“Kau ini ada-ada saja, mana ada setan di siang bolong begini! Kemarin kau juga mengerjai ibu dengan teman mu itu!” Lisa memarahi siswinya, yang menurutnya berbohong.
“Aku serius bu! Tadi ada di ruang praktek!” Kissky yang merasa ia benar tetap bersikeras menyakinkan gurunya.
“Sudah! Jangan banyak drama, besok pagi, ibu masih masuk ke kelas kalian, sebagai hukuman mu, di rumah tulis, saya tidak akan bolos lagi, sebanyak 50 halaman, mengerti!” setelah mengatakan hal itu, Lisa bangkit dari lantai, dan beranjak dari kelas XA.
“Apes banget,” gumam Kissky. Lalu Gibran pun membantu Kissky untuk berdiri.
“Kau kemana saja? Tadi aku mencari mu?” ucap Gibran.
“Maaf, aku enggak tahu kalau kau mencari ku.” Kissky tersenyum canggung pada sahabatnya.
“Lain kali jangan lakukan lagi, beruntung Bu Lisa memberi hukuman ringan pada mu.”
“Segitu berat kau bilang ringan?” Kissky tertawa getir.
“Biasanya langsung panggilan orang tua.” Kissky menutup rapat mulutnya saat mendengar yang Gibran katakan.
Ketat banget sekolahnya, batin Kissky.
“Kalau gitu kita masuk sekarang yuk!” Kissky yang tak ingin mendapat hukuman baru pun mengajak Gibran masuk ke dalam kelas.
Zanjiil menatap lekat Kissky dan Gibran yang terus mengobrol sebelum guru selanjutnya datang.
Kissky yang tak sengaja melihat pandangan Zanjiil padanya, sontak memutar mata malas.
Dasar biawak! Bikin kesal! batin Kissky.
Pukul 16:00 sore, bel sekolah berbunyi.
Tet... tet... tet.... Semua siswa siswi meninggalkan kelasnya masing-masing.
“Ky!” Gibran menepuk pundak Kissky yang baru keluar dari pintu kelas bersama Liza.
“Ada apa?”
“Main ke rumah ku yuk, aku akan kenalkan pada orang tua ku,” ucap Gibran.
“Aku sih mau-mau saja, tapi... inikan sudah sore.” Kissky menolak halus ajakan Gibran, karena ia merasa sangat lelah hari itu.
“Ayolah, nanti aku antar pulang, rumah ku tak jauh dari sini.” Gibran terus saja memaksanya untuk ikut.
“Lain kali saja ya, lagi pula aku harus mengerjakan tugas dari bu Lisa.”
“Aku yang akan menulisnya untuk mu.”
“Wah! Aku enggak di ajak nih?!” Liza yang senggang hari itu pun berencana ingin ikut.
“Boleh saja, kalau kau mau!” ucap Gibran.
“Sayang, hari ini aku harus pulang cepat!” ucap Zanjiil pada Luna.
“Loh, kenapa sayang? Bukannya kita mau ke karaoke hari ini?” ujar Luna.
“Nanti orang rumah ku marah, kalau aku terlambat pulang!” ucap Zanjiil dengan keras saat sedang lewat di sebelah Kissky.
Luna yang tak tahu apapun merasa bingung dengan kelakuan Zanjiil.
“Bukannya om dan tante selalu sibuk? Ku rasa, mereka enggak akan tahu kau pulang jam berapa pun,” terang Luna.
Kissky yang mengerti itu di tujukan padanya, memutuskan untuk pulang.
“Maaf Bran, lain kali saja, ayah dan ibu ku, enggak suka kalau pulang sekolah, aku melimpir ke tempat lain.” karena Kissky terus menolak, Gibran tak bisa buat banyak, meski ia sangat ingin membawa Kissky ke rumahnya.
“Baiklah, tapi janji ya, kalau aku ajak lagi, kau bersedia,” ucap Gibran.
“Siap!” setelah itu Kissky dan Gibran dan Liza sama-sama menuju parkiran.
Sesampainya mereka di area parkir siswa, Kissky yang akan menaiki sepedanya tanpa sengaja melihat ban sepedanya telah kempes.
Kerjaan siapa nih! batinnya.
“Ada apa Ky?” Liza pun melihat ke arah ban sepeda milik Kissky.
“Kurang kerjaan banget sih orangnya!” Liza ikut emosi dengan musibah yang menimpa Kissky.
“Kau ngapain ikut ke parkiran? Bukannya supir mu ada di luar gerbang?” ujar Kissky.
“Ku pikir kau bawa mobil, tadinya aku mau menumpang sampai ke stasiun, Karena hari ini supir ku sakit, tadi juga aku berangkat dengan naik kreta.”
“Ya Tuhan, apes banget sih kita berdua!!!” Kissky pun membuka gembok sepedanya.
“Sudahlah, kita coba cari bengkel sekitar sini.” Liza menyemangati sahabatnya yang terlihat prustasi.
“Ya sudah, apa boleh buat.” karena tak ada pilihan lain, Kissky mendorong sepedanya.
“Aku curiga, jangan-jangan yang mengerjai mu si Luna lagi.” Liza yang masih dendam, menaruh curiga pada musuh baru mereka.
“Jangan berburuk sangka, mungkin saja anginnya di sedot nyamuk!” meski tak masuk akal akan ban sepedanya yang kempes, namun Kissky berusaha untuk berpikir positif, kalau itu murni karena kekurangan angin dari rumahnya.
“Za!”
“Ya?” sahut Liza.
“Kau percayakan pada ku.” Kissky menatap serius wajah Liza.
“Soal hantu di ruang praktek yang kau bilang?” Liza sedikit tertawa, karena menurutnya itu tak masuk akal.
“Aku sungguh-sungguh Za, siluetnya tinggi besar, apa lagi suaranya, membuat ku merinding hebat!” Kissky masih takut bila mengingat kejadian yang ia alami tadi pagi.
“Mungkin itu hanya orang iseng, lagi pula, untuk apa kau masuk ruangan gelap begitu! Hahaha... untung kau enggak di apa-apain!” Liza menertawai Kissky, yang menurutnya lucu.
“Setan kau ya! Aku serius juga!”
“Masih mending itu setan, kalau beneran manusia akan lebih gawat!” ujar Liza.
“Kau benar juga sih, tapi... apa kau sudah melupakan kejadian kemarin?” Kissky mengingatkan Liza, akan si gadis yang bunuh diri.
“Masih, tapi kenapa bisa bersih ya? Aku malah merasa kalau itu hanya prank! Makanya aku enggak memikirkannya lagi.”
“Aku juga sependapat dengan mu, sialan banget sih yang ngerjain kita,” ucap Kissky.
“Kita lihat saja, mana tahu kontennya viral,” ujar Liza.
Pukul 18:00, Kissky yang baru tiba di rumah di sambut oleh Zanjiil, yang sedang duduk di ruang tamu.
Aduh! Kenapa dia ada disana? Aku kan belum siap untuk bertemu dia! batin Kissky.
Ia yang masih malu akan sikapnya, merasa malu untuk melihat wajahp Zanjiil.
“Jadi, kau pergi juga ke rumah laki-laki itu?” ucap Zanjiil.
Kissky yang masih marah tak merespon perkataan suaminya. Ia terus melangkahkan kakinya menuju kamarnya di lantai dua.
“Huwl! Kau dengar aku kan?!” Zanjiil melirik Kissky yang terus berjalan.
“Astaga... benar-benar nakal!” pekik Zanjiil, sontak Kissky berhenti, dan menoleh ke arah suaminya.
“Apa urusan mu? Bukannya kau enggak perduli dengan apa yang ku lakukan? Jadi kenapa malah sok sibuk?!” Zanjiil mengernyitkan dahinya, karena Kissky bicara bak kreta ekspres tanpa rem.
“Hei, aku tanya baik-baik, kenapa kau malah ngegas?!”
“Baik dari mana? Barusan kau mengatakan aku nakal loh?!” Kissky menunjuk tajam wajah Zanjiil.
“Begitu saja kau marah?” Zanjiil malah tertawa getir, menurutnya istrinya sangat berlebihan.
“Jelas aku marah, memangnya kau pikir aku sama seperti pacar mu, wanita genit dan murah tangan?!”
“Kenapa kau jadi bawa-bawa Luna? Urusan mu kan dengan ku!”
“Iya, tapi karena kau bergaul dengan gadis nakal, kau jadi mudah mengatakan aku nakal, paham kan?!” Kissky membentak suaminya.
“Ya ampun, kau sensitif banget, sudahlah aku malas bertengkar dengan mu! Pergi jauh-jauh dari ku!” Zanjiil mengusir Kissky dari hadapannya.
“Iiih! Enggak kau suruh juga aku akan pergi, malas banget lama-lama berurusan dengan mu!” sebelum Kissky meninggalkan Zanjiil, ia terlebih dahulu menjulurkan lidahnya pada lelaki yang selalu berhasil membuat ia kesal.
“Biawak bodoh! Wee!!!” Kissky meledek suaminya.
“Kissky!” Zanjiil yang merasa terhina, melempar sendal rumahnya ke arah Kissky, beruntungnya gadis pemarah itu tak kena.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Yukity
ngejar ketinggalan Thor😍
2022-05-27
0
Fenti
semangat kak 💪, Mentari mampir lagi
2022-05-21
1
Suaidah Hasibuan
yang selalu bertengkar setiap hari
2022-05-17
1