung malu, akibat perbuatan usil suaminya.
“Kekanak-kakanakan banget dia! Bikin naik darah! Belum lagi ternyata dia cuma mengerjai ku! Gimana cara ku melihat wajah ibu dan ayah mertua, aduh... malu banget sih!!!” Kissky yang patah semangat terduduk di atas lantai seraya memeluk kopernya.
“Apa kabar Liza sekarang ya? Kok dia enggak telepon aku?” gumam Kissky.
Ia yang merasa tubuhnya lengket dan bau keringat, memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, sebelum menelepon sahabatnya.
Setelah selesai mandi, Kissky keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk putih.
“Astaghfirulah!” teriaknya dengan jantung berdebar-debar, sebab ia melihat suaminya sedang duduk santai di pinggir ranjangnya.
“Ngapain kau disini bangsat!” sontak Kissky melempar sebungkus pembalutnya ke kepala Zanjiil.
“Heh! Enggak ada sopan santun banget kau!” pekik Zanjil seraya melempar kembali pembalut tersebut, tepat mengenai dada datar gadis cantik itu.
“Haah!! Zanjiil!! Keluar kau dari kamar ku!” Kissky yang geram dan malu, karena 2 bukit kebanggaannya mendapat pelecehan pun mengancam pria tampan dan usil itu.
“Enggak mau!”
“Hei! Kalau kau enggak keluar sekarang juga! ku lempar kepala mu pakai botol parfum itu!” Kissky menunjuk ke arah meja rias yang ada di sebelahnya.
“Galak banget sih! Lagi pula yang duluan main kasarkan kau sendiri!”
“Tapi yang masuk tanpa izinkan kau!” pekik Kissky.
“Yang enggak kunci pintu kan kau! Aku sudah ketuk dan katakan permisi berulang kali, tapi kau tak menjawab, jadi wajar kalau aku masuk, lagi pula ini rumah ku! kau hanya numpang tinggal saja!” Zanjiil yang tak mau kalah, memarahi istrinya juga.
“Terserah kau bilang apa, yang jelas keluar sekarang, aku mau pakai baju!”
“Pakai saja di hadapan ku, lagi pula kau istri ku, dan... aku enggak selera tahu melihat tubuh mu, sudah kurus kerempeng bodi papan triplek , jadi apa masih ada yang buat ngiler?” Zanjiil menghina kekurangan istrinya.
Kissky yang tak terima dirinya di hina, tanpa ragu melempar botol parfum yang terbuat dari plastik tersebut, tepat mengenai kepala suaminya.
Pluk!
“Huwl! Berani sekali kau melukai ku, kau tahu parfumnya enggak kosong!” Zanjil memegang kepalanya. yang terasa sakit.
“Masib untung ku lempar pakai botol plastik, besok-besok, yang kemasan kaca akan mendarat di mata mu!” netra gadis itu membelalak, seolah memberi ancaman berikutnya pada suaminya.
“Psikopat! Ya sudah aku keluar, aku kesini hanya untuk mengatakan, turunlah, makan dulu, sejak sampai ke rumah kau belum mengisi perut mu!” setelah mengatakan hal yang ia sampaikan, Zanjil pun meninggalkan Kissky.
Kata-kata Zanjil yang menyuruh makan pun mengingatkannya pada teman masa kecilnya Rio.
Flash Back
Tahun 2012, di bawah guyuran hujan lebat, Kissky yang basah menggigil hebat.
Rio yang melihat dirinya berjalan sendiri di pinggir jalan, melambaikan tangannya.
“Hei, Kissky! Cepat kemari!” Rio yang baik hati mengajaknya berteduh di bawah pos kamling tak jauh dari pertigaan lampu merah, tempat biasa mereka mencari rezeki.
“Rio...” ia yang tak bertemu sahabatnya seharian pun menjadi girang. Dengan langkah cepat ia mendatanginya.
“Kemana saja seharian! Aku enggak melihat mu sama sekali!” ucap Kissky seraya naik ke atas pondok.
“Aku sakit.” Rio menunjuk ke arah kepalanya.
“Apa sudah sembuh?” tanya Kissky dengan perasaan khawatir, sebab hanya Rio teman satu-satunya di muka bumi saat itu
“Alhamdulillah, sudah. Makanya aku datang kemari untuk mengamen, eh... malah turun hujan.” terang Rio dengan tertawa kecil.
“Kau benar, aku juga belum dapat target.” Kissky benar-benar berharap, cuaca segera membaik, agar ia bisa bekerja kembali.
“Apa kau sudah makan?” tanya Rio seraya mengeluarkan sebungkus nasi dari dalam kantung kresek berwarna hitam.
“Belum.” Kissky menggelengkan kepalanya dengan lemas.
”Kenapa belum beli? Pada hal sudah jam 15:00, kau pasti lapar!”
“Aku memang lapar, tapi kalau aku beli nasi, maka uang yang ku hasilkan akan berkurang, aku takut kalau ibu marah pada ku.” ucapnya dengan membayangkan akan di pukul kembali.
Rio yang iba pun, untuk pertama kalinya membagi makanannya pada Kissky kecil.
“Mendekatlah, biar kita makan bersama, maaf, aku hanya mampu membeli nasi, tapi tenang, aku punya lauk istimewa!” wajah Rio begitu berbinar saat mengatakannya.
“Apa itu?” Kissky yang penasaran pun begitu antusias.
“Ini dia!” Rio menunjukkan sebungkus garam halus pada Kissky.
“Ini lauk?” Kissky kecil mengernyitkan dahinya.
“Iya, kalah pakai garam, nasi panas ini akan terasa nikmat.” Rio mulai menaburkan garam tersebut dengan perlahan pada nasi yang telah ia buka bungkusnya.
Setelah di rasa cukup, ia mengikat dengan karet ujung plastik garamnya agar tak tumpah.
“Mari kita makan!” keduanya mulai melahap santapan seadanya yang ada di hadapan mereka.
“Kau benar, rasanya enak, lezat!” Kissky merasa bersyukur, saat itu perutnya yang keroncongan terobati.
Selesai makan, keduanya melepas dahaga dengan menampung air hujan di kedua tangan mereka.
Gluk gluk gluk!!!
“Alhamdulillah ya, Allah maha tahu apa yang kita butuhkan,” ucap Rio.
“Maksudnya bagaimana?” Kissky kecil kurang faham dengan ucapan Rio.
“Kau lihat kan, kita enggak punya minum? Makanya Allah turunkan hujan, agar kita berdua bisa minum gratis dengan puas!” selanjutnya Rio menampung air hujan yang jatuh dari atap gubuk yang mereka singgahi ke botol minumnya
“Tapi aku merasa rugi, sebab, uang yang ku hasilkan jadi berkurang,” terang Kissky.
“Ky, Rezeki bukan hanya uang, tapi termasuk kesehatan dan juga hujan ini.”
“Kau tahu darimana? Apa kau sekolah?” tanya Kissky, sebab setahunya, hanya orang berpendidikan, yang pengetahuannya lebih luas dan dapat di percaya.
“Aku memang enggak sekolah, tapi.. aku sering mengintip anak-anak SD dekat rumah ku belajar, hehehe...” Rio tertawa riang.
“Lain kali, bawa aku kesana ya!” pinta Kissky yang penasaran.
“Baiklah, kalau ada waktu, akan ku bawa kau kesana!” ucap Rio.
“Amankan? Ibu gurunya enggak ada yang galakka?”
“Aman, namanya juga guru, sudah pasti baik hati.” terang Rio.
“Terimakasih banyak, sahabat ku.” Kissky memeluk Rio.
“Sama-sama.”
Flashback Off!
Tok tok tok!
Dari arah luar Zanjiil mengetuk pintu kamarnya, “Hei, mau berapa lama kau di dalam? Apa kau enggak makan? cepat keluar!!” suara teriakan Zanjiil membuat Kissky bergegas untuk keluar kamar.
Ceklek!
Ia membuka pintu dengan kasar, “Sabar dong, lagi pula kalau kau mau makan, makan saja duluan!”
“Ya Tuhan, aku menunggu mu, karena menghargai mu, aku takut kau malu untuk makan sendiri, tahu begitu lebih baik ku tinggal saja kau! Dasar perempuan enggak tahu terimakasih!” Zanjil beranjak terlebih dahulu, yang di susul oleh Kissky.
Mereka yang telah tiba di ruang makan mendapat tatapan penuh curiga dari Basuki dan juga Pinkan yang duduk di ruang santai keluarga, yang dapat melihat langsung ke arah meja makan yang ada di dapur.
“Mereka enggak benar-benar melakukannya kan pa?” Pinkan mencolek pinggang suaminya yang sedang fokus pada anak dan menantunya.
“Enggak tahu ma, tapi rambut keduanya sama-sama basah,” ujar Basuki.
“Ehm, gawat banget kalau itu benar, ku pikir putra kita polos pa, ternyata dia sudah mengerti hal-hal dewasa.” Pinkan memijat pelipisnya yang terasa berat.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
El Geisya Tin
aku lelah kak kalo mau cri harga gara
2022-06-06
0
El Geisya Tin
lanjut kak
2022-06-06
0
Zєє wallupattma
👍👍👍mantap
2022-05-29
0