Jaga Jarak

...​​•~Selamat Membaca~•...

...~•-•~...

Ethan berjalan kembali ke kelasnya setelah berlatih basket, karena memang beberapa hari lagi ada pertandingan basket di sekolahnya.

Saat berjalan melewati toilet wanita, dengan samar ia mencium bau gas kimia.

"Bau gas.. kayaknya dari ruangan lab kimia.." Ethan menutup hidungnya dan segera berjalan tanpa mencari sumber bau gas tersebut.

Saat Ethan hendak pergi ke kelas, ia tak sengaja berpapasan dengan Hanny.

"Lo mau ke mana?" Tanya Ethan melihat Hanny membawa kantong plastik

"Gue mau ke toilet" Ucap Hanny tersenyum berjalan melewati Ethan, dengan cepat Ethan menghentikan Hanny.

"Mending lo pergi ke toilet lantai bawah aja, di toilet situ bau gas kimia, bahaya kalau lo hirup" Ucap Ethan memberitahu.

Hanny yang mendengar itu langsung terkejut, ia menepis tangan Ethan dan berlari menuju toilet. Ethan yang merasa khawatir mengejar Hanny.

"Elena! Elena!! Lo masih di dalem kan? Elena lo denger gue??!" Teriak Hanny dari luar, ia menutup hidungnya menahan nafas.

Hanny mencoba membuka pintu tapi pintu itu terkunci.

"Elena!! Jawab gue!!" Hanny menggedor-gedor pintu berharap dapat jawaban dari dalam.

"Hanny! Ngapain lo di sini? Gue bilang kan bahaya!" Ucap Ethan sambil menutup hidungnya.

"Ethan, Elena ada di dalem, pintu toilet terkunci gue gak bisa masuk!" Ucap Hanny menatap Ethan nanar.

"Elena?"

"Coba lo cari kunci di sekitar sini, siapa tahu jatuh" Ucap Ethan, Hanny mengangguk dan mencoba mencari disegala arah.

"Elena! Lo denger gue?" Teriak Ethan dari luar, ia mendobrak pintu keras berharap pintu itu rusak.

"Elena! Jangan hirup gasnya! Kalau lo denger gue jangan hirup gasnya!" Teriak Ethan lagi mendobrak pintu tanpa memperdulikan tangannya yang mulai terasa sakit karena membenturnya dengan keras.

Tiba-tiba Hanny datang, ia menemukan kuncinya berada di bawah pot bunga.

"Ethan, ini kuncinya!" Teriak Hanny langsung menyerahkan kunci.

Ethan membuka kunci dan membuka pintu langsung masuk ke dalam toilet, terlihat dalam toilet sudah dipadati oleh kabut gas, ia melihat Reana terbaring pingsan di samping pintu toilet.

"Uhukk! Elena!" Panggil Ethan langsung menghampiri Reana, ia dengan cepat menggendongnya dan membawanya ke ruang UKS sementara.

Seseorang dari jauh melihat Ethan menggendong Reana pergi, orang itu mengepalkan erat tangannya menahan kesal.

...***...

Ethan dan Hanny bolak balik khawatir melihat Reana yang masih diperiksa oleh petugas UKS.

Setelah memeriksa, petugas itu berjalan mendekati Ethan dan Hanny.

"G-gimana kak? Apa perlu di bawa ke rumah sakit?" Tanya Hanny khawatir.

"Kalian gak usah khawatir, dia pingsan karena menahan nafasnya bukan karena mencium gas itu, untung saja kalian datang lebih cepat," Mendengar itu Hanny dan Ethan merasa lega.

"Untuk selanjutnya nanti saat dia bangun, kalian bisa menyuruhnya memeriksa ke rumah sakit untuk berjaga-jaga jika ada masalah" Ucap petugas itu lagi.

"Dan Ethan, lebih baik kamu mandi di kamar mandi situ, badanmu bau, apa kalian habis merayakan ulang tahun sampai saling siram dengan air selokan?" Sahut petugas itu menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

Ethan dan Hanny hanya tersenyum canggung, petugas itu keluar dari ruangan UKS.

"Mending lo mandi pakai shampo ini, awalnya gue beliin buat Elena, tapi karena dia belum bangun jadi lo pake aja dulu,"

"Makasih" Ucap Ethan sambil meraih shampo yang diberikan Hanny, Hanny melirik Ethan dari atas hingga bawah.

"Sambil mandi, lo temenin Elena dulu disini, gue kembali ke kelas ambilin lo baju olahraga, kayaknya lo gak bisa pake seragam lagi karena nanti basah" Ucap Hanny, Ethan mengangguk setuju.

Hanny berjalan keluar ruangan dan Ethan juga masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Beberapa saat Reana perlahan membuka matanya, ia melihat sekelilingnya, ia berada di UKS.

"Gue ada di UKS? Apa ada yang nyelametin gue?"

Reana perlahan bangun dari tidurnya dan duduk bersandar, ia melirik ke arah suara air mengalir di kamar mandi yang perlahan berhenti.

"Apa ada yang mandi? Mungkin yang nolong gue?"

"Hmm bau banget gue belum mandi" Reana mencium tubuh dan seragamnya yang masih mengeluarkan bau busuk.

Ethan membuka pintu kamar mandi, ia berjalan keluar sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Reana melihat ke arah kamar mandi menunggu siapa di balik pintu itu, ia terkejut ketika mendapati Ethan keluar dari situ.

Tatapan Reana dan Ethan saling bertemu, Ethan berjalan mendekati Reana.

"Apa lo baik-baik aja?" Tanya Ethan, Reana hanya terdiam masih bingung karena Ethan sekarang bisa berada di depannya.

"Lo yang nolongin gue?" Tanya Reana pelan

"Mungkin iya mungkin tidak, gue cuma bantu Hanny bawa lo ke ruang UKS" Jawab Ethan santai

"Setelah lo membersihkan diri, kita lapor ke kepala sekolah tentang kejadian ini, agar pelakunya ketemu" Lanjut Ethan lagi.

Reana menoleh ke arah Ethan,

"Kenapa harus lapor?" Tanya Reana, Ethan melirik bingung.

"Tentu saja, lo gak tau kalau gas yang ada di kamar mandi itu berbahaya? Untung aja lo gak ngehirup gasnya, kalau lo hirup gasnya lo bisa mati!" Jelas Ethan

"M-mati?"

Reana terkejut mendengar penjelasan Ethan, ternyata firasatnya benar, jika ia menghirup gas itu maka ia berada dalam bahaya.

Reana berpikir lapor memang adalah jalan terbaik, tetapi tiba-tiba sebuah ingatannya terlintas dalam pikirannya.

"Kuberi nasehat, pada dasarnya karakter Elena akan mati, bahaya akan selalu datang padamu, jadi bertahan dan berhati-hatilah"

Ia mengingat nasehat dari penulis bahwa Elena memang karakter yang akan mati dan pasti bahaya akan selalu datang menghampiri Reana sekarang.

"Memang, sepertinya kecelakaan ini sudah direncanakan, bagaimana jika yang merencakan kecelakaan ini adalah penulis? Aku tak bisa mencari alasan untuk menjelaskannya nanti di guru, dan lagi guru-guru di sini tak ada yang memihak padaku"

Reana melirik ke arah Ethan yang sedang menunggu jawabannya.

"Kalau memang kecelakaan ini direncanakan oleh penulis sendiri, aku gak bisa membahayakan karakter-karakter lain, bagaimana jika Ethan menghirup gas itu saat menolongku? Bukankah itu bahaya untuknya?"

"Aku harus menyelesaikan masalah ini sendiri"

"Gue gak mau ngelapor tentang masalah ini, tolong lo rahasiain masalah ini dari orang-orang" Jawab Reana yang membuat raut wajah Ethan bingung.

"Lo gila ya? Ini nyangkut masalah hidup lo! Kenapa lo gak mau ngelapor?" Tanya Ethan tak percaya.

"Gue gak mau memperpanjang masalah ini" Jawab Reana singkat.

Ethan melirik Reana rendah,

"Sesuai yang gue duga, lo itu memang pengecut dan lemah! Gue nyesel udah nyelametin lo" Ucap Ethan melempar handuk yang ia gunakan ke ranjang sebelah dan berniat berjalan keluar ruangan.

"Ethan!" Teriak Reana memanggil, Ethan menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Reana malas.

Reana turun dari ranjang dan berjalan mendekati Ethan, ia memegang tangan Ethan yang lecet terluka karena mendobrak pintu toilet tadi.

"Sebagai ucapan terima kasih gue, boleh gak gue obatin luka lo? Bagaimanapun luka ini ada karena nyelametin gue"

Reana menatap Ethan dengan tatapan memohon, berharap Ethan menyetujuinya. Dengan canggung Ethan mengangguk karena memang saat ia mandi tadi, ketika lukanya terkena air rasa pedih menjalarinya, awalnya ia memang akan mengobatinya sambil menunggu Reana, tapi karena Reana terbangun ia mengurungkan niatnya.

Reana mengambil kotak P3K dan menghampiri Ethan yang sudah duduk di ranjang, ia mengobati bagian lukanya dan setelah itu menutupnya dengan perban.

"Terima kasih karena nolong gue" Lirih Reana,

"Hmm gue hanya kebetulan lewat situ" Sahut Ethan singkat

Setelah selesai Reana melirik ke arah Ethan, sekarang tatapan mereka bertemu,

"Untuk kedepannya.. lo gak perlu repot-repot nolong gue lagi" Reana tersenyum menatap Ethan, Ethan terdiam tak merespon, ia membuang muka. Ethan langsung bangkit dari duduknya dan berjalan keluar ruangan.

"Ini adalah pilihan yang terbaik, pada dasarnya Ethan memang gak kenal Elena, karena itu lebih baik gue jaga jarak dengan Ethan"

Reana menatap ke arah ranjang tempat ia bertemu penulis pertama kali.

"Sekarang gue harus mencari penulis untuk menanyakan maksud dari semua ini"

...~•-•~...

...~•To be Continued•~...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!