HEMBUSAN AYAT CINTAKU DI PUCUK RAMADHAN

HEMBUSAN AYAT CINTAKU DI PUCUK RAMADHAN

1. LARI

Rania Syahnaya adalah seorang gadis berparas cantik yang berusia 23 tahun yang baru menamatkan pendidikan S2 di negara Amerika dengan gelar MBA. Gadis bercadar ini memiliki otak yang sangat jenius. Ia bisa mengusai tujuh bahasa dari beberapa negara. Ia juga pernah menempuh S1 pendidikan sastra Arab dan Inggris di Madinah.

Rania yang merupakan seorang gadis yatim piatu. Ayahnya meninggal setelah setahun menikah dengan seorang wanita yang merupakan sekertaris ayahnya. Kedekatan ibu sambungnya Tania tidak terlalu akrab. Kini ia yang masih memiliki seorang ibu sambung bernama Citra, yang saat ini menikah lagi dengan seorang pria yang bernama Rambu.

Rania juga memiliki adik kembar dari ibu sambungnya bernama Daffa dan Daffin. Kedua adik kembarnya merupakan anak dari ayah kandungnya. Setelah dua tahun usia adik kembarnya, nyonya citra menikah lagi dengan Rambu yang merupakan asistennya.

Singkat cerita, Rania ingin kembali lagi ke negaranya karena ingin meneruskan perusahaan ayahnya yang diwariskan untuknya di Bandung.

Sebulan pertama berada di Bandung, ada gangguan kecil terhadapnya dari sang ayah tiri. Karena gelagat ayah tiri yang tidak bisa membuat Rania nyaman di rumahnya sendiri, membuat gadis ini lebih ekstra hati-hati.

Ia selalu mengunci pintu kamarnya jika tidur. Tiba suatu malam, di mana kedua orangtua sambungnya itu pamit untuk berlibur ke puncak.

Rania yang merasa sangat lega karena hidupnya lebih bebas saat ini. Namun sayang, pikirannya keliru. Rambu yang sangat penasaran dengan wajah Rania, mendatangi gadis itu ketika gadis itu sedang terlelap dari tidurnya tanpa mengunci pintu kamarnya, karena terlalu percaya diri jika dia sangat aman saat ini, tanpa ayah tirinya yang selalu menatap dirinya dengan tatapan mesum.

Rania tersentak ketika merasa ada yang membuka pintu kamarnya. Ia lantas menyalakan lampu kamarnya begitu melihat sekelebat bayangan seseorang yang memasuki kamarnya.

"Siapa?"

Tanya Tania langsung meraih hijabnya tanpa memakai cadar.

"Hallo cantik!"

Akhirnya aku bisa menatap wajahmu secara jelas dan ternyata kamu benar-benar sangat cantik." Ucap Rambu sambil tersenyum menyeringai seperti iblis.

"Keluar!" Jika tidak aku akan berteriak.

"Silahkan!"

Semua pelayan sudah aku suruh mereka berlibur hari ini." Ucap Rambu.

Rania makin panik karena apa yang dia takutkan selama satu bulan ini akhirnya terjadi juga.

Rania meraih pisau buah yang ada di nakas lalu mengarahkan ke arah ayah tirinya.

"Jangan coba-coba mendekatiku, jika tidak kamu atau aku yang mati malam ini!" Ucap Rania dengan tubuh yang sudah gemetar.

"Apa yang bisa kamu lakukan dengan pisau itu, sayang?" Bukankah kamu tidak bisa menggunakannya kecuali mengupas buah?" Rambu makin mendekati tubuh Rania hingga akhirnya ia dengan mudah merebut pisau itu dari tangan Rania.

Dalam sekejap, jilbab Rania di tarik oleh rambu dan membuangnya ke lantai. Kini rambut panjang Rania tergerai indah dengan baju tidur yang sedikit memperlihatkan tonjolan dadanya.

Rambu yang sudah dikuasai oleh syahwatnya kepada putri tirinya itu, dengan cepat mengoyak baju tidur Rania.

"Lepaskan!"

Rania berusaha melawan Rambu yang sudah menghimpit tubuhnya.

Tanpa di duga Nyonya Citra menusuk punggung suaminya dan seketika Rania mendorong tubuh Rambu dari tubuhnya.

"Mami... hiks... hiks!"

Rania memeluk ibu sambungnya tersebut. Tapi naas bagi Citra suaminya masih bisa bertahan dan bangkit kembali untuk menyerang istrinya.

"Lari Rania, bawa adik kembarmu dan tinggalkan rumah ini. Lari sayang!" Ambil tas mami yang ada di ruang keluarga!" Titah Nyonya Citra.

Tanpa menunggu lagi Rania keluar dari kamarnya dan membawa kedua adik kembarnya. Ia mengambil tas maminya dan langsung kabur membawa mobil ibu sambungnya yang masih terparkir dengan kunci mobil yang masih tergantung dengan pintu mobil yang masih terbuka.

Mungkin nyonya Citra terburu-buru ingin menangkap basah suaminya yang sudah ia curigai ingin melakukan perbuatan yang tidak senonoh pada putri sambungnya tersebut.

Sepasang suami istri itu, sedang bergulat sambil mempertahankan nyawa mereka masing-masing.

"Bajingan kamu Rambu!"

Beruntung aku datang tepat waktu sehingga bisa menyelamatkan putriku dari iblis sepertimu." Ucap Nyonya Citra yang sudah mengunci pintu kamar Rania agar suaminya tidak berusaha mengejar Rania.

"Aku bosan padamu karena usiamu yang sudah cukup tua untuk aku gauli. Aku menginginkan Rania putri sambungmu itu yang ternyata memang sangat cantik." Ujar Rambu yang masih saja mempunyai pikiran mesum pada Rania.

"Bajingan sepertimu pantas mati Rambu!" Nyonya Citra meraih gunting yang ada di meja rias lalu menancapkan gunting itu diperut suaminya.

"Akhhh!" Teriak Rambu sambil memegang perutnya yang sudah mengeluarkan darah segar.

Setelah melihat suaminya terkapar dengan bersimbah darah, Nyonya Citra jatuh terduduk sambil menangis. Lelaki yang baru ia nikahi dua bulan ini ternyata hanya memanfaatkan dirinya karena ingin menikmati harta suaminya, ayah kandung dari Rania.

Setelah membunuh suaminya, nyonya citra menghubungi polisi dan mengakui kesalahannya.

"Selamat malam pak polisi!"

Saya telah membunuh suami saya dan beliau meninggal saat ini." Ujar Nyonya Citra.

Polisi itupun menanyakan identitas dan alamat Nyonya Citra untuk menindak lanjuti laporan dari ibu sambungnya Rania.

Tidak lama, mobil polisi sudah berada di halaman rumahnya dan menahan nyonya Citra. Tubuh Tuan Rambu dibawah ke rumah sakit polri untuk dilakukan visum.

Rania yang sangat bingung saat itu membawa kedua adiknya mendatangi sebuah hotel. Koper ibunya dan juga pakaian milik adik kembarnya masih ada di bagasi mobilnya. Dengan pakaian ibu sambungnya, Rania bisa menggantikan bajunya yang sempat terkoyak karena perlakuan ayah tirinya Rambu.

Rania menatap wajah kedua adik kembarnya. Ia tidak bisa berpikir saat ini karena masih sangat syok. Ia lalu membuka tas ibunya yang masih ada dompet dan ponsel milik nyonya Citra.

Di dalam dompet itu ada black card milik ayahnya. Rania bernapas lega karena ia tidak perlu repot-repot memikirkan bagaimana membesarkan adik kembarnya tersebut.

Tapi saat ini, ia tidak memiliki identitas pribadi. Ia hanya memiliki identitas milik ibu sambungnya.

"Ya Allah, bagaimana caraku untuk meneruskan hidupku, jika tidak memiliki dokumen apapun untuk bisa mencari pekerjaan.

"Apa yang harus aku lakukan?" Rania bermonolog.

Lama ia termenung memikirkan nasibnya dengan adik kembarnya.

"Apakah aku harus menggunakan identitas milik mami untuk melakukan penyamaran agar orang tidak mengenaliku?" Tanya Rania.

Rania tersenyum lalu menatap kedua wajah adik kembarnya.

"Sayang!" Doakan kakak agar bisa mendapatkan pekerjaan. Tapi sebelumnya, kita perlu mencari tempat tinggal terlebih dahulu.

Dan mulai sekarang kalian adalah anak-anakku dan aku adalah ibu kandung kalian." Jangan takut, mama akan berjuang untuk membesarkan kalian tanpa bantuan siapapun." Ujar Rania di hadapan adik kembarnya yang saat ini sedang tidur satu kasur dengannya.

Rania yang masih begitu lelah setelah melewati peristiwa yang mengerihkan di kediaman orangtuanya, akhirnya ikut memejamkan matanya. Ia ingin melupakan semua yang terjadi malam ini dan menanti hari esok.

Terpopuler

Comments

eza

eza

loh kenapa gk ke kantor polisi buat lapor/jadi saksi??
katanya S2 di us, kenapa bego?

2023-03-14

0

Benazier Jasmine

Benazier Jasmine

mampir Thooor

2023-02-22

1

Regita Regita

Regita Regita

sepertinya menarik,aku mampir Kak...lanjut baca.

2022-09-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!