...•~Selamat Membaca~•...
...~•-•~...
Reana bangkit dan berjalan keluar ruangan.
Ia melihat sekitar dan tak menemukan keberadaan Sean, sepertinya Sean sudah jauh.
Reana berlari menuju kelas 2-1, ia menengok terlebih dahulu dari kaca jendela kelas mencari di mana tempat duduk Ethan.
Reana melihat seorang lelaki duduk di dekat jendela sambil membaca buku, di nama tag lelaki itu tertulis "Ethan Junandra"
Reana tersenyum dan berjalan masuk ke dalam kelas menghampiri Ethan.
Saat berjalan masuk, tatapannya tak sengaja tertuju ke seorang lelaki yang berpenampilan cupu duduk di pojok kelas dengan tumpukan buku di mejanya.
"Dia berpenampilan cupu kayak gue apa dia murid sama kayak Elena? Atau dia siswa ranking satu di sini?"
Siswa yang tadi membawa video melihat Reana masuk ke kelasnya,
"Hei.. itu diaa!" Bisik siswa itu ke siswi yang ia perlihatkan video tadi.
"Apa yang dilakukannya di sini?" Tanya siswi itu, tapi siswa itu hanya menggeleng tak tahu.
Reana berjalan mendekati Ethan, seorang wanita yang duduk di tengah memperhatikan Reana.
Reana mengetuk meja Ethan pelan, Ethan mendongak dan melihat Reana.
"Ada perlu apa?" Tanya Ethan melirik ke arah Reana
"Ahh ini, Sean ninggalin ID namanya. Bisa gue nitip ke lo untuk kembaliin ke dia nanti?" Tanya Reana sambil menyodorkan ID nama Sean.
Ethan menatap Reana kemudian melihat sekeliling.
"Lo bisa titip ke siswa yang lain" Jawab Ethan kembali sibuk dengan bukunya.
"T-tapi Sean sepertinya berhubungan deket sama lo, karena itu gue titip sama lo" Bujuk Reana lagi meletakkan ID nama Sean di meja Ethan.
"Lo salah paham, gue gak sedekat itu sama Sean, lo bisa titip ke Hanny yang duduk di tengah" Ucap Ethan menujuk Hanny dengan dagunya.
"Kenapa dia gak langsung nerima saja? Apa yang susah dengan mengiyakan ini!"
Reana melirik buku yang di baca Ethan.
"Matematika!"
"Lo suka matematika juga ya? Itu pelajaran favorite gue!" Ucap Reana tersenyum
"Ahh... ini pasti jawabannya A" Reana asal tunjuk jawaban pada soal yang dibaca Ethan.
"Ini jawabannya B" Jawab Ethan singkat
"Maksud gue yang di bawah" Sahut Reana lagi
"Ini jawabannya D" Ucap Ethan menatap Reana.
"Sepertinya lo benci matematika" Ethan menyunggingkan senyuman sinis.
"Gue menyukainya!" Reana melirik Hanny yang sedari tadi menatap mereka.
"Dia cemburu kah? Apa cara gue berhasil?"
Reana tak sadar, bahwa seorang siswi yang duduk di belakang menatap Reana dengan tatapan kebencian.
"Ethan, sebenarnya gue ke sini untuk ngajak lo belajar matematika bersama, mau?" Ajak Reana.
"Gak" Jawab Ethan langsung menolak.
"Setidaknya tolong berpikir dulu sebelum menjawab! Kenapa gue bisa menyukai karakter menyebalkan ini saat membaca novelnya?!" Batin Reana kesal dengan jawaban Ethan yang terlalu irit.
"Lo kan pinter matematika, gak ada ruginya lo bantu gue kan?" Bujuk Reana lagi sambil tersenyum manis.
Ethan menghela nafas kasar, ia meletakkan bukunya lalu menarik tangan Reana kasar keluar kelas.
Semua orang bingung dan segera menonton melalui jendela, tapi Ethan langsung menatap mereka tajam satu persatu agar tak menguping.
Reana merasakan pergelangannya sakit karena Ethan menggenggamnya erat.
"T-tolong lepasin, tangan gue sakit" Pinta Reana, bukannya melonggarkan Ethan malah semakin menggenggam erat.
"Akhh!" Rintih Reana kesakitan
"Bukannya gue udah berulang kali bilang ke lo? Jangan muncul di hadapan gue lagi!" Bentak Ethan, Reana terkejut melihat Ethan di hadapannya saat ini, tatapannya seperti menahan amarah.
"Gue udah bilang gue gak suka sama lo, bisa gak sih lo jangan ngeganggu hidup gue lagi!"
"Cuma karena gue nyelametin lo sekali bukan berarti gue suka sama lo! Tolong jangan GR! Gue merasa terganggu ketika lo muncul di sekeliling gue!"
"Gue gak suka cewek lemah kayak lo! Apalagi kalau lo caper kayak gini ke gue, lo menjijikkan banget!" Bentak Ethan kemudian melepaskan genggamannya kasar dan langsung berjalan masuk ke kelas.
Reana terdiam mematung di depan pintu kelas, ia benar-benar terkejut dengan ucapan Ethan.
"Apa karena alurnya berubah menjadikan sifat Ethan juga berubah kasar seperti itu?"
"Dan lagi, Elena.. menyukai Ethan?"
"Ethan pernah menolong Elena sekali? Kap-"
"Akhh!!" Tiba-tiba kepala Reana pusing, sebuah ingatan muncul di kepalanya.
Ingatan saat Elena mencoba bunuh diri dengan melompat dari atas jembatan, tetapi saat itu tiba-tiba Ethan datang menyelamatkannya, bahkan ia membentak Elena karena melakukan hal yang ceroboh.
Karena diselamatkan, Elena merasa ada yang peduli padanya hingga ia selalu mengikuti bahkan datang menemui Ethan ketika ia sendiri, terakhir kali Elena menyatakan perasaannya tetapi Ethan menolaknya mentah-mentah bahkan membentaknya seperti tadi.
Reana terdiam melamun, ia memegang dadanya menahan sakit, tiba-tiba air matanya mengalir. Ia mengingat dengan jelas saat penolakan, siswi-siswi yang menyukai Ethan mengetahui bahwa Elena menyatakan perasaan pada Ethan.
Semua siswi-siswi itu melabrak Elena dan mengeroyoknya secara bersamaan, mereka mengeluarkan ujaran kebencian bahkan melukai dan memukul tubuh Elena hingga memar.
Elena menangis pasrah karena ia sudah terbiasa dipukuli. Elena menangis terisak bukan karena dipukuli saat itu, tapi ia menangis mengetahui bahwa sekarang ia sudah tak mempunyai siapa-siapa lagi. Dan ia tahu tak ada yang benar-benar peduli padanya.
Sejak saat itu Elena seperti orang yang sudah tak memiliki nyawa. Ia hanya terdiam melamun dan menerima semua perlakuan buruk tanpa perlawanan, ia sudah tak memiliki alasan untuk hidup.
...**...
"Elena!"
"Elena!!"
"Elena!!"
Reana tersadar dari lamunannya ketika Sean berteriak memanggil dan menggoyang-goyangkan badannya, dengan wajah basah karena air mata Reana menatap nanar Sean.
"Sean.. kenapa lo gak ada di samping Elena saat itu? Kenapa lo gak ada saat itu dan malah ada di samping gue sekarang?"
"Seandainya lo ada di kehidupan Elena, dia gak akan semenderita ini"
Reana menangis masih merasakan rasa sesak di dadanya, bagaimanapun dalam ingatannya yang menjadi Elena saat itu adalah dirinya, dan yang sekarang merasakan sakit juga adalah dirinya.
"Elena, lo gapapa? Apa ada masalah?" Tanya Sean khawatir,
Reana menatap Sean dengan air mata berlinang,
"Sean.. hati gue.. hati gue sakit" Reana menangis lagi, ia tak bisa menahan rasa sakitnya.
Sean memeluk Reana untuk menenangkannya,
"Tenang, gue ada di sini" Hibur Sean
Reana menarik nafas pelan kemudian menghapus air matanya.
"Itu bukan salah Sean, tapi salah gue. Seperti kata penulis, gue gak bisa merubah alur ceritanya lagi"
"Karena gue, Elena yang awalnya gak kenal Ethan menjadi kenal dan suka, akibatnya Elena dibully oleh penggemar Ethan bahkan Ethan juga jadi membenci Elena"
"Selama penderitaan yang gue alami gak parah, gue harus bertahan."
"Yang perlu gue lakuin cuma satu, jauhin Sean dari Hanny, agar Ethan bisa lebih dekat dengan Hanny"
Reana melirik ke dalam kelas dan memperhatikan Ethan yang sibuk dengan bukunya.
"Jika Ethan tahu setelah penolakan itu Elena dipukuli habis-habisan oleh penggemarnya, apa dia akan merasa sangat bersalah?"
...~•-•~...
...•~To be Continued•~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments