Masalah baru

...​​•~Selamat Membaca~•...

...~•-•~...

Reana masih terdiam mematung, sekarang isi pikirannya adalah siswa itu.

"Apa mungkin penulis novel ini adalah siswa itu? Dia kan orang aneh, pasti bisa nyiptain dunia ini kan?" Reana bergelut dalam pikirannya sendiri.

Plakk

Tiba-tiba Julia memukul belakang kepala Reana keras,

"Akhh!!" Reana memegang belakang kepalanya dan melotot ke arah Julia.

"Kenapa lo ngelamun? Lo sedih banget ya karena diperlakukan kayak gini? Makanya lo jangan pernah berurusan apalagi sampe ngelawan sama gue!" Bentak Julia menatap tajam Reana.

Reana memutar bola matanya malas, ia benar-benar malas meladeni cewek yang satu ini.

Tanpa merespon ucapan Julia, Reana berjongkok dan mengumpulkan tepung yang bertebaran di lantai.

"Kalau gue ngomong, jangan pernah cuekin gue!" Teriak Julia sambil menendang tubuh Reana.

"Akhh!" Reana kembali meringis kesakitan, ia lagi-lagi melotot menatap Julia.

"Apa liat-liat?" Bentak Julia sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

"Kayaknya bedak lo kurang tebel!" Sahut Reana,

Plakk

"Akhh!!!"

Reana mengambil sisa bungkusan tepung lalu berdiri dan langsung melemparnya ke wajah Julia dengan keras sehingga wajah Julia sedikit terdorong ke belakang.

"Uhukk uhukk! Heii!!!" Teriak Julia marah sambil membersihkan wajahnya dari tepung.

Reana berjalan keluar acuh meninggalkan Julia yang berteriak marah.

Reana pergi menuju toilet untuk membersihkan dirinya, saat akan masuk toilet, ia tak sengaja berpapasan dengan Hanny yang berniat keluar dari toilet.

Hanny terkejut melihat wajah maupun seragam Reana basah dan penuh dengan tepung.

"L-lo Elena kan, sahabatnya Sean? Kenapa bisa lo kayak gini? Apa ada yang ganggu lo?" Tanya Hanny dengan pertanyaan bertubi-tubi.

"Gue kasih tahu Sean ya, biar dia bisa ngebantu lo" Lanjut Hanny berniat pergi tetapi Reana langsung menghentikannya.

Reana terkejut dengan sikap Hanny,

"Hanny nanya sama gue? Dan lagi dia cerewet banget padahal baru ketemu gue, padahal di novel dia orangnya kalem banget apalagi kalau sama orang yang gak dikenal, apa sifat Hanny ikut berubah? Tapi baik seperti malaikatnya gak pernah berubah" Batin Reana tersenyum.

"H-hei? Elena?? Apa nyawa lo masih di sini??" Tanya Hanny tiba-tiba membuyarkan lamunannya.

"Ahh.. m-maaf, tolong jangan kasih tahu Sean tentang ini, bisa-bisa dia khawatir, gue gak mau itu terjadi.." Pinta Reana.

"Tapi dia kan sahabat lo, Sean pasti ngerasa kecewa karena lo nyembunyiin ini dari dia" Ucap Hanny, Reana terdiam karena ia tahu perkataan Hanny ada benarnya juga.

"Bukan masalah, gue gak pengen membebani Sean, karena itu gue pengen nyelesain masalah ini sendiri" Ucap Reana menjelaskan.

"Kalau gitu gue bawain lo baju ganti gimana?" Tanya Hanny, dengan cepat Reana mengangguk setuju.

Hanny berjalan menuju kelasnya mengambil baju olahraga, sedangkan Reana masuk ke toilet membersihkan dirinya.

Ia masuk ke salah satu kamar toilet dan membersihkan dirinya, sambil membasahi tubuh dan seragamnya ia juga bernyanyi-nyanyi riang.

Tiba-tiba pintu toilet terdengar terbuka, Reana pikir Hanny sudah datang sehingga ia dengan santai melanjutkan aktivitasnya.

Terdengar langkah kaki mulai mendekat ke arah kamar tempat Reana berada.

Byurr

"Akhh! Huek!!" Reana merasa mual, dari luar seseorang menyiramnya dengan air yang baunya sangat busuk.

"Hei! Siapa itu?!!" Teriak Reana emosi karena sekarang tubuhnya berbau busuk, seperti bau air selokan.

"Ini akibatnya lo buat wajah gue kena tepung!!" Teriak Julia dari luar.

Ternyata Julia and the genk mengikuti Reana ke toilet, mereka mempersiapkan air selokan untuk membalas dendam atas perlakuan Reana di kelas tadi.

"Kalian tuh bikin gue jijik tahu gak! Berani-beraninya bales dendam kayak gini, kalau mau bales dendam sini adu tonjok sama gue!!" Teriak Reana dari dalam.

Reana membuka pintu kamar toilet dan melihat Julia berdiri di depannya dengan raut wajah angkuh.

"Emangnya lo pikir gue takut sama lo? Sini tonjok gue, biar lo dikeluarin dari sekolah ini sekalian!" Balas Julia sambil memajukan wajahnya.

Reana tersenyum sinis,

"Yakin nih?" Reana sepertinya merencanakan sesuatu.

Reana yang masih berbau busuk karena air selokan tadi berjalan mendekati Julia dan langsung memeluknya erat.

"Heii! Apa yang lo lakuin? Lo bau banget tahu!!" Teriak Julia mencoba lepas dari pelukan Reana.

"Gue mana mau bau sendirian, jadi kita bau bersama-sama aja!" Sahut Reana tertawa puas, ia juga mengelus rambut Julia dengan tangannya yang terkena air selokan itu.

"Akhh!! Lepasin gue! Clara! Elsa! Bantuin gue!!" Teriak Julia meminta tolong.

"Lo mau ikut bau juga? Sini aja maju gue peluk juga" Tawar Reana.

"M-maaf Julia, h-hari ini gue pake parfum mahal" Ucap Elsa melangkah mundur.

"M-maafin gue juga Julia, gue udah ke salon! " Jawab Clara ikut mundur.

"Kita gak mau bauu!!" Teriak Clara dan Elsa bersamaan berlari keluar toilet.

"Akhh! Awass kalian!!" Teriak Julia marah

"Hahahaha" Reana melepaskan pelukannya kemudian mendorong Julia masuk ke kamar toilet tempatnya tadi, lalu ia menutup wajah Julia dengan ember bekas isi air selokan.

"Akhhh!!!" Julia berteriak dan menggerakkan tubuhnya kesal, ia membuka ember yang menutupi wajahnya lalu melotot ke arah Reana.

"Gue gak masalah kalau kalian mau nindas gue, tapi jangan melewati batas!" Sahut Reana dengan santai.

"Kalau gue udah bergerak, mampus kalian semua!"

Reana berjalan ke kamar toilet yang satunya dan melanjutkan membersihkan tubuhnya lagi.

Beberapa saat Hanny datang membawa baju olahraga, ia terkejut karena melihat Julia juga berada di dalam toilet.

"Ukhh! Bau apa nih" Ucap Hanny sambil menutup hidungnya menahan nafas.

Reana membuka pintu dan menegok dari dalam ke arah Hanny,

"Hanny, lo ada shampo gak?" Tanya Reana

"Kalian habis kejebur di selokan ya?" Tanya Hanny menatap Reana dan Julia bergantian.

"Tadi Julia ngasih kejutan ke gue dengan siram gue pake air selokan, karena berterima kasih gue meluk dia akhirnya dia ikut bau" Sahut Reana tersenyum jahil.

Julia hanya melotot ke arah Reana kemudian berjalan pergi tanpa kata-kata.

"Hahahaha" Reana tertawa melihat wajah Julia yang kesal, sedangkan Hanny menatap Reana bingung.

"Hanny, gue boleh minta tolong ke lo sekali lagi? Lo punya shampo gak? Badan gue bau soalnya" Tanya Reana, Hanny menggeleng.

"Gue gak punya, tapi kalau lo butuh banget, gue bisa beliin di depan sekolah, ada minimarket" Jawab Hanny.

"G-gak masalah nih lo keluar sekolah cuma buat beliin gue shampo?" Tanya Reana merasa bersalah karena meminta bantuan

"Gak masalah, lagian kelas gue lagi kosong, semua anak kelas pada berkeliaran kemana-mana" Ucap Hanny tersenyum.

"Sifatnya memang tetap seperti malaikat" Reana tersenyum menatap Hanny.

"Yaudah kalau gitu mending lo basahin deh sekalian seragam lo juga, biar baunya sedikit hilang, nanti sekalian gue beliin sabun cuci" Suruh Hanny, ia lalu pamit pergi untuk membelikan Reana shampo.

Reana kembali masuk ke dalam kamar toilet, ia membasahi tubuhnya beserta seragam yang ia pakai lagi, ia membuka kepangan rambutnya agar rambutnya basah semua.

Seketika pintu toilet terdengar terbuka, seseorang berjalan pelan masuk ke dalam toilet, ia membuka semua kamar toilet pelan memeriksa apakah ada orang, ia hanya mendapati satu pintu kamar toilet yang tertutup, disitu tempat Reana berada.

Seseorang itu berjalan kembali keluar, ia melepaskan sesuatu di lantai lalu menutup pintu toilet dan menguncinya, setelah menguncinya ia membuang kunci toilet itu sembarangan lalu berjalan seperti tak terjadi apapun.

Reana yang tak tahu apapun masih sibuk membasahi dirinya, tiba-tiba tercium bau gas yang menyengat, Reana merasa ada yang tak beres, ia menutup hidungnya dan keluar dari kamar toilet.

Saat keluar, Reana mendapati toilet sudah dipenuhi dengan sejenis gas, tapi Reana tak tahu gas apa itu.

Reana dengan cepat pergi menuju pintu toilet untuk keluar, saat ia mencoba membuka pintu, pintu itu terkunci dari luar.

"Siapapun, buka pintunya!!" Reana menggedor-gedor pintu keras berharap seseorang yang berada di balik pintu itu mendengarnya.

"Tolong!! Buka pintunya!! Uhukk!!" Reana mulai merasakan sesak, ia kehabisan nafas.

Reana mencoba tetap menahan nafas agar gas itu tak tercium olehnya, karena firasatnya gas itu berbahaya jika terhirup.

Reana menggedor-gedor pintu keras, bahkan ia juga berusaha mendobraknya.

"S-siapapun uhukk! Tolong buka pintunya uhukk!!" Reana mulai kehabisan nafas, pandangannya mulai kabur dan tenaganya berkurang.

Reana tak bisa menahannya lagi, kakinya mulai terasa lemas, ia terduduk lemah dan kesadarannya mulai menghilang.

"S-siapapun.. tolong..." Lirih Reana

...~•-•~...

...•~To be Continued•~...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!