Moment

...~•Selamat Membaca•~...

...~•-•~...

Beberapa hari telah berlalu, akhirnya hari yang ditunggu datang. Hari ini akan diadakan pertandingan basket di sekolah.

Reana bukan menunggu pertandingan basketnya, tapi ia menunggu moment yang sudah tertulis di novel untuk segera terjadi. Dalam novel, saat pertandingan basket berlangsung antar sekolah Hanny berdiri di barisan paling depan untuk menonton pertandingan. Dipertengahan pertandingan bola basket mengarah ke Hanny dan mengenai kepalanya, saat itu juga Hanny pingsan di lapangan, Ethan dan Sean berlari menghampiri Hanny untuk membawanya ke UKS. Pada akhirnya yang berhasil membawa Hanny ke UKS adalah Ethan, karena itu juga hubungan Ethan dan Hanny semakin dekat.

Reana bersiap-siap di depan cermin merapikan seragam dan rambutnya, ia masih berpenampilan culun agar tetap mirip dengan Elena, setidaknya ia bisa meniru penampilannya agar tetap sama jika sifat dan karakter mereka berdua bertolak belakang.

Setelah selesai bersiap Reana langsung keluar kostannya dan menunggu Sean di depan rumah, ia memilih untuk berangkat bersama Sean hari ini dibanding berjalan kaki.

Sean datang mengendarai mobilnya, Reana langsung berjalan masuk ke dalam mobil tanpa menunggu Sean membuka jendela.

"Terima kasih atas tumpangannya" Ucap Reana tersenyum ke arah Sean

"Semangat ya hari ini, gue pasti bakal nyemangetin lo!" Lanjut Reana sambil mengepalkan kedua tangannya memberikan semangat.

Sean tersenyum melihat tingkah Reana yang menyemangatinya.

"Pokoknya pandangan lo harus ke arah gue! Lo liatin gue main ya" Sahut Sean tersenyum

"Apaan, gue juga mau liat Ethan main basket" Gumam Reana, Sean langsung menunjukkan tatapan tajam mendengar gumaman Reana.

"Gue cuma bercanda! Iya nanti gue pandangin lo deh main basket, soalnya gue gak pernah liat lo main basket" Sahut Reana.

"Nggak pernah? Padahal sejak kecil lo selalu nemenin gue main basket" Ethan melirik ke arah Reana yang terdiam mematung karena terkejut mendengar ucapannya

"Beneran Elena sering nemenin Sean main basket? Tapi kenapa setelah Sean mengatakan itu gak ada ingatan apapun yang muncul??"

Reana terdiam tak merespon ucapan Sean, ia takut salah bicara dan Sean menyadari bahwa ia bukan Elena.

"Pfft! Lo kenapa tegang gitu? Gue cuma becanda! Mana pernah lo temenin gue main basket, sejak dulu lo cuma seneng sendirian" Jelas Sean membuat Reana menghela nafas lega.

"Ishh! Gue sampe mikir keras kapan kita pernah main bareng tahu! Soalnya kepala gue lagi eror jadi susah ingetnya" Ucap Reana beralasan agar Sean tak curiga.

"Santai aja sih, lagian sejak dulu lo gak pernah anggep gue temen, gue ajak bicara tapi lo mau sendiri terus" Keluh Sean mengingat masa lalu.

Reana hanya tersenyum mendengar Sean mengeluh tentang masa lalu, hingga mereka sampai di sekolah.

Reana keluar dari mobil Sean dan menunggu Sean memakirkan mobilnya.

"Tumben lo nungguin gue" Sean berjalan mendekati Reana yang berdiri menunggunya.

"Tadi katanya hari ini lo pengen gue pandangin terus, gak jadi nih?"

"Jadi dong!" Sean tersenyum kemudian mengajak Reana masuk ke sekolah.

Reana dan Sean langsung berjalan menuju lapangan, mereka memilih untuk tak masuk ke kelas dan pergi ke lapangan lebih dulu. Reana juga berpikir kalau Julia pasti sudah mempersiapkan sesuatu untuk mengerjainya.

Saat menuju lapangan, Hanny sudah lebih dulu hadir di sana, karena ia adalah OSIS membuatnya sibuk mengerjakan dan mempersiapkan untuk perlombaan hari ini. Reana berjalan mendekati Hanny untuk membantunya.

"Hanny, ada yang perlu gue bantu?" Tanya Reana saat ia sudah berdiri di dekat Hanny.

Hanny menoleh ke arah suara Reana,

"Eh Elena.. kebetulan udah selesai semua kok, nanti kita nonton bareng pertandingannya ya" Ucap Hanny tersenyum.

"Maaf ya bukannya gue mau nolak, tapi gue pengen nonton lewat lantai 2 karena di sana lapangan terlihat lebih luas" Jelas Reana menolak.

"Kalau gitu kita nonton bareng aja di sana" Tawar Hanny yang langsung dibalas gelengan kepala oleh Reana

"Lo kan anggota OSIS, lebih baik lo nonton lewat depan sini aja, biar kalau ada masalah mereka gak capek nyariin lo" Sahut Reana berharap Hanny tak mengikutinya.

"Hmm bener juga perkataan lo.." Sahut Hanny mengerti.

"Kalau gitu lo lanjut aja ya, karena bentar lagi pertandingan mulai gue naik ke atas dulu" Pamit Reana berjalan meninggalkan Hanny.

Reana berjalan pelan menuju lantai 2, ia melihat sekitar untuk mengetahui kira-kira siapa yang berani mencelakainya selama ini, tapi tak ada satupun orang yang terlihat mencurigakan, bahkan yang terlihat mencurigakan sekarang adalah dia karena melihat kanan kiri seperti orang kebingungungan

Saat Reana sampai di tujuanya, ia bisa melihat di lapangan semua orang sedang pemanasan, bahkan tatapannya tak bisa berpaling dari Ethan yang berdiri bersebelahan dengan Sean.

"Astagaa! Kenapa Ethan terlihat sangat tampan!

Reana tersenyum melihat Ethan dari jauh, ia mencoba melihat sekeliling memeriksa apakah ada yang berjalan ke arahnya, tapi tak ada satupun yang terlihat.

Pertandingan akan segera dimulai, semua siswa maupun siswi yang masih di luar lapangan berhamburan masuk berlari mendekat menuju lapangan, sepertinya banyak orang yang menunggu pertandingan ini.

Beberapa jam akhirnya pertandingan dimulai, Reana menyangga kedua tangannya di atas besi pelindung di lantai atas.

Reana memandang ke arah lapangan melihat semua orang mulai sibuk pemanasan hingga pertandingan dimulai.

Pertandingan diawali dengan mengambil bola yang dilempar wasit, Ethan berhasil meraih bola itu lalu mendribblenya melewati siswa di depannya. Walaupun ia bisa membawa bola itu sendirian langsung menuju ring tetapi Ethan mengoper bola itu ke arah Sean yang sudah bersiap di dekat ring lawan, Ethan ingin mengutamakan kerja sama.

"Woahh! Sean lo keren banget!" Teriak Reana dari lantai atas, Sean mendongak lalu tersenyum dan menunjukkan jempol tangannya.

Ethan yang berada di dekat Sean melirik dan mengikuti arah tatapan Sean, tatapan Reana dan Ethan tak sengaja bertemu sebentar.

Semua orang berteriak ketika Sean berhasil mencetak angka 2 poin, pertandingan akan berakhir beberapa menit lagi tetapi baru saja pertandingannya mulai ternyata sangat seru.

Reana greget sendiri ketika lawan berhasil merebut bolanya dan mencetak poin, ia berteriak senang ketika bola bisa direbut oleh Sean dengan cekatan.

Pertandingan sudah berjalan beberapa menit, Reana sangat fokus menonton hingga tak sadar seseorang berjalan masuk melewati pintu yang berada di belakangnya.

"Sekarang waktunya! Ketika poin mereka seri moment itu akan segera keluar sekarang!" Batin Reana menunggu penuh harap jika novel ini akan tetap sama dengan yang terjadi selanjutnnya.

"Ethan mendribble bola menuju tempat lawan, kemudian saat ia ingin melempar bola menuju ring lawan datang dan menepis bola itu hingga bolanya terbang dan mengenai kepala Hanny!" Gumam Reana menunggu.

Sekarang Ethan sedang mendribble bola menuju tempat lawan dan seperti gumamannya tadi Ethan kemudian bersiap untuk melempar bola.

Reana sangat fokus sampai-sampai ia sama sekali tak mendengar suara langkah kaki yang berjalan mendekatinya.

Ethan bersiap melempar bola ke arah ring, tiba-tiba musuh bersiap untuk ikut melompat menghadang bolanya agar tak masuk.

"3..2..1...Sekarang!"

"Eh....?"

"Apa yang terjadi? Kenapa aku...."

Tepat saat Ethan melempar bolanya, saat itu juga Reana di dorong dari belakang oleh seseorang hingga ia terjatuh dari lantai dua, bertepatan dengan bola masuk ke ring basket suara jatuh Reana terdengar keras sehingga seluruh orang yang menonton pertandingan itu melihat ketika Reana terjatuh dari lantai dua.

"Terjatuh...?"

Brukkkk

"Akhhh!!"

...~•-•~...

...~•To be Continued•~...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!