Sara yang melihat wajah Zidan, ia tahu bahwa pria itu sedang kebingungan dengan jawaban yang Sara bilang tadi.
"Saya akan menceritakan nya kalau sudah tepat waktunya." Ucap Sara sambil menghampus air mata nya yang sudah mengalir di pipi lembut nya.
"Baiklah..." Jawab Zidan.
Berjam-jam Sara sudah ada di rumah Zidan, tak terasa malam pun telah tiba. Saat nya Zidan dan anaknya itu makan malam, Sara memasakkan makanan untuk mereka makan. Zidan yang melihat Sara begitu perhatian, ia jadi ingat dengan mendiang istrinya. Sara begitu lembut dan sayang dengan Rangga, begitu juga perhatiannya tak lebih dari seorang ibu dengan anak.
Zidan menggendong Rangga keluar dari kamarnya dan turun menuju meja makan.
"Papah, turun..."
"Iya sayang..."
Rangga berlari menghampiri Sara yang sedang berada di dapur bersama para pembantu rumah tangga.
"Tante, ayo makan..." Kata Rangga.
"Rangga, tapi tante lagi masak sayang..."
"Ayo tante...." kata Rangga menarik baju Sara.
"Ayo Sara, tidak apa kamu gabung dengan kami..." Ucap Zidan tiba-tiba.
"Tapi..."
"Sudahlah tidak usah sungkan."
"I-ya pak...."
Sara duduk di sebelah Rangga, karena anak itu tidak mau jauh-jauh dengan Sara.
"Sayang, makan nya yang banyak ya biar sehat." Ucap Sara sambil menyuapi Rangga.
"Iya tante, Rangga mau sehat dan kuat kayak papah." Jawab Rangga.
"Anak pintar." Ucap Zidan.
Mereka bertiga makan malam layaknya sebuah keluarga kecil yang bahagia. Para pembantu rumah tangga pun senang melihat majikan mereka kembali tertawa, setelah kepergian istri sekaligus ibu dari anaknya.
"Lihat deh mbok, mereka cocok jadi keluarga." Ucap suster yang merawat Rangga.
"Iya, daripada sama si tukang penggoda itu."
"Semoga mereka beneran menjadi keluarga ya mbok." Ucap suster.
"Amin, yaudah lanjut kerja."
"Iya, mbok."
Setelah Makan malam, Sara menggendong dan menemani Rangga tidur. Sebelum Rangga tidur, ia selalu minum susu terlebih dahulu. Itu adalah suatu kebiasaan rutin Rangga. Sara membuatkan Rangga susu rasa coklat pisang.
"Sayang, ini susu nya..." Kata Sara.
"Iya tante, makasih...."
"Sama-sama sayang, habis ini Rangga tidur ya nak. Soalnya sudah malam." Ucap Sara mengelus punggung Rangga.
"Tapi tante tidur sama Rangga ya..."
"Tapi tante izin sama papah Rangga dulu ya sayang, ayo sini tante gendong. Kita ke kamar papah Rangga dulu untuk minta izin." Ucap Sara sambil menggendong Rangga.
Lalu Sara menuju ke kamar Zidan, ia tidak mau jika kehadirannya di rumah itu membuat repot semua orang yang ada di dalamnya.
"Assalamualaikum...." Salam Sara.
"Walaikumsalam..." Jawab Zidan.
"Pak saya ingin bicara..."
"Baiklah, Rangga duduk di sofa dulu ya sayang."
"Iya pah...."
"Kamu ingin bicara apa?"
"Saya ingin minta izin sama bapak untuk menemani Rangga tidur..."
"Oh gitu, boleh. Karena Rangga juga begitu kalo sama orang yang sudah dia sayang dia tak mau jauh-jauh dengan orang itu. Saya minta maaf ya Sara, jika Rangga selalu merepotkan dirimu."
"Tidak kok pak, saya justru senang. Karena Rangga anak yang baik dan ceria. Dan saya juga kan calon ibu." Ucap Sara terus terang.
"Setelah Rangga tidur, kamu bisa tidur di kamar tamu."
"Iya, pak."
Setelah Sara dan Zidan bicara, Sara menuntun Rangga untuk ke kamarnya dan tidur. Karena sudah hampir tengah malam, Tidak baik untuk Rangga.
MASIH NUNGGU KELANJUTAN NYA???
PARA READERS JANGAN LUPA LIKE DAN COMENT YA😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Rosita Husin Zen
lanjuuuut
2020-10-24
0
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
visualnya THOR
2020-07-19
3
Bintun Arief
nyaman banget Rangganya 😍
2020-06-24
3