"Lihat seberapa sombong gadis itu setelah aku kembali."
Dengan langkah angkuh Dylan berjalan ke dalam rumah. Ia belum menyadari jika Milley sudah ada sepasang pengawal di sana. Tidak mau menyulitkan salah satu diantaranya Milley bersikap anggun kali ini.
Ia sudah memoles wajahnya dengan make up flawless kali ini. Lipstik nude dengan sapuan blush on yang senada dengan lipstik yang ia gunakan membuat Milley tampil cantik dan fresh.
Milley bergegas turun ketika mendengar mobil yang menjemput Dylan datang. Sementara itu Lea dan Leo mengekor di belakangnya. Niat hati ingin memaki Milley saat pertama kali bertemu sirna sudah, yang terlihat hanyalah tatapan kagum dan tersihir.
"Sial, kenapa ia begitu cantik?" gumam Dylan.
Dylan menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali agar tersadar dari pikiran halu-nya. Namun, itu tidak berhasil ia lakukan.
"Kamu kenapa? Pusing, capek, atau kelaparan?"
Dylan mengibaskan tangan Milley yang menyentuh keningnya. "Nggak usah banyak protes, siapkan makanan untukku."
"Iya sayang," ucap Milley.
Seketika bulu kuduk Dylan meremang mendengar ia mengucapkan sayang. Tanpa Dylan sadari tangannya menarik tubuh Milley hingga membuat ia jatuh dalam pelukan Dylan. Tatapan mereka saling beradu, sedangkan jantung berdisko tidak karuan. Posisi mereka sudah siap untuk berciuman. Hidungnya saja hanya berjarak satu jengkal.
"Salah siapa kamu menggodaku, hm!" bisik Dylan.
Milley tergelak, di dalam hatinya mengatakan jika Dylan hanya menggertaknya saja. Terlebih saat ini ia selalu didampingi si kembar Lea Leo.
Melihat keintiman Nona dan Tuan Muda mereka sontak saja Lea dan Leo berbalik badan. Merasa aneh pada dua robot di hadapannya, niat hati mencium Milley ia urungkan.
"Siapa lagi dua cecunguk ini! Hadeh ...."
Dylan melepas Milley tiba-tiba. Hampir saja Milley terjatuh kalau ia tidak menarik jaket Dylan sebagai penumpunya. Kesal dengan Dylan yang masih seenak hati, Milley mencubit pahanya.
"Aawwhhh, kau ini ya!" pekik Dylan sambil mengusap pahanya yang terasa panas.
Selepas menyambut Dylan, Milley melangkah ke dapur untuk mempersiapkan makanan untuk Dylan. Meski sebenarnya benci, tetapi demi kelangsungan hidup aman dan damai, ia melakukan hal tersebut.
"Tunggu! Siapa kalian berdua?"
Lea dan Leo menghentikan langkahnya.
"Kami pengawal Nona Milley," ucap mereka serempak.
"Pengawal? Kenapa ia mendapatkan pengawal sementara aku tidak?"
"Maaf Tuan, kalau itu Anda tanyakan saja kepada Tuan Besar."
"Hm, dari cara bersikap dan tingkah lakunya mirip dengan Jo? Jangan-jangan ka—"
"Apa Anda mencari saya?"
Tidak ada angin atau hujan ternyata Jo sudah berada di antara mereka.
"Astaga ka-kau mengagetkanku saja!"
Tidak mau berdebat, Dylan lebih memilih untuk pergi ke kamar dan membersihkan dirinya. Ia sangat suka kebersihan, oleh karena itu ia lebih memilih untuk segera membersihkan diri daripada memikirkan banyaknya kejutan siang itu.
Selepas melepas semua pakaiannya, Dylan lebih memilih untuk berendam selama beberapa menit di dalam bathub. Rasanya lebih rileks dan menenangkan pikirannya. Kalau dulu ia lebih suka berenang, saat ini ia lebih memilih untuk berendam daripada tubuhnya terekspose di hadapan Milley.
"Enak saja menikmati keindahan tubuhku, lebih baik aku menikmati relaksasi di sini yang lebih menyenangkan."
Milley sebenarnya ingin keluar siang itu, namun, niatnya ia urungkan karena melihat Dylan baru saja datang.
"Akh, lebih baik aku di sini saja sambil menunggu Dylan keluar.
Tiba-tiba saja Tuan Chryst masuk ke area ruang makan. Ia melihat Milley sendirian di sana, sibuk mempersiapkan beberapa menu makan siang untuknya.
"Apakah semua ini untukku?"
Sontak saja Milley menoleh karena kaget akan kehadiran Tuan Chryst. Lalu ia pun menyapanya, "Selamat siang, Kek. Sebentar ya, menu makan siangnya baru Milley masakin. Nanti kalau sudah siap, biar Milley panggil."
"Tidak usah ke kamar, aku sudah di sini. Aku akan menunggu makanannya siap di sini saja, atau aku mengganggumu?"
"Eh, enggak kok, sebentar ya, Kek. Makanannya sebentar lagi siap."
Dengan cekatan Milley membuat menu masakan yang terakhir. Tidak lupa ia menyimpan teh hangat untuk Tuan Chryst.
"Yes, akhirnya selesai."
Menu masakan Milley akhirnya sudah tersaji semua di atas meja makan. Ia segera melepas semua celemeknya lalu bersiap makan siang bersama kakek.
Merasakan perutnya keroncongan, Dylan memilih untuk turun ke bawah.
"Hm, bau masakan gadis itu selalu saja mengusik perutku. Akh, beraninya ia melalukan hal ini."
Dylan yang sudah kelaparan segera turun. Di saat yang sama ia melihat Milley baru saja merapikan penampilannya. Entah kenapa Dylan tidak berkedip saat memandangi Milley. Ada magnet tersendiri yang membuat Dylan selalu tertarik melihat Milley. Namun, sampai saat ini ia masih mengingkari hal tersebut.
Benarkah itu cinta? Atau sebuah rasa yang berbeda, karena Milley sama sekali tidak pernah tertarik kepadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
🔥⃞⃟ˢᶠᶻ🦂⃟ᴘɪᷤᴘᷤɪᷫᴛR⃟️𝕸y💞hiat
witing tresno jalaran soko gelibet
2022-06-05
0
Diana Susanti
gayamu Dylan Dylan
2022-05-23
1
🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞
Yg terpesona itu kau...tp km masih menampik y.. jgn kau sia" wanita seperti Virgo....😒😒😒😒😒
2022-05-22
2