Karena tidak merasa akan tinggal di Bandung, Rania akhirnya hijrah ke Jakarta. Ia menjual mobilnya untuk menyewa apartemen di Jakarta.
Apartemen yang disewanya cukup luas untuk ditempati dirinya dan adik kembarnya. Rania mulai menata barang bawaannya pada apartemen yang sudah siap dihuni karena perabot didalamnya sudah lengkap.
Permasalahannya saat ini adalah dia harus mencari seorang asisten rumah tangga yang bisa membantunya untuk menjaga adik kembarnya.
Setelah mendapatkan asisten rumah tangga di salah satu agen penyalur ART, Rania akhirnya bisa memikirkan langkah selanjutnya.
Walaupun ia memiliki black card milik mendiang ayahnya, itu tidak membuat dirinya terlihat manja dan berleha-leha di apartemen miliknya.
Kesulitan yang dihadapinya saat ini adalah ia memiliki skill namun tidak bisa melamar pekerjaan di manapun karena ia tidak membawa ijasahnya.
Rasa bingung itu membuatnya merasa sangat lapar. Rania mampir di sebuah restoran mewah. Ia pun mencari tempat duduk yang sedikit menjauh dari keramaian pengunjung restoran lainnya.
Seorang nyonya yang sangat cantik duduk diseberang mejanya. Nyonya itu kelihatan sedang menggerutu dengan seseorang di dalam telepon.
"Apa?" Bagaimana mungkin aku harus menerima tamu yang dari Rusia tanpa di dampingi seorang penerjemah?" Tanya Nyonya itu pada seseorang yang ada di seberang telepon.
"Jika penerjemah itu tidak datang, maka pertemuan untuk kerjasama dengan perusahaan kita akan dibatalkan oleh mereka dan itu sangat merugikan perusahaanku." Ucap Nyonya itu sambil mendengus kesal.
Nyonya itu akhirnya mengakhiri teleponnya sambil berpikir keras untuk mencari solusi.
"Maaf Nyonya Malika!" Tamu yang anda tunggu sudah datang." Ucap salah satu staffnya.
Mendengar perkataan Nyonya Malika yang saat ini sedang panik mencari seorang penerjemah, Rania, akhirnya memberanikan diri untuk menggantikan posisi penerjemah yang tidak bisa datang karena sakit.
"Permisi Nyonya!" Sapa Rania santun.
"Iya, ada apa mbak?" Tanya Nyonya Malika dengan wajah yang kurang bersahabat.
"Sayang tadi tidak sengaja mendengar pembicaraan anda yang saat ini sedang membutuhkan seorang penerjemah." Ujar Rania.
"Lantas apa yang inginkan?" Tanya Nyonya Malika yang bingung dengan ucapan gadis bercadar yang ada dihadapannya saat ini.
"Saya mengusai tujuh bahasa dan salah satunya adalah bahasa Rusia." Ucap Rania.
Seketika, Nyonya Malika menyunggingkan senyumnya menatap wajah Rania, lalu ia langsung menggenggam tangan Rania dengan erat.
"Alhamdulillah, terimakasih sayang!" Tolong bantu aku!" Ucap Nyonya Malika dengan sedikit merendahkan dirinya agar Rania mau membantunya.
"Siapa namamu nak?" Tanya Nyonya Malika.
Karena saat ini, Rania sedang menyamar sebagai nyonya Citra ia pun mengaku bahwa dirinya bernama Citra.
"Citra nyonya." Jawab Rania berbohong.
"Baiklah Citra, tolong bantu aku menjadi penerjemah!" Pinta Nyonya Malika.
Tidak lama kemudian, Rania dan Nyonya Malika menyambut tamu penting yang dari Rusia itu.
Setiap ucapan nyonya malika pada tamunya di terjemahkan oleh Rania.
Tanpa rasa canggung ataupun malu, Rania yang sangat fasih berbahasa Rusia itu membuat nyonya Malika sangat takjub, bahkan gadis ini mendapatkan pujian dari tamunya nyonya Malika yang merasa Malika adalah orang Rusia. Usai membicarakan urusan bisnis mereka, Tuan Dimitri menanyakan perihal kehidupan Rania kepada Nyonya Malika.
"Maaf Nyonya Malika!" Apakah nona Citra sudah lama bekerja dengan anda?" Tanya Tuan Dimitri.
Mendengar pertanyaan tuan Dimitri, Rania menjadi sulit menjawabnya. Melihat Rania hanya diam akhirnya nyonya Malika menanyakan pertanyaan apa dari tuan Dimitri yang disampaikan kepadanya
"Nona Citra, apa yang Tuan Dimitri tanyakan?" Tanya Nyonya Malika.
Rania mengulangi lagi pertanyaan Tuan Dimitri yang ditujukan kepadanya. Nyonya Malika seakan berpikir sesuatu atas pertanyaan itu.
"Katakan kepadanya, bahwa kamu adalah asisten pribadiku," ucap Nyonya Malika membuat gadis ini tercengang mendengarnya.
"Maaf Nyonya, apakah aku harus membohonginya dengan perkataan anda barusan?" Tanya Rania untuk memastikan pernyataan Nyonya Malika.
"Itu bukan kebohongan Rania, mulai saat ini aku akan mengangkatmu menjadi asisten pribadiku." Ujar Nyonya Malika secara tegas.
Usai membahas banyak hal dengan nyonya Malika dan Rania, Tuan Dimitri akhirnya menandatangani perjanjian kontrak kerja sama, ia pun pamit dan segera kembali ke negaranya dengan menggunakan pesawat jet milik pribadi.
"Nyonya Malika, saya sangat menikmati makan siang di sini. Dan berkat nona Citra, saya bisa mengerti proposal yang anda sampaikan kepada saya, semoga ke depannya, kerja sama kita membuat kedua perusahaan kita dapat menembus pasar modal dunia." Ucap Tuan Dimitri pada nyonya Malika.
"Terimakasih Tuan Dimitri, semoga anda selamat sampai tujuan." Ucap Nyonya Malika seraya berjabatan tangan dengan Tuan Dimitri.
"Saya tunggu kedatangan kalian berdua ke negara saya." Ucap Tuan Dimitri yang langsung di terjemahkan oleh Rania.
Nyonya Malika mengantarkan tamunya sampai ke mobil perusahaan miliknya yang dikendarai oleh sopir pribadinya yang sempat menjemput Tuan Dimitri ke bandara.
"Nona Citra, apakah saat ini anda membawa mobil sendiri?" Tanya Nyonya Malika yang melihat penampilan Rania yang sangat elegan dengan tas branded yang dipakai gadis ini.
"Maaf Nyonya saya sudah menjual kendaraan saya." Ucap Rania.
"Baiklah aku ingin besok kamu temui aku ke perusahaan milikku dan mulai besok kamu bekerja denganku." Ucap Nyonya Malika lalu memberikan kartu namanya pada Rania.
"Tapi, nyonya saya tidak memegang ijasah saya sudah iki karena saya kabur dari rumah bersama anak kembar saya." Ujar Rania.
"Apakah kamu sudah menikah Rania?" Tanya Nyonya Malika.
"Saya sudah bercerai dan saya tidak ingin tinggal di rumah suami saya," Ucap Rania berbohong.
"Berarti kamu orang baru di sini?" Tanya Nyonya Malika.
"Saya baru menyewa apartemen dengan menjual mobil saya nyonya dan saat ini saya butuh pekerjaan tapi bingung mencari pekerjaan tanpa Ijasah." Ujar Rania jujur pada nyonya Malika.
"Saya tidak butuh ijasahmu. Saya sudah melihat kemmpuanmu tadi ketika menjadi penerjemah. Itu saja modalmu yang sudah membuat saya sangat beruntung bertemu denganmu hari ini. Jika kamu tidak ada maka keuntungan bisnis saya dengan tuan Dimitri akan hangus begitu saja." Ucap Nyonya Malika lalu pamit dari hadapan Rania.
Pekerjaan yang datang padanya secara tak terduga, membuat Rania seakan mendapatkan kembali semangatnya yang sempat membuat dirinya putus asa karena ketiadaan ijasah.
Gadis inipun memesan taksi untuk kembali lagi ke apartemen miliknya menemui adik kembarnya.
Setibanya di apartemen miliknya, Rania langsung menggendong Daffa dan Daffin secara bersamaan.
"Apakah kalian tahu, hari ini mama sudah mendapatkan pekerjaan. Kita akan melanjutkan hidup kita di kota besar ini tanpa takut melarat." Ucap Rania lalu mengecup pipi kedua adiknya.
"Permisi nona, apakah anda ingin makan siang sekarang?" Tanya bibi Lia.
"Tidak usah bibi karena aku sudah makan. Bibi Lia makam saja sendiri." Ucap Rania lalu membawa kedua adik kembarnya ke dalam kamarnya.
Iapun menghubungi nyonya Malika karena belum sempat memberikan nomor ponselnya karena nyonya Malika pergi terburu-buru darinya Tadi.
Rupanya kartu nama yang diberikan oleh Nyonya Malika bukan milik Nyonya Malika tapi milik putranya nyonya Malika yang saat ini sedang berbulan madu ke luar negeri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments