Do Not Leave Me
"Mak lampir lu hati-hati dong!!"
Nina menarik ujung almamater Rey. "Kak, a-aku nggak apa-apa," ucapnya.
Rey menatap ke arah perempuan itu. Ia menghela nafas dan merubah tatapannya menjadi lembut. "Lu jangan terlalu baik sama tuh cewek, bukan cewek tapi mak lampir!" Tukasnya.
Soya menatap mereka dengan malas sambil bergelayut manja di lengan Relvan. "Apa sih? lebay banget!! Cuma ketumpahan gitu doang, tinggal di lap apa susahnya?" Celetuknya.
Relvan menyentak tangan Soya yang merangkul tangannya, ia sungguh merasa risih. "Ck. Jauh - jauh lu dari gue!" Sentaknya, namun Soya tak perduli. Ia kembali bergelayut di lengan cowok itu.
"Gak tau diri banget lu! Minta maaf kek gitu!" Sergah Angga.
"Gak merasa bersalah banget!" Timpal Rizhan.
"Heh, bocil gak usah ikut-ikutan! Pulang sono lu minum susu!" Ucap Soya. Ia menatap ke arah Relvan sok imut. "Sayang, nanti temenin aku ke mall y-"
Pluk!
Azriella seketika menutup buku yang dibaca oleh temannya itu. Sintia, gadis itu nampak tersentak ketika novel yang ia baca tiba-tiba ditutup oleh seseorang, ia sontak menatap orang itu dengan cemberut.
"Ih gue kan belum selesai bacain nih cerita buat lu," rengeknya.
Azriella memandang Sintia dengan malas. "Cerita apa sih yang elu bacain itu?" Tanyanya.
Pura-pura tidak tahu saja, jujur ia sudah bosan dibacakan cerita tak jelas oleh temannya itu. Pertanyaan itu membuat Sintia menatap Azriella dengan antusias.
"Novel romansa, gue rekomendasi buat lu. Happy ending buat tokoh utamanya. Pokoknya lu harus baca!!" Ia nampak memaksa Azriella membaca bukunya.
"Gak ah," tolak Azriella, sungguh ia geli membaca novel percintaan seperti itu. Jangan mengira ia tidak normal ya, ia masih normal kok. Masih suka dengan lawan jenis. Cuma belum waktunya aja.
"Ah lu gak asik! Gue mau mogok makan deh kalau kayak gitu!"
Sintia malah mengancam Azriella, membuatnya mau tak mau harus menuruti perkataan Sintia. Sebenarnya ia bisa saja mengabaikan temannya itu, namun kemarin Sintia sempat nekat mogok makan hanya karena ia menolak menginap di rumahnya. Alhasil, Azriella lagi yang dihubungi oleh mama temannya itu.
Sialan banget punya temen kayak gini! Untung sayang.
Sekarang sudah bisa ia tebak, jika ia menolak maka Sintia beneran akan mogok makan. Azriella nampak menghela nafas panjang.
"Iya deh, entar gue baca," sahutnya rada tak ikhlas. Bibir yang tadinya cemberut kini tergantikan dengan lekuk senyum, Sintia menatap Azriella.
"Deal? Gak boleh bo'ong." Sintia memicingkan matanya membuat Azriella mengangguk sedikit malas.
Melihat respon tersebut, Sintia langsung memasukan buku itu ke dalam tas nya tanpa Azriella perintah. Wajahnya terlihat sumringah, bahagia sekali nampaknya.
Azriella tak mencegah, ia membiarkan nya saja. Terserah lah, suka-suka Sintia.
Mereka semua terdiam kala dosen memasuki ruangan. Dan kemudian pembelajaran pun dimulai.
Tak terasa jam pulang sudah tiba. Azriella membereskan buku-bukunya yang berada di atas meja, ia meraih tas dan berjalan keluar kelas beriringan dengan Sintia.
Mereka berpisah di teras kelas, karena ia masih ada kegiatan hari ini jadi akan pulang terlambat. Sintia melambaikan tangan ke arahnya.
"Bye-bye! Jangan lupa dibaca! Awas enggak!"
Azriella mendecakkan lidah. "Iya Tia. Lu udah puluhan kali ngingetin gue," keluhnya.
Sintia nyengir lebar dan berlalu pergi. Azriella memandangi punggung temannya yang perlahan menghilang dari pandangannya.
•
•
•
•
Pagi, di sebuah ruangan tepatnya di kelas XI-IPS1 masih terdengar ramai layaknya pasar tradisional padahal bel masuk sudah berbunyi sedari tadi menandakan jam pembelajaran sudah berlangsung.
Sebagian murid sangat bersemangat, sisanya terlihat loyo, letih, lesu karena pagi ini adalah jadwal pelajaran matematika.
Untung saja guru matematika memberi tahu ketua kelas bahwa beliau akan datang terlambat jadi mereka masih ada waktu bersantai walau sebentar. Tapi tak berselang lama terdengar langkah kaki seseorang menuju kelas.
Tap
Tap
Tap
Bunyi ketukan sepatu tersebut membuat suasana yang tadinya ramai kini menjadi senyap dan sedikit tegang.
krieettt...
Suara deritan pintu terbuka. Mereka menelan saliva ketika melihat siapa yang memasuki kelas, guru killer di Global Internasional Boarding School atau GIBS. Nama beliau Bapak Ajun.
Kehadirannya pun tak jarang para siswa deg-degan, lemas dan berkeringat dingin. Sungguh mengerikan sekali auranya.
"Pagi anak anak!" Ucap Pak Ajun.
"Pagi, Pak!" Jawab semua murid serempak kecuali satu orang di antara mereka.
"Maaf Bapak terlambat karena tadi ada urusan penting, dan mari kita sambung pembelajaran Minggu kemarin," sambung Pak Ajun sambil mengembangkan senyum manis tapi tidak bagi mereka karena itu pertanda ada kejutan pahit di pembelajaran kali ini
Apa lagi 'kan kalau bukan tugas??
"Psst.. Sya, bangun!"
Salah satu murid berbisik seraya membangunkan temannya yang sedang tertidur. Ini masih pagi tapi sudah mengantuk, apa orang ini tadi malam tidak tidur?
Tak ada sahutan sama sekali, ia merasa heran dan mencoba membangunkannya sekali lagi. "Oi Sya! bangun dulu. Itu Pak Ajun udah masuk entar lu malah kena hukum lagi," bisiknya pelan.
"Lu kenapa dah se pagi ini udah tidur, begadang ya?"
Masih tak ada respon apapun. Murid itu memukul pelan lengan orang tersebut, tak bergerak? Apa kah dia--
Ia seketik menggelengkan kepalanya, guna menepis pikiran gelap yang sempat terlintas. Mustahil 'kan anak ini tiba-tiba tak bernyawa? Masih sibuk dengan pikirannya, tiba tiba ia dikagetkan oleh suara seseorang.
"Itu yang tidur dibelakang siapa?"
Suara lantang Pak Ajun menggema di dalam ruangan, suasana hening tersebut menambah kesan mencekam di dalam kelas.
Tak ada yang menjawab pertanyaan itu . Pak Ajun yang geram pun segera berjalan menghampiri murid yang sedang tertidur itu.
Brak!
Gebrakan meja mengagetkan semuanya tak terkecuali murid perempuan yang tengah terlelap itu.
*Azriella POV
Aku tersentak kaget dan reflek berdiri, kepala ku terasa pusing karena tiba tiba saja terbangun dan beranjak dari tidur. Suara gebrakan meja masih menggema ditelinga, deru nafas ku tak beraturan ditambah jantung ku yang berdetak sangat cepat.
Dengan rakus aku menghirup oksigen di sekitar sembari menetralkan detak jantung. Mata ku menilik ke sekeliling, hening. Aku mengernyit heran ketika semua mata tertuju pada ku.
Mataku mengamati wajah mereka satu persatu. Alisku mengerut, aku tak mengenali wajah mereka semua yang kini terlihat memakai seragam SMA.
hah?!
Otak ku seketika mendadak linglung.
Sebenarnya apa yang terjadi?
*Azriella POV end
................
Semua mata masih tertuju pada Azriella yang masih melamun, mencerna apa yang baru saja terjadi pada dirinya.
"....SYA"
"RISYA!"
Suara bentakan tersebut sontak membuyarkan lamunan Azriella. Gadis itu terlihat bingung dengan situasi yang ada, apakah ia mimpi? Apakah ia masih tertidur?
"Hah?" Ia terlihat cengo sambil memiringkan kepala. Bukan kah nama dia Azriella mengapa jadi Risya, apa Bapak-bapak itu salah sebut nama??
Atau mungkin salah orang?
"Kenapa kamu tidur di jam pelajaran saya?" Tanya Pak Ajun dengan garang sambil melototkan matanya.
"Hah?" Azriella masih seperti orang linglung. Suaranya pun terdengar aneh sekarang. Eh?! Suaranya... kenapa berubah?!
"Hah, hoh, hah, hoh! kamu ini kayak tukang keong!" Celetuk Pak Ajun.
Mereka yang mendengar itu ingin tertawa tapi ditahan takut dihukum oleh Bapak galak itu.
"Saya pak?"
"Bukan! Tukang bakso depan sekolah!"
"Eh..hehe m-maaf, pak!" Azriella nampak cengengesan imut.
Ia mengerjap bingung, merasa tak nyaman dengan situasi ini karena hampir seluruh pasang mata di kelas ini memandang ke arahnya.
"Ya sudah! Cepat sana kamu cuci muka dulu sebelum saya yang nyuciin muka kamu!!"
Mendengar ucapan itu Azriella langsung berlari keluar kelas mencari toilet. Masa bodo dengan omelan yang akan diterimanya nanti, itu akan menjadi urusan belakangan.
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
...tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Fira Ummu Arfi
folback kak, sdh ku follow yaa 😍😍
2022-09-02
3
Nara🦋
hello hadir
2022-08-23
2
Maya●●●
halo kak. aku mampir nih.
mampir juga di karyaku..
semangattttttt😊😊😊
2022-08-18
3