"Menyebalkan sekali jika harus berurusan dengan pemuda itu! Kenapa dia selalu merepotkan!"
"Dasar anak orang kaya!"
Virgo tidak habis pikir dengan pemikiran Dylan. Ternyata dia sama saja dengan anak orang kaya yang lainnya. Selalu merepotkan orang lain tanpa memikirkannya resiko yang akan dia tanggung selanjutnya. Kebanyakan dari mereka selalu menindas orang-orang yang miskin seperti dirinya.
"Hh, tapi kali ini gue terpaksa harus bantu dia!"
Virgo harus kembali dan menolong, tetapi ia ragu karena posisinya saat ini ia sedang memerankan sebagai Milley. Lalu Virgo segera meraih ponsel dan menghubungi sahabatnya Evan.
Seketika jari-jari manisnya menari di atas ponsel. "Lu bisa bantu gue nggak? Sekarang gue lagi di posisi X, temen gue kena razia polisi. Gue butuh lu buat bantu dia."
Pesan singkat tersebut dalam sekejap langsung tersampaikan. Notifikasi di hp-nya Evan menyala. Ia segera meraih ponselnya.
"Nomor siapa?" batin Evan.
"Halo dengan siapa?"
Virgo langsung membalas pesan tersebut. "Astaga gua lupa kasih nama!" pekik Virgo sambil menepuk jidatnya.
"Ini gue Virgo, ini nomor baru gue. Nomor yang lama udah nggak aktif lagi. Lu save aja nomor ini!"
Evan tersenyum, akhirnya gadis impiannya kembali menghubunginya. Senyumnya tersungging dengan sempurna. Kini ia bisa meraih cintanya yang hilang.
Evan tidak perlu bersusah payah karena ayahnya bekerja di kepolisian. Tinggal meminta tolong ia pun akan dibantu karena kedua orang tua Evan amat menyanyangi putranya. Sejak Evan dinyatakan terkena gagal jantung, kedua orang tuanya selalu mengupayakan semua hal untuknya. Mereka tidak mau kehilangan Evan sekali lagi.
Beberapa bulan yang lalu, Evan mengalami kecelakan saat balap motor. Secara otomatis ia dilarikan ke Rumah Sakit. Karena kehilangan banyak darah, ia harus melakukan tranfusi. Saat itu Rumah Sakit baru mengalami krisis pasokan darah. Kebetulan Virgo yang mengantarnya dan golongan darahnya cocok. Berkat transfusi dari Virgo nyawa Evan tertolong, tetapi sejak saat itu pula, dokter mengatakan jika Evan terkena gagal jantung.
Evan yang dulunya sangat membenci Virgo merasa berhutang budi padanya. Virgo tidak pernah meminta imbalan untuk apapun yang telah ia lakukan. Meski kedua orang tuanya ingin memberikan sejumlah uang, ia menolaknya. Tersentuh akan kebaikan hatinya, Evan mulai jatuh cinta. Kedekatan yang ia bangun ternyata membuatnya bisa bertahan sampai saat ini.
Saat ini, Milley sedang menunggu kedatangan Dylan di balkon kamarnya. Setelah menghubungi Evan, ia meminta Clara untuk mengantarkannya ke kediaman Tuan Chryst. Saat pulang suasana rumah sudah sepi, jadi ia aman.
"Kenapa ia belum keliatan? Apa masih ada masalah?"
Milley tampak mondar-mandir di sana. Karena tidak sabar ia pun turun ke bawah. Saat hendak keluar, ada Jo di depan pintu. Tentu saja Milley terperanjat akan hal tersebut.
"Maaf Nona, saya mengejutkan Anda."
Milley menghela nafasnya dan menormalkan detak jantungnya.
"Iya Jo, maaf aku mau keluar mencari Dylan, tadi ada panggilan dari kantor polisi," ucapnya cemas.
Ia tidak tau apakah alasan kali ini aman atau akan terlacak oleh Jo yang jenius itu. Apalagi Jo terdiam.
"Mari saya antar Nona, tidak baik Anda keluar malam-malam," ucapnya sopan sambil membungkuk hormat.
"Baiklah."
Saat melangkah satu pesan masuk ke dalam ponselnya. Beruntung, Evan mengirim pesan saat itu. Ia mengatakan jika Dylan harus ditebus di kepolisian karena harus mengikuti prosedur dari sana. Evan meminta maaf karena hanya bisa membantu sampai tahap tersebut.
Milley tersenyum, "Terima kasih Evan, kebaikanmu akan aku ingat selalu."
Tidak berapa lama kemudian mobil yang mereka kendarai sudah sampai di kantor polisi. Jo ternyata lebih pintar dari perkiraan Milley. Bukannya langsung membawa Dylan keluar, ia malah membuat kesepakatan dengan petugas kepolisian.
"Kenapa kamu lakukan hal itu Jo? Nanti kakek marah."
"Semua yang saya lakukan atas perintah Tuan Besar Nona. Anda tidak perlu khawatir.
"Ma-maksud kamu, kakek tau jika Dylan ditahan?"
Jo mengangguk.
"Kok bisa?"
"Untuk hal itu bisa Nona tanyakan sendiri pada Tuan Besar nanti."
"Astaga, ternyata kakek cukup ...." batin Milley.
Tiba-tiba saja sorot matanya menangkap Dylan berada di balik jeruji besi sambil menatap marah ke arahnya. Ingin rasanya ia tersenyum dan mengumpat padanya, tetapi ia mengurungkan hal itu.
"Jo, bolehkah saya ke sana?" tanya Milley sambil menunjuk ke arah Dylan.
Jo menatap ke arah Dylan dengan ekspresi datar.
"Tidak udah Nona, delapan jam lagi kita ke sini untuk menjemput Tuan Dylan."
"Ha-ah, kok gitu?"
Milley tidak habis pikir dengan jalan pikiran orang kaya. Pemikirannya masih seperti orang biasa, yang menginginkan segera bebas dari jeruji. Sementara itu Dylan mengepalkan tangannya melihat Milley membiarkannya di sana.
"Dasar wanita tidak tahu di untung! Dipungut dari jalanan saja se-arogan itu. Tunggu hukuman dariku setelah keluar!" batin Dylan kesal menatap kepergian Milley.
Rose yang satu sel dengannya, terus memperhatikan gerak-gerik Dylan dari kejauhan.
"Apaan sih, lo? Katanya cinta, tetapi melihat Milley saja, matanya udah keliatan berbohong."
Beberapa saat kemudian, keluarga Rose datang dan menjamin putrinya tersebut. Dylan mengiba saat Rose melewati tubuhnya. Namun, Rose mengabaikan hal itu.
"Kalau lu bisa membuang gue, gua juga bisa!" tatap Rose geram pada Dylan.
"Sial, semua wanita sama!" umpatnya sambil memukul jeruji besi.
Rose menatap sekilas ke arah Dylan. Ia menjulurkan lidahnya bermaksud mengejeknya.
"Weeekkk, emang enak?"
.
.
...🌹Bersambung🌹...
.
.
Sambil nunggu up boleh mampir ke karya teman Fany ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
mama yuhu
sama sama d pungut sayank
2022-10-18
0
mama yuhu
itu efek jera sayank.. biar dylan sadar
nah dylan jg bukan cucu kandung tp kakek sangat sayank.. tau balas budi lah🙄🙄
2022-10-18
1
👑
cemungut kk
2022-06-16
0