Setelah menunggu selama 5 menit, akhirnya sahabat karibnya pun tiba.
“Hei! Ini makanan mu!” Liza menyerahkan seblak pesanan Kissky padanya.
“Terimakasih banyak.” Kissky menerimanya dengan senyum lebar.
“Pagi-pagi bukannya sarapan, malah makan yang pedas-pedas, untung tadi masih sempat,” ujar Liza.
“Maksudnya?” Kissky mengernyitkan dahinya.
“Bapak penjual seblaknya di usir sama satpam.” terang Liza, seraya duduk di sebelah Kissky.
“Kok bisa di usir?”
“Kau enggak tahu ya? Di area sekolah kita, di larang ada yang jualan, kecuali yang telah di tentukan dari pihak sekolah, inikan sekolah bergengsi, biaya SPP pertahun saja mencapai 400 juta.”
Uhuk uhuk uhuk!!
Seketika Kissky tersedak, saat tahu biaya sekolahnya yang begitu mahal.
“Kau baik-baik saja?” dengan sigap Liza memberi air mineral pada Kissky, “Ini, minum dulu.”
”Serius 400 juta?” tanya Kissky tak percaya, meski orang tua angkatnya kaya raya, tetapi sebelumnya ia hanya bersekolah di tempat biasa, yang membutuhkan biaya 50 juta pertahunnya.
“Iya, makanya pihak sekolah ingin semua serba sempurna, mulai dari cat sekolah, ukuran rumput, bunga, sampai dengan makanan di kantin, memangnya waktu daftar, kau enggak baca biaya anggaran yang di minta?” tanya Liza dengan serius.
Lalu Kissky menggelengkan kepalanya, sebab yang mengatur segalanya ada orang tua Zanjiil.
“Ya iyalah, kalau kau sih berapapun, pasti orang tua mu penuhi, kalian kan begitu, waktu aku ikut belanja dengan tante dulu juga sama, dia asal ambil baju tanpa lihat harga, hahaha.” Liza yang tahu betul akan ekonomi keluarga Huwl yang tiada tanding pun berpikir jika 400 juta tak seberapa untuk mereka.
Gila, ternyata mertua ku royal juga, kali 2 saja sudah 800 juta, sebaiknya aku jangan pernah buat masalah di sekolah ini, bisa-bisa mereka kecewa pada ku, batin Kissky.
Sebelum Kissky menghabiskan seblaknya, bel sekolah pun berbunyi.
Tet... tet... tet...
“Semua siswa-siswi segera berbaris di lapangan.” suara pengumuman dari salah seorang guru pun berkumandang sampai ke setiap sudut sekolah.
“Ayo Ky, jangan sampai kita terlambat!” seru Liza.
“Seblak ku masih tinggal setengah, tanggung banget !” Kissky yang merasa sayang akan seblaknya berpikir untuk menghabiskannya terlebih dahulu.
“Nanti beli lagi bisa kan? Kau ini ada-ada saja!” pekik Liza yang tahu akan ketatnya peraturan sekolah mereka, sebab jika terlambat maka akan kena hukuman.
“Baiklah!” Kissky pun membuang sisa makannya ke tong sampah, setelah itu keduanya dengan setengah berlari menuju lapangan yang ada di depan gedung sekolah.
Karena jarak dari taman ke lapangan begitu jauh, alhasil keduanya pun terlambat, sesampainya mereka, semua orang telah berbaris rapi, dan yang paling apesnya, tak ada jalan lain untuk mencapai barisan, selain lewat di hadapan mimbar tempat guru menyampaikan pidato pagi.
Dengan menahan malu, Kissky dan Liza, terpaksa berjalan dari hadapan kepala sekolah dan guru-guru yang telah berbaris rapi menghadap para siswanya.
“Kita baris dimana nih?” tanya Kissky pada Liza dengan suara berbisik.
“Mana ku tahu! Semua memakai seragam yang sama,” sahut Liza.
Kehadiran keduanya menarik perhatian semua orang, terlebih sang kepala sekolah yang bernama Toriq, ia dengan tegas melakukan tindakan bagi siswa yang melakukan kesalahan di hari pertama pembukaan ajaran baru tersebut.
“Ehm... kalian berdua...” Kissky dan Liza yang mendengar suara maskulin dan berwibawa dari sang kepala sekolah pun sontak diam di tempat.
“Kemarilah!” titah Toriq.
Deg deg deg! Jantung keduanya serasa mau copot, apa lagi, para siswa siswi yang melihat kekonyolan mereka mulai tertawa satu persatu.
Zanjiil yang berada dalam barisan pun menyaksikan istrinya membuat masalah di hari pertama masuk sekolah, sontak ia memijat pelipisnya.
Kissky... Kissky... tahu mu cuma buat masalah, batin Zanjiil.
“Sayang, kau enggak apa-apa?” tanya Luna yang berdiri di berbaris sebelahnya.
“Enggak apa-apa sayang.” jawab Zanjiil.
Kissky, bikin malu saja kau! batinnya.
Sementara di depan, Kissky dan Liza ragu untuk memutar badan mereka.
“Kalian berdua siswi baru ya? Ayo kemari!” suara tegas Toriq membuat keduanya makin ketar ketir, dengan terpaksa, mereka baik kanan, dan berjalan ke arah Toriq yang berada di atas mimbar.
“Iya pak?” ucap Kissky dengan suara bergetar.
“Apa kalian berdua tidak baca peraturan yang sekolah buat, pada saat pendaftaran? Itu tertera dalam berkas persetujuan masuk sekolah yang kalian tandatangani?” terang Toriq.
“Maaf pak, kami lupa,” jawab Liza.
“Baiklah, karena ini masih hari pertama, bapak memaafkan kalian.” keduanya pun tersenyum lebar, karena Toriq begitu murah hati pada mereka.
“Sekarang, berbaris lah bersama para guru di. ” Toriq menunjuk ke arah guru yang berdiri di belakangnya.
“Apa?” keduanya pun melihat satu sama lain.
“Cepat, karena kita akan melaksanakan upacara.” Kissky dan Liza begitu panik, saat keduanya ingin melangkah, tiba-tiba Toriq menghentikan langkah Kissky.
“Kau!”
“Saya pak?” Kissky menunjuk dirinya sendiri
“Siapa nama mu?” tanya Toriq.
“Kissky Huwl pak,” jawab Kissky.
“Berdiri dia sebelah ku, pegang map Pancasilanya,” titah Toriq.
Sontak netranya membulat, dunianya seakan mau runtuh, belum selesai mengemban rasa malu, kini ia harus menjadi petugas upacara di hari pertama masuk sekolah super elit.
Liza yang takut kebagian tugas juga, dengan cepat bergabung ke barisan para guru.
Wajah gelisah dan kaku Kissky di saksikan puluhan ribu siswa dari layar monitor raksasa yang ada di di gedung sekolah.
Hampir semua orang tertawa akan Kissky dan Liza, menurut mereka hukuman itu masih lebih baik, dari pada orang-orang yang mendapat sangsi sebelumnya.
Tak sedikit pula yang memberi pujian akan wajah Kissky yang sempat di Zoom oleh staf sekolah yang bertugas memegang kamera.
“Gadis itu sangat cantik, tapi sayang ceroboh.” ucap seorang siswa yang berdiri di depan Zanjiil.
“Kau benar, apa lagi saat wajahnya tegang tadi, terlihat sangat imut dan menggetarkan hati,” timpal siswa lainnya.
Zanjiil menyunggingkan bibirnya, saat ia mendengar istrinya di puji orang lain secara langsung di hadapannya.
Mata mereka rabun ya? Jelek begitu di bilang cantik dan imut, batin Zanjiil.
Sementara Kissky yang telah berdiri di sebelah Toriq pun merasa serba salah, ia juga tak sanggup menegakkan kepalanya, sebab malu melihat orang-orang.
Uniknya sang kepala sekolah menegur Kissky dengan memakai pengeras suara.
“Sampai kapan kau akan melihat tanah? Lakukan yang benar!” titah Toriq.
“Baik pak.” Kissky dengan terpaksa melihat ke depan, ia makin tak percaya diri, dengan banyaknya sorot mata menatapnya dengan tajam.
Aku harus bisa! batin Kissky.
Karena sudah terlanjur basah, Kissky pun menampilkan yang terbaik, hingga upacara selesai.
Setelah itu, sesi pembagian kelas pun di laksanakan, dimana satu persatu nama siswa di panggil, untuk memasuki ruang kelas yang telah di tentukan, dan itu di lakukan langsung oleh Toriq.
“Sekarang untuk kelas seni, yang bapak panggil masuk ke kelas X A ya, Luna, Liza, Kissky Huwl, Zanjiil Rabbani!” mengetahui dirinya dan sang istri satu kelas, perasaan Zanjiil jadi tak bersemangat.
Begitu pula dengan Kissky, ia merasa risih kalau harus melihat Zajiil setiap harinya.
Apa enggak cukup Tuhan, kalau aku bertemu dia di rumah saja? batin Kissky.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
diksiblowing
wah... pengen duitnya aq
2022-05-22
2
Yen Lamour
Cinta dan dendam selalu hadir, semangat kak 💪🥰
2022-05-20
1
Suaidah Hasibuan
next kk
2022-05-16
2