Do Not Leave Me

Do Not Leave Me

Bab 1 | Transmigrasi

"Mak lampir lu hati-hati dong!!"

Nina menarik ujung almamater Rey. "Kak, a-aku nggak apa-apa," ucapnya.

Rey menatap ke arah perempuan itu. Ia menghela nafas dan merubah tatapannya menjadi lembut. "Lu jangan terlalu baik sama tuh cewek, bukan cewek tapi mak lampir!" Tukasnya.

Soya menatap mereka dengan malas sambil bergelayut manja di lengan Relvan. "Apa sih? lebay banget!! Cuma ketumpahan gitu doang, tinggal di lap apa susahnya?" Celetuknya.

Relvan menyentak tangan Soya yang merangkul tangannya, ia sungguh merasa risih. "Ck. Jauh - jauh lu dari gue!" Sentaknya, namun Soya tak perduli. Ia kembali bergelayut di lengan cowok itu.

"Gak tau diri banget lu! Minta maaf kek gitu!" Sergah Angga.

"Gak merasa bersalah banget!" Timpal Rizhan.

"Heh, bocil gak usah ikut-ikutan! Pulang sono lu minum susu!" Ucap Soya. Ia menatap ke arah Relvan sok imut. "Sayang, nanti temenin aku ke mall y-"

Pluk!

Azriella seketika menutup buku yang dibaca oleh temannya itu. Sintia, gadis itu nampak tersentak ketika novel yang ia baca tiba-tiba ditutup oleh seseorang, ia sontak menatap orang itu dengan cemberut.

"Ih gue kan belum selesai bacain nih cerita buat lu," rengeknya.

Azriella memandang Sintia dengan malas. "Cerita apa sih yang elu bacain itu?" Tanyanya.

Pura-pura tidak tahu saja, jujur ia sudah bosan dibacakan cerita tak jelas oleh temannya itu. Pertanyaan itu membuat Sintia menatap Azriella dengan antusias.

"Novel romansa, gue rekomendasi buat lu. Happy ending buat tokoh utamanya. Pokoknya lu harus baca!!" Ia nampak memaksa Azriella membaca bukunya.

"Gak ah," tolak Azriella, sungguh ia geli membaca novel percintaan seperti itu. Jangan mengira ia tidak normal ya, ia masih normal kok. Masih suka dengan lawan jenis. Cuma belum waktunya aja.

"Ah lu gak asik! Gue mau mogok makan deh kalau kayak gitu!"

Sintia malah mengancam Azriella, membuatnya mau tak mau harus menuruti perkataan Sintia. Sebenarnya ia bisa saja mengabaikan temannya itu, namun kemarin Sintia sempat nekat mogok makan hanya karena ia menolak menginap di rumahnya. Alhasil, Azriella lagi yang dihubungi oleh mama temannya itu.

Sialan banget punya temen kayak gini! Untung sayang.

Sekarang sudah bisa ia tebak, jika ia menolak maka Sintia beneran akan mogok makan. Azriella nampak menghela nafas panjang.

"Iya deh, entar gue baca," sahutnya rada tak ikhlas. Bibir yang tadinya cemberut kini tergantikan dengan lekuk senyum, Sintia menatap Azriella.

"Deal? Gak boleh bo'ong." Sintia memicingkan matanya membuat Azriella mengangguk sedikit malas.

Melihat respon tersebut, Sintia langsung memasukan buku itu ke dalam tas nya tanpa Azriella perintah. Wajahnya terlihat sumringah, bahagia sekali nampaknya.

Azriella tak mencegah, ia membiarkan nya saja. Terserah lah, suka-suka Sintia.

Mereka semua terdiam kala dosen memasuki ruangan. Dan kemudian pembelajaran pun dimulai.

Tak terasa jam pulang sudah tiba. Azriella membereskan buku-bukunya yang berada di atas meja, ia meraih tas dan berjalan keluar kelas beriringan dengan Sintia.

Mereka berpisah di teras kelas, karena ia masih ada kegiatan hari ini jadi akan pulang terlambat. Sintia melambaikan tangan ke arahnya.

"Bye-bye! Jangan lupa dibaca! Awas enggak!"

Azriella mendecakkan lidah. "Iya Tia. Lu udah puluhan kali ngingetin gue," keluhnya.

Sintia nyengir lebar dan berlalu pergi. Azriella memandangi punggung temannya yang perlahan menghilang dari pandangannya.

Pagi, di sebuah ruangan tepatnya di kelas XI-IPS1 masih terdengar ramai layaknya pasar tradisional padahal bel masuk sudah berbunyi sedari tadi menandakan jam pembelajaran sudah berlangsung.

Sebagian murid sangat bersemangat, sisanya terlihat loyo, letih, lesu karena pagi ini adalah jadwal pelajaran matematika.

Untung saja guru matematika memberi tahu ketua kelas bahwa beliau akan datang terlambat jadi mereka masih ada waktu bersantai walau sebentar. Tapi tak berselang lama terdengar langkah kaki seseorang menuju kelas.

Tap

Tap

Tap

Bunyi ketukan sepatu tersebut membuat suasana yang tadinya ramai kini menjadi senyap dan sedikit tegang.

krieettt...

Suara deritan pintu terbuka. Mereka menelan saliva ketika melihat siapa yang memasuki kelas, guru killer di Global Internasional Boarding School atau GIBS. Nama beliau Bapak Ajun.

Kehadirannya pun tak jarang para siswa deg-degan, lemas dan berkeringat dingin. Sungguh mengerikan sekali auranya.

"Pagi anak anak!" Ucap Pak Ajun.

"Pagi, Pak!" Jawab semua murid serempak kecuali satu orang di antara mereka.

"Maaf Bapak terlambat karena tadi ada urusan penting, dan mari kita sambung pembelajaran Minggu kemarin," sambung Pak Ajun sambil mengembangkan senyum manis tapi tidak bagi mereka karena itu pertanda ada kejutan pahit di pembelajaran kali ini

Apa lagi 'kan kalau bukan tugas??

"Psst.. Sya, bangun!"

Salah satu murid berbisik seraya membangunkan temannya yang sedang tertidur. Ini masih pagi tapi sudah mengantuk, apa orang ini tadi malam tidak tidur?

Tak ada sahutan sama sekali, ia merasa heran dan mencoba membangunkannya sekali lagi. "Oi Sya! bangun dulu. Itu Pak Ajun udah masuk entar lu malah kena hukum lagi," bisiknya pelan.

"Lu kenapa dah se pagi ini udah tidur, begadang ya?"

Masih tak ada respon apapun. Murid itu memukul pelan lengan orang tersebut, tak bergerak? Apa kah dia--

Ia seketik menggelengkan kepalanya, guna menepis pikiran gelap yang sempat terlintas. Mustahil 'kan anak ini tiba-tiba tak bernyawa? Masih sibuk dengan pikirannya, tiba tiba ia dikagetkan oleh suara seseorang.

"Itu yang tidur dibelakang siapa?"

Suara lantang Pak Ajun menggema di dalam ruangan, suasana hening tersebut menambah kesan mencekam di dalam kelas.

Tak ada yang menjawab pertanyaan itu . Pak Ajun yang geram pun segera berjalan menghampiri murid yang sedang tertidur itu.

Brak!

Gebrakan meja mengagetkan semuanya tak terkecuali murid perempuan yang tengah terlelap itu.

*Azriella POV

Aku tersentak kaget dan reflek berdiri, kepala ku terasa pusing karena tiba tiba saja terbangun dan beranjak dari tidur. Suara gebrakan meja masih menggema ditelinga, deru nafas ku tak beraturan ditambah jantung ku yang berdetak sangat cepat.

Dengan rakus aku menghirup oksigen di sekitar sembari menetralkan detak jantung. Mata ku menilik ke sekeliling, hening. Aku mengernyit heran ketika semua mata tertuju pada ku.

Mataku mengamati wajah mereka satu persatu. Alisku mengerut, aku tak mengenali wajah mereka semua yang kini terlihat memakai seragam SMA.

hah?!

Otak ku seketika mendadak linglung.

Sebenarnya apa yang terjadi?

*Azriella POV end

................

Semua mata masih tertuju pada Azriella yang masih melamun, mencerna apa yang baru saja terjadi pada dirinya.

"....SYA"

"RISYA!"

Suara bentakan tersebut sontak membuyarkan lamunan Azriella. Gadis itu terlihat bingung dengan situasi yang ada, apakah ia mimpi? Apakah ia masih tertidur?

"Hah?" Ia terlihat cengo sambil memiringkan kepala. Bukan kah nama dia Azriella mengapa jadi Risya, apa Bapak-bapak itu salah sebut nama??

Atau mungkin salah orang?

"Kenapa kamu tidur di jam pelajaran saya?" Tanya Pak Ajun dengan garang sambil melototkan matanya.

"Hah?" Azriella masih seperti orang linglung. Suaranya pun terdengar aneh sekarang. Eh?! Suaranya... kenapa berubah?!

"Hah, hoh, hah, hoh! kamu ini kayak tukang keong!" Celetuk Pak Ajun.

Mereka yang mendengar itu ingin tertawa tapi ditahan takut dihukum oleh Bapak galak itu.

"Saya pak?"

"Bukan! Tukang bakso depan sekolah!"

"Eh..hehe m-maaf, pak!" Azriella nampak cengengesan imut.

Ia mengerjap bingung, merasa tak nyaman dengan situasi ini karena hampir seluruh pasang mata di kelas ini memandang ke arahnya.

"Ya sudah! Cepat sana kamu cuci muka dulu sebelum saya yang nyuciin muka kamu!!"

Mendengar ucapan itu Azriella langsung berlari keluar kelas mencari toilet. Masa bodo dengan omelan yang akan diterimanya nanti, itu akan menjadi urusan belakangan.

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

...tbc...

Terpopuler

Comments

Fira Ummu Arfi

Fira Ummu Arfi

folback kak, sdh ku follow yaa 😍😍

2022-09-02

3

Nara🦋

Nara🦋

hello hadir

2022-08-23

2

Maya●●●

Maya●●●

halo kak. aku mampir nih.
mampir juga di karyaku..
semangattttttt😊😊😊

2022-08-18

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 | Transmigrasi
2 Bab 2 | Novel
3 Bab 3 | Penyebab?
4 Bab 4 | Kesedihan dan Kerinduan
5 Bab 5 | Sekolah
6 Bab 6 | Pertengkaran
7 Bab 7 | Sesuatu Yang Sulit
8 Bab 8 | Pulang Bersama
9 Bab 9 | Ada Apa?
10 Bab 10 | Berkumpul
11 Bab 11 | Wajah yang familiar
12 Bab 12 | Ingin Menjadi Teman
13 Bab 13 | Informasi Tak Terduga
14 Bab 14 | Tuduhan
15 Bab 15 | Membalik Fakta
16 Bab 16 | Gosip
17 Bab 17 | Masalah Baru?
18 Bab 18 | Para Lelaki Tampan
19 Bab 19 | Perhatian
20 Bab 20 | Sebuah Pesan
21 Bab 21 | Surat Dan Obat
22 Bab 22 | Pergi
23 Bab 23 | Kilas balik Memori
24 Bab 24 | Menyelidiki
25 Bab 25 | Pasar Malam
26 Bab 26 | Hilangnya Risya
27 Bab 27 | Penjelasan
28 Bab 28 | Tamu Dadakan
29 Bab 29 | Permintaan Maaf
30 Bab 30 | Terlambat
31 Bab 31 | Murid Baru
32 Bab 32 | Perihal Dia
33 Bab 33 | Waspada
34 Bab 34 | Keadaan yang Memanas
35 Bab 35 | Hukuman
36 Bab 36 | About Festival
37 Bab 37 | Rumor
38 Bab 38 | Bimbang
39 Bab 39 | Pemberian Sigra
40 Bab 40 | Bertemu
41 Bab 41 | Astraphobia
42 Bab 42 | Mulai Berubah
43 Bab 43 | Mencoba
44 Bab 44 | Diculik
45 Bab 45 | Salah Target
46 Bab 46 | Sandera
47 Bab 47 | Target Kedua
48 Bab 48 | Penyelamatan
49 Bab 49 | Sekelabat Rasa
50 Bab 50 | Last practice
51 Bab 51 | Hari H
52 Bab 52 | Heboh
53 Bab 53 | Heboh Pt.2
54 Bab 54 | Untuk Kamu
55 Bab 55 | Anjing Penurut
56 Bab 56 | Insiden
57 Bab 57 | Syarat
58 Bab 58 | Happy Birthday To You
59 Bab 59 | Menjenguk
60 Bab 60 | No title
61 Bab 61 | Tukang Rusuh Comeback
62 Bab 62 | Diam-diam Cemburu
63 Bab 63 | Tempat Ternyaman untuk Pulang
64 Bab 64 | Masih Sama
65 Bab 65 | Desvita
66 Bab 66 | Ternyata Adik Angkasa
67 Bab 67 | Jalan-jalan
68 Bab 68 | Kacau
69 Bab 69 | Kena Omel Angga
70 Bab 70 | DNLM
71 Bab 71 | Tantangan Geng Sebelah
72 Bab 72 | Tabrak Lari
73 Bab 73 | Rumah Sakit
74 Bab 74 | Why?
75 Bab 75 | Kembali?
76 Bab 76 | Weak Heart
77 Bab 77 | Ulat Bulu Beraksi
78 Bab 78 | Mengunjungi Relvan
79 Bab 79 | Sadar
80 Bab 80 | Bersama Mereka Lagi
81 Bab 81 | Don't Cry
82 Bab 82 | Mulai Mendekati
83 Bab 83 | DNLM
84 Bab 84 | DNLM
85 Bab 85 | She Misses
86 Bab 86 | Kunjungan A dan R
87 Bab 87 | Menghabiskan Waktu Bersama
88 Bab 88 | DNLM
89 Bab 89 | Rasa Yang Tak Asing
90 Bab 90 | Bullying
91 Bab 91 | Tersangka
92 Bab 92 | Jangan Khawatir, Soya
93 Bab 93 | Memilih Diam
94 Bab 94 | File Rahasia
95 Bab 95 | DNLM
96 Bab 96 | DNLM
97 Bab 97 | DNLM
98 Bab 98 | DNLM
99 Bab 99 | DNLM
100 Bab 100 | Batin Yang Masih Terasa Jauh
101 Bab 101 | Terlepas Dari Semuanya
102 Bab 102 | Permintaan Maaf Darinya
103 Bab 103 | I Don't Know
104 Bab 104 | DNLM
105 Bab 105 | Caper?
106 Bab 106 | Terang-terangan
107 Bab 107 | Hujan
108 Bab 108 | Pelukan Untuk Menenangkan
109 Bab 109 | Berasumsi
110 Bab 110 | DNLM
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Bab 1 | Transmigrasi
2
Bab 2 | Novel
3
Bab 3 | Penyebab?
4
Bab 4 | Kesedihan dan Kerinduan
5
Bab 5 | Sekolah
6
Bab 6 | Pertengkaran
7
Bab 7 | Sesuatu Yang Sulit
8
Bab 8 | Pulang Bersama
9
Bab 9 | Ada Apa?
10
Bab 10 | Berkumpul
11
Bab 11 | Wajah yang familiar
12
Bab 12 | Ingin Menjadi Teman
13
Bab 13 | Informasi Tak Terduga
14
Bab 14 | Tuduhan
15
Bab 15 | Membalik Fakta
16
Bab 16 | Gosip
17
Bab 17 | Masalah Baru?
18
Bab 18 | Para Lelaki Tampan
19
Bab 19 | Perhatian
20
Bab 20 | Sebuah Pesan
21
Bab 21 | Surat Dan Obat
22
Bab 22 | Pergi
23
Bab 23 | Kilas balik Memori
24
Bab 24 | Menyelidiki
25
Bab 25 | Pasar Malam
26
Bab 26 | Hilangnya Risya
27
Bab 27 | Penjelasan
28
Bab 28 | Tamu Dadakan
29
Bab 29 | Permintaan Maaf
30
Bab 30 | Terlambat
31
Bab 31 | Murid Baru
32
Bab 32 | Perihal Dia
33
Bab 33 | Waspada
34
Bab 34 | Keadaan yang Memanas
35
Bab 35 | Hukuman
36
Bab 36 | About Festival
37
Bab 37 | Rumor
38
Bab 38 | Bimbang
39
Bab 39 | Pemberian Sigra
40
Bab 40 | Bertemu
41
Bab 41 | Astraphobia
42
Bab 42 | Mulai Berubah
43
Bab 43 | Mencoba
44
Bab 44 | Diculik
45
Bab 45 | Salah Target
46
Bab 46 | Sandera
47
Bab 47 | Target Kedua
48
Bab 48 | Penyelamatan
49
Bab 49 | Sekelabat Rasa
50
Bab 50 | Last practice
51
Bab 51 | Hari H
52
Bab 52 | Heboh
53
Bab 53 | Heboh Pt.2
54
Bab 54 | Untuk Kamu
55
Bab 55 | Anjing Penurut
56
Bab 56 | Insiden
57
Bab 57 | Syarat
58
Bab 58 | Happy Birthday To You
59
Bab 59 | Menjenguk
60
Bab 60 | No title
61
Bab 61 | Tukang Rusuh Comeback
62
Bab 62 | Diam-diam Cemburu
63
Bab 63 | Tempat Ternyaman untuk Pulang
64
Bab 64 | Masih Sama
65
Bab 65 | Desvita
66
Bab 66 | Ternyata Adik Angkasa
67
Bab 67 | Jalan-jalan
68
Bab 68 | Kacau
69
Bab 69 | Kena Omel Angga
70
Bab 70 | DNLM
71
Bab 71 | Tantangan Geng Sebelah
72
Bab 72 | Tabrak Lari
73
Bab 73 | Rumah Sakit
74
Bab 74 | Why?
75
Bab 75 | Kembali?
76
Bab 76 | Weak Heart
77
Bab 77 | Ulat Bulu Beraksi
78
Bab 78 | Mengunjungi Relvan
79
Bab 79 | Sadar
80
Bab 80 | Bersama Mereka Lagi
81
Bab 81 | Don't Cry
82
Bab 82 | Mulai Mendekati
83
Bab 83 | DNLM
84
Bab 84 | DNLM
85
Bab 85 | She Misses
86
Bab 86 | Kunjungan A dan R
87
Bab 87 | Menghabiskan Waktu Bersama
88
Bab 88 | DNLM
89
Bab 89 | Rasa Yang Tak Asing
90
Bab 90 | Bullying
91
Bab 91 | Tersangka
92
Bab 92 | Jangan Khawatir, Soya
93
Bab 93 | Memilih Diam
94
Bab 94 | File Rahasia
95
Bab 95 | DNLM
96
Bab 96 | DNLM
97
Bab 97 | DNLM
98
Bab 98 | DNLM
99
Bab 99 | DNLM
100
Bab 100 | Batin Yang Masih Terasa Jauh
101
Bab 101 | Terlepas Dari Semuanya
102
Bab 102 | Permintaan Maaf Darinya
103
Bab 103 | I Don't Know
104
Bab 104 | DNLM
105
Bab 105 | Caper?
106
Bab 106 | Terang-terangan
107
Bab 107 | Hujan
108
Bab 108 | Pelukan Untuk Menenangkan
109
Bab 109 | Berasumsi
110
Bab 110 | DNLM
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!