Pernikahan Berdarah!
⚠️Biasakan suka dan komen, karena itu adalah bentuk dukungan pada author⚠️
Pada pagi hari yang cerah, keluarga Huwl sedang sarapan di ruang makan, Ahmad Huwl sebagai kepala rumah tangga pun membuka obrolan.
“Ma.” ucap Ahmad pada istrinya July Oseania Huwl, wanita bule yang berasal dari New Zealand.
“Iya pa?” sahut July.
“Ma, mama ingat enggak papa pernah cerita soal kota kelahiran papa.”
“Ingat, kota N kan?” ujar July seraya melahap roti panggang yang ada di mulutnya, sedang Kissky hanya menyimak percakapan kedua orang tuanya.
“Oh, ternyata mama masih ingat, pada hal papa cerita itu pada waktu kita masih kuliah.” terang Ahmad.
“Iya, karena cerita itu, mama jadi dekat sama papa, itu tahun pertama kita bertemu di kampus kan pa?”
“Iya, waktu itu usia papa baru 18 tahun,” ucap Ahmad.
“Dan mama 19 tahun.” timpal July.
“Tapi tetap dong, sikap dan cara berpikir, papa lebih dewasa.”
“Iya-iya, kalau itu mama setuju pa.” July tertawa mengingat kenangannya bersama sang suami.
“Nah, karena itu ma.”
“Kenapa pa?”
“Bagaimana kalau kita menikahkan Kissky dengan putra Basuki.” terang Ahmad dengan hati was-was, ia takut kalau istrinya akan murka.
“Apa!” netra July membelalak, begitu pula dengan Kissky, ia tak percaya dirinya yang baru lulus SMP akan di nikahkan, namun ia tak berani angkat bicara, karena Kissky adalah anak yang pemalu dan penurut pada orang tua.
“Ma...”
“Pa!” Brak!! July menggebrak keras meja makan.
“Kissky itu masih kecil, mana mungkin kita menikahkannya sekarang! Berbakti pada kita saja belum, masa iya, dia sudah mau mengabdi pada orang lain?!” July naik pitam, ia tak terima bila anaknya akan segera melepas masa lajang.
“Mama, dengarkan papa dulu.”
“Enggak, papa yang harus dengar mama, pokoknya Kissky enggak boleh nikah, kalau pun mau menikah, minimal lulus SMA dulu, ngurus diri sediri saja dia enggak beres, apa lagi ngurus anak.” terang July seraya beranjak dari meja makan.
Ahmad hanya dapat menelan salivanya, begitulah, apabila July marah, kata-katanya tidak boleh di bantah.
Kini di meja makan tersisa Ahmad dan Kissky, lalu Ahmad melirik putrinya yang sedang mengunyah roti bakar yang ada dalam mulutnya.
“Ky.” ucap Ahmad
“Iya pa?” sahut Kissky dengan nada lembut.
“Menurut mu bagaimana?” tanya Ahmad pada putrinya.
“Maaf pa, menurut Kissky apa yang di katakan mama barusan, ada benarnya.” ujar Kissky.
“Tapi nak, papa kan tidak menikah kan mu dengan orang sembarangan, mereka itu 5 kali lebih kaya dari kita, jadi kau enggak usah khawatir, akan di suruh kerja rumah dan lainnya, tugas mu hanya menjadi menantu disana.” terang Ahmad mempengaruhi Kissky yang masih polos, terlebih ia tahu, kalau putrinya tidak akan pernah membantah apapun yang ia katakan ataupun July.
“Ehm, apa menurut papa itu yang terbaik?” tanya Kissky pada Ahmad.
“Tentu saja nak.”
“Tapi, papa dan mama tidak sependapat.” ujar Kissky.
“Kalau kau setuju, semua akan beres, kau tahu tidak, kalau kau menikah dengan keluarga Rabbani, hidup mu akan sejahtera 14 keturunan, papa dan mama juga akan bahagia, kita makin kaya nak.”
Kissky merasa sedikit kecewa mendengar penuturan ayahnya, namun ia tak dapat membantah, karena menurutnya, orang tua adalah suri tauladan.
“Kalau menurut papa itu yang terbaik, Kissky bersedia pa.” ucap Kissky.
“Bagus, soal mama, papa yang urus, terimakasih banyak nak.”
“Iya pa, Kissky permisi mau ke kamar dulu.” Kissky yang bersedih namun tak bisa berkata apa-apa meninggalkan ayahnya sendiri di meja makan.
Sebenarnya hatinya tak siap, namun ia sadar dirinya yang menyandang nama Huwl bukanlah anak biologis dari kedua orang tuanya sekarang.
Ia hanya menggantikan tempat, dari seorang anak yang kini telah berada di sisi Ilahi.
FLASHBACK ON
Ide perjodohan ini bermula dari perkenalan dua orang pria dewasa yaitu Ahmad Huwl dan Basuki Rabbani.
Dimana pertemuan mereka berawal dari bisnis trip yang mereka jalani beberapa bulan yang lalu.
Karena memiliki visi misi yang sama dalam menjalani usaha yang mereka geluti, Ahmad dan Basuki menjadi lebih sering bertemu.
Mereka sesekali membawa anak dan istri masing-masing untuk liburan bersama pada waktu tertentu.
Kissky Huwl, itu adalah nama putri semata wayang Ahmad yang kini telah duduk di kelas 6 SD.
Zanjiil Rabbani adalah nama putra semata wayang Basuki yang juga duduk di kelas 6 SD. Zanjiil terpaut hanya 4 bulan lebih tua dari Kissky.
Berbeda dengan ayah mereka, Zanjiil dan Kissky tak pernah sependapat dalam hal apapun.
Meski begitu, kedua keluarga selalu saja menyuruh mereka untuk bermain bersama.
3 tahun kemudian, tepatnya di hari ulang tahun kissky yang ke 15, Basuki mengajak Ahmad untuk membicarakan suatu hal.
Kedua sahabat ini memisahkan diri dari kerumunan tamu menuju ruang kerja Ahmad.
“Ayo silahkan duduk.” ucap Ahmad seraya menuntun Basuki ke sebuah sofa yang ada dalam ruang kerjanya.
Basuki duduk sesuai arahan Ahmad, lalu Ahmad pun duduk tepat di hadapan Basuki.
“Mau ngomong apa Ki? Bukan hal serius kan?” tanya Ahmad dengan hati penuh tanya.
“Gini Mad, kita kan sudah lumayan lama berteman, menurut mu bagaimana kalau kita jodohkan saja anak kita?” Basuki mengutarakan isi hatinya.
“Loh, kok dadakan begini Ki?” Tanya Ahmad kembali.
“Ini bukan dadakan Mad, aku sudah memikirkan ini dari setahun yang lalu, ku rasa kalau kita menjadi besan, itu akan cocok sekali, mengingat saat ini kita sedang menjalani kerja sama yang sangat erat, aku juga puas dengan kinerja mu, yang membuat bisnis ku meningkat pesat sahamnya.” terang Basuki dengan senyum lepas.
“Tapi Ki, mereka kan masih kecil, di zaman yang sudah moderen begini, mana ada orang yang menjodohkan anaknya yang masih belia, belum lagi kalau kita ketahuan KPAI (komisi perlindungan anak Indonesia), nanti kita bisa kena undang-undang.” timpal Ahmad.
“Kau tenang saja, aku yang urus, selain karena bisnis, kita juga berasal dari daerah yang sama, di tempat kita kan muasalnya perjodohan dan nikah di usia dini,” terang Basuki.
“Kamu benar sih.” Ahmad mengusap-usap tengkuknya.
“Saya dan ibunya Zanjiil juga menikah di usia belasan, sama seperti mereka, saya kelas 1 SMA, ibunya kelas 2 SMP.” terang Basuki.
“Hum!” Ahmad menganggukkan kepala seraya berpikir.
“Neneknya Zanjiil juga sering tanya, kapan Zanjiil di jodohkan, di keluarga ku, tradisi itu masih kental Mad, aku hanya punya satu anak, aku mau dia menikah dengan orang baik-baik, kalau bisa, ya sama Kissky, itu sudah paling cocok.” ucap Basuki.
“Tapi, aku harus tanya ibunya dulu,” ujar Ahmad.
“Ngapain tanya ibunya sih? kau kan kepala rumah tangga, yang memegang kendali atas keluarga.” Basuki pun mempengaruhi pikiran Ahmad.
“Bukan begitu Ki, ibunya kan berasal dari luar, kalau aku enggak bicarakan baik-baik, bisa ngamuk dia.” ujar Ahmad lebih lanjut.
“Ya sudah, kau diskusikan dulu pada ibunya, mumpung keduanya baru lulus SMP, nanti kita masukkan dalam sekolah yang sama.” ujar Basuki.
“Dan... aku ingin jujur pada mu Ki.” Ahmad bingung harus memulai dari mana.
“Soal apa Mad? Katakan saja pada ku, jangan sungkan, ceritakan saja.” Basuki yang ingin tahu pun terus meminta sahabatnya untuk bercerita.
“Baiklah, agar tak ada perselisihan ke depan, aku, akan katakan pada mu, kalau Kissky itu, bukan anak kandung ku,” Ahmad pun mengatakan rahasia yang tak di ketahui orang lain selama ini kecuali keluarga terdekat mereka.
“Dia anak angkat?” Basuki memperjelas ucapan sahabatnya.
“Iya, dia anak panti asuhan, yang ku adopsi, jadi pikirkan saja dulu, aku tak mau ada masalah di kemudian hari, atau kau mengungkitnya pada putri ku, yang tak bersalah itu,” terang Ahmad.
Cukup lama Basuki menimbang, keputusan apa yang akan dia ambil.
“Baiklah, tak apa, aku menerimanya,” ucap Basuki dengan percaya diri.
“Kau yakin?” tanya Ahmad.
“Ya, tentu saja.” jawab Basuki dengan yakin.
Setelah kedua sahabat itu selesai mengobrol mereka pun kembali ke area pesta.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Nindira
Waduh bukan 7 keturunan lagi ya tapi 14 keturunan saking melimpah ruahnya itu harta
2022-10-01
0
Nulis terus✍️💪
Datang membawa like favorit ☺️...
salam.
menikah tak semudah bayangan ☺️
2022-06-16
1
Nm@
"My Brother" hadir di sini juga,Kak!!!
2022-05-29
3