Pasrah

...​​•~Selamat Membaca~•...

...~•-•~...

Keesokan harinya di kelas 2-1, Hanny berjalan memasuki kelas dan melihat Ethan yang sedang membaca bukunya.

"Pagi Ethan.." Sapa Hanny sambil tersenyum, Ethan terkejut karena disapa oleh Hanny.

Ethan menjawab dengan gugup,

"P-pagi Hanny.."

"Hari ini ada tugas ya? Kok lo sibuk banget baca bukunya" Tanya Hanny penasaran,

"Gue cuma seneng baca aja" Jawab Ethan singkat.

Tiba-tiba seorang siswa berlari menghampiri mereka,

"Lo liat perkelahian itu nggak?" Tanyanya tiba-tiba

Ethan dan Hanny menoleh menatap lelaki itu bingung,

"Rendy, lo bukannya masuk nanya pelajaran malah nanya perkelahian" Oceh Ethan

"Itu loh, Elena. Cewek yang nembak lo dulu, dia berantem kemarin, lo gak nonton?" Tanya Rendy

"Elena.. pernah nembak Ethan?" Batin Hanny terkejut mendengar ucapan Rendy

"Berantem? Dia? Mana mungkin" Ethan menggeleng-gelengkan kepala tak percaya

"Ada videonya loh, kemarin heboh banget. Dia bahkan nekat nampar dirinya sendiri cuma buat ngelabui gurunya hahaha" Rendy tertawa mengingat video Reana yang ia tonton.

Ethan terdiam dan mengingat kembali kemarin saat ia bertemu dengan Elena, memang saat itu wajah Elena terlihat lembam.

"Hmm bukan urusan gue"

Tiba-tiba Sean berjalan masuk kelas, Rendy segera mencegatnya.

"Lo tahu kan tentang perkelahian Elena? Kok Elena bisa berubah drastis begitu? Padahal dulu dia pendiem dan gak suka bicara sama siapapun, bahkan dia juga gak pernah mau bicara sama lo sahabatnya sendiri. Apa yang terjadi sama dia selama gak sekolah?"

Rendy memberikan pertanyaan bertubi-tubi pada Sean, Sean hanya memalingkan wajahnya malas.

"Kenapa lo kepo banget sama urusan orang lain? Itu bukan urusan lo!" Sahut Sean lalu berjalan menuju kursinya.

"Gue denger rumor kalau Elena masuk rumah sakit karena percobaan bunuh diri, dan ada rumor alasan Elena bun-"

Ucapan Rendy terhenti karena tiba-tiba Sean langsung memegang kerah bajunya.

"Gue bilang lo gak usah ikut campur!" Bentak Sean.

"Hei udah.. kenapa coba kalian berantem pagi-pagi gini" Lerai Hanny

"Elena.. mencoba bunuh diri.. lagi?"

...****...

Dan di lain tempat di kelas 2-10, Reana berjalan lesu menuju kelasnya, ia sama sekali tak memiliki tenaga sedikitpun untuk masuk sekolah.

"Elena~" Tiba-tiba lelaki yang membisikkannya kemarin itu mendekatinya lagi, Reana merasa malas membalas sapaannya.

"Yakin nih mau cuekin gue? Lo gak takut malem itu terjadi lagi hmm?" Godanya sambil berjalan menuju pintu kelas.

"Dia dari kemarin bahas soal malem itu, emang ada apa sih malem itu, kenapa gue gak punya ingetan sama sekali tentang malam itu?!"

Lelaki itu berdiri di depan pintu kelas menunggu Reana,

"Silahkan masuk lebih dulu Tuan Putri" Ucap lelaki itu sambil membungkuk hormat pada Reana.

"Tumben ada yang kasih hormat ke gue, lumayan juga nih orang"

Reana tersenyum karena ini pertama kalinya ia diberi hormat di dunia novel ini, walaupun di dunia nyata ia selalu dapat penghormatan.

Reana membuka pintu dan berjalan masuk.

Byurrr

Tiba-tiba Reana diguyur oleh seember air yang sudah dipersiapkan di atas pintu untuknya, bahkan ember itu terjatuh dan menimpa wajah Reana.

"Hahahhahaa"

Seketika seisi kelas menertawai Reana, tapi Reana berusaha sabar dan menerima perlakuan mereka agar alur novel tak berubah lebih jauh lagi.

"Ahh segarnya, untung aja tadi sebelum berangkat gue belum mandi, jadi sekarang gue bisa mandi di sekolah!" Teriak Reana tersenyum dengan nada kesal menahan emosi.

Reana berjalan menuju mejanya, ia berdiri mematung menatap kursinya. Kursinya penuh dengan lem lagi, bahkan bukan hanya kursinya sekarang mejanya pun diberikan lem juga.

"Pfft.. Hahahahaha"

Seisi kelas yang tadi menahan tawanya kembali tertawa melihat wajah Reana yang terlihat kesal.

"Akhhh!!!" Reana berteriak emosi sambil melempar tasnya ke lantai, ia menatap tajam ke seisi kelas, semua orang terdiam kembali dan berjaga-jaga jika Reana berlari ke arah mereka lalu menamparnya.

Reana langsung terduduk di lantai,

"Memang sekali-sekali kita harus belajar di lantai, jangan duduk di kursi terus!" Teriak Reana lagi, suaranya menggema di seisi kelas.

Salah satu bawahan Julia, Elsa mendekati Reana.

"Elena, gue haus nih. Beliin gue minum dong" Perintahnya sambil melotot ke arah Reana.

"Sini uang lo, gue gak punya uang buat beliin lo" Ucap Reana bangkit dari duduknya.

Elsa terkejut mendengar ucapan Elena, ia langsung menyerahkan uangnya.

Saat Reana ingin berjalan keluar, ia menoleh ke seisi kelas

"Siapa yang mau dibeliin juga sekalian? Sini gue beliin, bukannya gue pelayan di kelas ini?" Ucap Reana, semua orang terkejut melihat perubahan Reana.

"Apa Elena udah balik jadi dia yang dulu?"

"Mungkin yang kemarin itu Elena kesurupan kali? Makanya berani gitu, karena gak mungkin juga Elena bisa ngelawan Julia"

Bisikan-bisikan terdengar dari masing-masing siswa, beberapa siswi maupun siswa berjalan mendekati Reana dan mulai menitipkan makanan padanya.

...***...

"Ahhh.. pada akhirnya semua orang titip makanan ke gue, nyesel tadi gue nawar!"

Reana membawa 3 bungkusan plastik besar pesanan sekelas, ia masih menggunakan seragam yang basah tersiram air tadi, ia tak berniat menggantinya.

Tiba-tiba seseorang mengambil kantong plastik itu, Reana terkejut dan menoleh.

"Gue bantu bawa deh" Ucap lelaki itu, dia lelaki yang sering menggoda Reana tentang malam itu.

Reana melirik ke arah nama tagnya,

"Makasi, Zayn" Ucap Reana memanggil namanya sekalian berterima kasih.

"Ternyata lo tahu nama gue, padahal lo sama sekali gak kenal gue" Ucap Zayn tertawa kecil.

"Elena gak kenal Zayn? Lalu kenapa dia tahu tentang malam itu?"

"Bukannya lo pake nama tag?" Sahut Reana sambil menunjuk nama tag lelaki itu dengan dagunya.

Lelaki itu melirik ke nama tagnya,

"Ohh iya ya.." Ia menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"Apa-apaan cowok ini, dia pura-pura gak tahu apa memang bodoh?"

Reana menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Zayn tiba-tiba berhenti di depan Reana dan mendekatkan wajahnya, Reana terkejut ia langsung refleks sedikit mundur.

Zayn tersenyum,

"Kalau gue perhatiin, lo jadi lebih cantik ya dari malem itu, apa karena gelap jadi gue gak perhatiin?"

"Apa-apaan cowok ini, tiba-tiba deketin wajahnya! Kalau aja ini di dunia nyata kepala lo udah ditebas Kakek gue!"

Saat di depan pintu kelas Zayn menyerahkan kantong plastik itu dan berjalan masuk mendahului Reana.

"Eh kalau mau bantu sampe dalem kek!" Oceh Reana

Reana mendengus kesal, ia membawa 3 plastik itu masuk ke dalam kelas,

"Siapa nih yang punya pesanan, ambil masing-masing!" Teriak Reana ke seisi kelas, semua orang mendekat dan mengambil pesanan masing-masing.

"Kembalian gue mana?" Tanya salah satu siswa.

"Udah gue pake isi bensin di jalan, lo gak tahu kalau gue menempuh jarak ratusan meter buat beliin kalian ini?" Ucap Reana berbohong, tentu saja ia tak mau rugi membelikan mereka makanan tanpa imbalan.

"Yakali gue capek-capek bawain kalian makanan naik turun tangga dengan ikhlas, mimpi!"

"Uang gue udah mulai menipis makanya gue mau beliin kalian makanan biar bisa rampas kembaliannya, hohoho rencana gue emang sempurna! Tolong maklumi gue yang tumben kehabisan uang"

Reana tertawa dalam hati, seorang lelaki memperhatikan Reana dari luar kelas, ia tertawa sambil menatap Reana.

...~•-•~...

...~•To be Continued•~...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!