Terjerat Cinta Mafia Tampan
''Bu aku berangkat dulu ya,'' ucap Adel sambil menaruh satu nampan penuh berisi gorengan yang masih hangat di atas kepalanya.
''Ia hati hati ya sayang, ibu doakan daganganmu laris,'' jawab ibu seraya mendoakan sang putri.
''Amin, bu''
Lalu ia mulai berjalan setelah menyalami lengan ibunya terlebih dahulu.
''Gorengan... gorengan.'' Adel berteriak menjajakan dagangannya, berjalan berkeliling kampung.
''Mbak, aku mau gorengan nya,'' terdengar suara ibu-ibu berteriak hendak membeli dagangan nya.
Adel pun berhenti lalu mencari sumber suara.
''Iya mbak, tunggu sebentar ya,'' ia berjalan menghampiri ibu tadi yang berdiri di teras rumahnya.
''Mau berapa buah Bu, gorengannya?'' tanya Adel sambil meletakan nampan di atas lantai.
''10 ribu saja mbak.''
''Baik, Bu.''
Lalu ia pun membungkus gorengan tersebut ke sebuah kantong plastik yang memang sudah ia sediakan.
''Ini, Bu, gorengannya ...''
Ibu tersebut menerima seraya memberikan uang kepada Adelia.
''Terima kasih ya, Bu,'' Adel pun kembali berjalan sambil terus berteriak menjajakan dagangannya.
Adelia Fasha, dia adalah gadis berusia matang yang sehari harinya mencari nafkah dengan berjualan gorengan yang di buat oleh ibunya, secara berkeliling.
Tahun ini usia nya genap 25 tahun , namun, di usianya yang telah dewasa, ia masih belum juga memiliki pasangan, jangankan menikah, berpacaran saja rasanya ia belum pernah.
Meski ia memiliki wajah cantik dengan rambut sebahu serta kulit putih mulus, tak serta Merta membuatnya percaya diri untuk mendekati seorang laki laki.
Baginya, hidup berdua dengan temani sang ibu saja rasanya sudah cukup, karena sang ayah sudah meninggal dua tahun yang lalu.
Adel kembali menjajakan dagangannya, sampai dagangannya itu habis terjual, ia pun tersenyum senang mendapati nampan yang ia bawa terlihat kosong, tak satu pun gorengan yang tersisa.
''Alhamdulillah, dagangan ku habis,'' ucapnya pelan.
Ia pun berjala pulang, dengan menenteng nampan kosong di tangannya, mulutnya tampak bersenandung dan bibirnya pun tersenyum senang.
Akhirnya Adel pun tiba di gang sempit, jalan menuju rumahnya. Ia pun berjalan memasuki gang, namun, pandangan matanya nampak terkejut seketika saat dia melihat sesosok tubuh pria tergeletak di atas tanah.
Ia pun berjalan menghampiri pria tersebut dan membalikan badannya. Tubuh pria itu nampak penuh dengan luka, bahkan wajah nya pun terlihat babak belur, seperti telah di aniaya secara beramai ramai.
Dengan perasaan panik ia berlari ke rumah nya yang terletak tidak jauh dari tempat nya berdiri saat ini.
''Bu... ibu,'' Adel berteriak memanggil sang ibu sambil berlari ke arah rumah.
''Iya Del, ada apa? kamu sudah pulang?'' jawab ibu panik lalu keluar dari dalam rumah.
''Tolong Adel, Bu. Di sana ada orang pingsan, sepertinya habis di pukuli orang.''
''Oh ya...?'' Ibu terkejut lalu turun dari teras rumah.
''Mari kita tolong dan bawa dia ke rumah, bu. Siapa tahu nyawanya masih bisa di selamatkan.''
Ibu pun mengangguk lalu mereka berlari ke tempat dimana orang itu berada.
''Ya ampun, dia siapa? kenapa bisa ada di sini?'' jawab ibu merasa penasaran.
''Mari kita bawa ke rumah, Bu.''
Mereka pun membawa pria tersebut ke rumah mereka, yang terletak tak jauh dari tempat pria itu tergeletak.
Adel berserta sang ibu langsung membawa pria itu ke dalam rumah, dan membaringkannya di atas tempat tidur di dalam kamar.
''Hati-hati Bu,'' ucap Adel saat hendak membaringkan pria tersebut di atas ranjang.
''Kira-kira dia siapa ya Bu? apa tidak salah kita membawanya ke rumah? kalau ternyata dia penjahat, gimana?" ucap Adel yang merasa sedikit menyesal karena menolong orang itu tanpa berpikir panjang.
''Tak apa apa, sudah kewajiban kita sebagai sesama manusia saling tolong menolong, masalah dia orang jahat atau bukan biar Allah saja tahu, lagi pula, kita bisa menyuruhnya segera pulang, saat dia sudah sadar nanti,'' jawab ibu dengan menatap pria tersebut.
''Hmmm...! Baiklah, aku akan ambilkan air hangat untuk membersihkan lukanya,'' Adel keluar dari dalam kamar.
Tak lama kemudian, ia pun kembali dengan membawa satu wadah kecil berisikan air hangat untuk membersihkan luka pria tersebut.
Sebenarnya kamu siapa? tubuhmu penuh dengan luka. (Batin Adel berucap)
Ia pun membersihkan wajah pria tersebut dengan handuk kecil berwarna putih, yang sebelumnya telah ia basahi terlebih dahulu dengan air hangat.
Setelah luka yang terdapat di wajah pria itu bersih, Adel nampak sedikit terkesima melihat wajah dari pria tersebut, wajah tampan dengan rahang yang terlihat tegas, hidung mancung serta alis nya yang tebal seolah menggambarkan seorang pria matang yang penuh karisma dan juga tampan.
Tanpa sadar, ia pun terus menatap pria itu dengan tersenyum, merasa terkesima dengan wajah tampannya, seperti nya pria itu bukan pria sembarangan, melihat dari pakaian yang ia kenakan, merupakan pakaian dari desainer ternama dengan harga yang lumayan mahal. Jika di lihat dari wajahnya, pria itu juga seperti nya sudah berusia matang, sekitar 30 tahunan.
''Hei...! kamu sepertinya terkesima melihat wajah pria ini?'' ibu mengagetkan dirinya, dan ia pun menyudahi tatapan mata nya.
''Apa, bu? eu... tidak kok, biasa aja,'' merasa malu ia pun berjalan keluar dari dalam kamar.
Ibu hanya tersenyum tipis melihat wajah sang putri yang terlihat memerah, baru kali ini dia melihat putrinya memandangi laki laki dengan tatapan seperti itu, karena jika di perhatikan, putrinya itu seperti tidak pernah tertarik atau pun berniat mendekati seorang laki laki.
''Apa tidak sebaiknya kita membawa dia ke rumah sakit? luka di tubuhnya terlihat lumayan parah?'' ucap ibu sambil berjalan mengikuti Adel keluar dari dalam kamar.
''Jika kita membawa dia ke Rumah sakit, dari mana kita bisa mendapatkan uang untuk biaya perawatan nya? uang hasil jualan aku saja tak akan cukup untuk biaya berobat dia ke Rumah sakit,'' Adel duduk di teras rumah, lalu ibu pun menyusul dan duduk di sampingnya.
''Lalu dia akan kita apakan? apa akan di biarkan seperti itu? kalau dia meninggal di sini bagaimana?'' tanya ibu dengan raut wajah cemas.
Adel hanya terdiam.
'' Seharusnya kita tak membawanya kemari, tadi,'' Adel seperti menyesal.
Tak lama kemudian, terdengar suara pintu di buka dari dalam rumah.
Ceklek...
Adel dan ibu pun berbalik dan melihat ke dalam. Ternyata pria yang mereka tolong tadi sudah siuman, dan sekarang sedang berjalan, menghampiri mereka dengan langkah kaki yang terlihat sempoyongan sambil memegang kepala dengan kedua tangannya.
Adel serta ibunya pun berdiri lalu menghampiri, tangan Adel segera meraih tubuh Pria itu saat hendak terjatuh ke atas lantai.
''Aku dimana? dan kalian siapa?'' tanya pria itu dengan menatap wajah Adel dan juga sang ibu.
_________-----------_________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Asih Ningsih
adela jatuh cinta dgn pandangan pertama ni.
2023-10-04
0
Dewi Anggya
awal cerita yg baguus
2023-07-10
0
Arwine Wine
😍🥰
2023-02-24
0