Suara monitor terdengar mengisi sebuah ruangan yang tampak putih bersih itu. Terlihat seorang gadis dengan selang infus yang menempel di salah satu tangan dan sebuah perban yang membelit kepalanya, membuat siapa saja yang melihatnya menjadi pilu.
Seorang kakek dengan salah satu tangannya memegang sebuah tongkat, tampak setia menunggu sang gadis untuk membuka mata.
"Bagaimana keadaannya dokter?"
"Demam pasien sudah turun, hanya saja pengaruh obat tidur masih memperngaruhi tubuhnya jadi kemungkinan beberapa jam lagi ia baru siuman."
"Baiklah kalau begitu."
Jo mendekati Tuannya dan memberikan sebuah chek pada dokter tersebut.
"Terima kasih dokter."
Sesaat kemudian dokter Richard segera pamit.
.
.
"Bik ... bibik ... kakek di mana?"
"Tuan besar sedang di lantai atas bersama dokter Richard."
"Memangnya penyakit kakek kambuh?" tanya Dylan khawatir.
"Bu-bukan tetapi dokter Richard sedang mengecek kondisi seorang gadis yang diketemukan kakek tadi pagi."
"Ha-ah, maksudnya?"
Tidak lama kemudian tampak Kakek dan doktee Richard turun ke lantai satu.
"Selamat siang Dylan," sapa dokter Richard.
"Siang dokter."
Sorot mata kakek sama sekali tidak ramah pada Dylan, apalagi ia baru saja pulang. Merasakan hawa tidak nyaman, Dylan memilih untuk melenggang pergi.
"Kalau begitu saya permisi dokter."
Dokter Richard hanya membalasnya dengan senyuman. Sementara kakek tampak sudah tidak sabar untuk memarahi Dylan setelah ini.
Benar saja sesaat setelah dokter Richard pergi, kakek segera memanggil cucunya tersebut.
"Dyla ... an!"
Merasa terpanggil dengan tubuh setengah telanjang ia pun segera menyambar kaos yang baru saja ia lepas dari tubuhnya dan memakainya kembali.
"Ya, Kek."
"Darimana saja jam segini baru pulang?"
"Balapan Kek."
"Balapan lagi? Apa masih kurang uang jajan yang aku berikan padamu!"
Kakek Chryst menoleh ke arah cuci laki-lakinya itu memandanginya dari ujung kaki sampai ke kepala.
"Usiamu berapa?"
"Ha-ah?"
"Aku tanya sekali lagi, usiamu berapa?"
Meski merasa ambigu dengan pertanyaan kakeknya ia tetap menjawabnya dengan jujur.
"Dua pulih tiga tahun, Kek."
"Bagus, sekarang saatnya kamu harus belajar bisnis dan menikah."
"What's menikah?" ucap Dylan dengan mata membola.
"Ke-kenapa secepat ini kek, bahkan usiaku belum genap dua puluh lima tahun."
Dylan mendudukan dirinya di sofa karena merasa lelah akan tuntutan kakeknya yang mengusulkan dia untuk menikah muda. Belum juga ia menikmati masa mudanya ia harus disuruh menikah.
"Ide konyol apa lagi ini?" pikir Dylan.
"Kalau kau tidak mau menikah maka semua fasilitas dariku aku cabut dan bersiaplah menjadi gelandangan di jalanan."
Setelah mendakwa cucunya Kakek Chryst segera meninggalkan ruang keluarga dan pergi menjauh. Ia sengaja mendidik Dylan lebih keras dari pada mendidik anaknya sendiri karena ia tidak mau gagal untuk kedua kalinya.
.
.
Sementara itu Virgo mulai mendapatkan kesadarannya kembali. Ia mengerjapkan matanya sekali lagi melihat apakah apakah ia masih selamat atau sudah berpindah ke dunia lain.
Ruangan bercat putih dengan hiasan gold di setiap sisinya membuat kesan mewah tercipta pada siapa pun yang memandangnya. Begitu pula yang didapatkan oleh Virgo. Melihat tangannya diinfus ia baru menyadari jika dirinya masih hidup dan selamat.
Ia menyandarkan tubuhnya di dashbord ranjang, mengedarkan pandangannya untuk mencari siapakah yang telah menyelamatkan dirinya sekali lagi, tetapi siapa pun orang yang menyelamatkan dirinya sangat berhutang budi padanya.
Tiba-tiba pintu kamarnya dibuka, muncullah seorang wanita memakai pakaian pelayan khas eropa datang menghampirinya, pelayan itu tersenyum ramah kepada Virgo.
"Nona sudah siuman?"
"Iya, maaf saya di mana ya?"
"Ini kediaman rumah Tuan Chryst, tadi pagi beliau yang membawa Nona ke rumah ini dan memanggil dokter. Oh ya, perkenalkan nama saya Mia, pelayan yang ditugaskan untuk Nona."
"Ha-ah! Pelayan pribadi? Lalu siapa Tuan Chryst?"
Seketika kepala Virgo kembali berdenyut kencang dan ia kembali pingsan. Karena terlalu panik, ia pun segera keluar kamar dan mencari keberadaan Tuan Chryst.
"Tuan ... Tuan ...."
"Kenapa Mia?" tanya Dylan yang masih sibuk memijat keningnya.
"Nona itu kembali pingsan."
"Nona siapa?"
"Nona yang tadi pagi ditemukan Tuan Besar."
"Seperti apa sih wajahnya, aku jadi penasaran."
Tanpa ragu, Dylan segera naik ke kamar atas untuk melihat wanita itu dan betapa terkejutnya saat ia mengetahui siapa wanita yang ditolong kakeknya tersebut.
"Di ... dia ...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
mama yuhu
jadi curiga🤔🤔kakek yg menemukan Virgo
2022-10-18
1
❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™
ternyata virgo ditolong kakeknya dylan
2022-08-01
0
VLav
smoga ini awal nasib baik buat virgo. aq mampir ya ka 🙏
2022-06-12
0