Tanpa sadar Adel memeluk dengan sangat erat tubuh Axel, merasakan kehangatan yang belum pernah dia rasakan, mereka berpelukan selama lebih dari sepuluh menit, dan setelah itu keduanya melepaskan pelukan masing-masing.
Adel terlihat menahan malu, dengan wajah bersemu dan senyum yang sedikit di tahan.
''Jangan seperti ini lagi, kalau kamu pergi, seharusnya kamu bilang dulu sama aku,'' ucap Adelia dengan berbalik dan hendak pergi.
''Apa kamu khawatir sama aku?''
Adelia menghentikan langkahnya seketika, berbalik dan menatap wajah tampan dengan rambut yang sedikit berantakan itu.
''Kalau iya, kenapa?'' jawabnya lalu kembali berbalik dan meneruskan langkahnya.
Axel tersenyum senang, akhirnya dia bisa mendapatkan lampu hijau, perkataan yang baru saja di ucapkan oleh Adel seolah memberinya sinyal, dan wanita yang bernama lengkap Adelia Fasha ini kini sudah sedikit membuka hatinya.
Lalu Axel mengekor di belakang, berjalan cepat mengejar Adel yang berjalan di depannya.
''Tunggu aku, Del,'' panggil Axel dengan sedikit menaikan suaranya.
Adel tidak merespon, dia tetap berjalan dan masuk ke dalam rumah tanpa menghiraukan panggilan Axel. Dia terlalu malu untuk berbalik mengingat wajahnya sekarang sedang dalam keadaan merah merona.
''Kamu sudah makan belum?'' tanya Adelia dengan tanpa menoleh setelah mereka masuk ke dalam rumah.
''Belum,'' jawab Axel singkat.
''Tunggu di sini, aku ambilkan makan buat kamu,'' Adel berjalan ke dapur.
Axel memandang punggung Adel dengan perasaan heran, sikap Adel malam ini serasa tidak seperti biasanya, dia bahkan menawari dan mengambilkan nya makan, apa dia merasa bersalah karena sudah tidak sengaja mengusir dirinya tadi.
Tak lama kemudian Adel kembali dengan membawa sepiring nasi lengkap dengan lauk pauknya, dan yang membuat Axel merasa sangat senang adalah, di sana sudah terdapat gorengan yang merupakan makanan kegemarannya.
''Terima kasih Adelia cantik,'' ucap Axel dengan sedikit suara yang terdengar menggoda.
''Ciih... Dasar kamu, bisanya hanya menggombal saja,'' jawab Adel sembari meletakan piring itu di atas meja yang berada di depan Axel. Adel pun kembali berbalik dan hendak pergi.
"Wah, rasanya sudah lama aku tidak memakan makanan kesukaan aku ini," Axel meraih piring dan hendak mulai memakannya.
"Kamu mau kemana? sini temani aku makan," Axel menghentikan gerakan sendok berisikan nasi yang akan dia masukan ke dalam mulutnya.
Adel tidak menggubris panggilan dari Axel dan terus berjalan memasuki kamarnya.
''ADELIA...! AKU MAKAN SAMA SIAPA?'' Axel menaikan suaranya memanggil nama Adel.
"MAKAN SAJA SENDIRI," Adel berteriak dari dalam kamar.
''Dih dasar, Adelia si anak tomboi, tadi bersikap baik, sekarang kembali lagi ke sifat aslinya. Ya sudahlah mendingan aku makan sendiri saja,'' Axel bergumam sendiri, sembari memakan makanan yang telah di siapkan Adel.
_______----------________
Axel seperti sedang berada di sebuah gedung tinggi, di bersembunyi di balik tembok dengan membawa satu buah pistol di tangannya. Wajah Axel terlihat waspada sambil sedikit mengintip ke balik tembok, melihat dengan seksama, apakah ada orang di sana.
Napas Axel terdengar tak beraturan, dan seluruh tubuhnya basah dengan keringat, dia seperti sedang di kejar, karena matanya terlihat menatap ke sekeliling sambil merasa ketakutan.
Kemudian dia melangkah dengan perlahan, sambil terlihat waspada dengan pistol yang di arahkan ke depan.
Tak lama kemudian datang tiga orang bertubuh besar seperti sedang mencari seseorang, Axel pun kembali berbunyi di balik tembok dengan pistol yang masih di arahkan ke depan.
''Dimana kamu, Leonardo? kamu tak akan bisa lolos dari ku,'' ucap pria bertubuh besar dengan kumis yang menghiasi bawah hidungnya.
Jantung Axel semakin berdebar, saat ketiga orang itu berjalan semakin mendekat ke arah tempatnya bersembunyi, dan tak lama kemudian.
Dor...
Dor...
Dor...
Axel menembakan pistol di tangannya ke arah tiga orang tersebut, sehingga menimbulkan suara yang sangat nyaring, dan ketiganya langsung bersembunyi di balik tembok untuk menghindar.
Dia pun menggunakan kesempatan itu untuk berlari, dirinya mulai melangkahkan kakinya sambil terus menembakan pistol ke arah tiga orang itu untuk melindungi diri.
Namun karena permainan tidak seimbang, tiga kawan satu, akhirnya salah satu dari mereka menembakan pistol secara berkali-kali dan salah satu peluru tepat mengenai perutnya.
Dor...
Dor...
Dor...
Arrhh...
Leonardo ambruk seketika dan meringis kesakitan, dia berbaring di atas lantai berwarna putih, rasa sakit pun mulai menjalar di seluruh tubuhnya, karena peluru yang tadi di tembakan tepat mengenai ulu hatinya.
''Argh...'' Leonardo menekan perutnya yang mulai mengeluarkan banyak darah segar, tubuhnya pun terasa sangat lemas seketika.
''Akhirnya aku menemukan mu, sudah lama aku mencarimu, dasar pria kurang ajar,'' terdengar suara pria berkumis dan bertubuh besar berucap sambil berjalan mendekati dirinya, Leonardo tak bisa melihat wajahnya karena dia sudah hendak terpejam, namun dia bisa dengan jelas mendengar suara dari pria tersebut dengan kedua telinganya.
___
Axel pun membuka mata, keringat dingin terasa bercucuran di seluruh tubuhnya, jantungnya terasa berdetak dengan sangat kencang, karena mimpi yang baru saja dia dapatkan.
Ia pun duduk di atas tempat tidurnya, mengusap wajah dengan kedua tangannya sambil menarik napas panjang lalu di hembuskan perlahan.
''Mengapa aku bermimpi seperti itu? dan kenapa pula di dalam mimpi itu aku di panggil dengan nama Leonardo? apa itu namaku yang sebenarnya?" dia bergumam sendiri.
Axel mengatur nafas nya terlebih dahulu sebelum dia turun dari atas ranjang untuk pergi ke dapur, entah mengapa tenggorokannya terasa sangat kering, mimpi yang baru saja di dapatkannya serasa sangat nyata, sehingga membuat bagian perutnya seperti terasa sakit sungguhan.
Trok trok trok
Tiba-tiba Adel mengetuk pintu. Dia merasa heran dan penasaran karena mendengar suara Axel dari dalam kamar, rupanya tadi Axel sempat merintih kesakitan saat dirinya sedang tertidur.
''Axel... kamu baik-baik saja?'' tanya Adel dari luar kamar.
Tak lama kemudian dia pun membuka pintu dan berdiri di depan pintu kamar, Adel memandang wajah Axel dengan perasaan cemas.
''Kamu kenapa? wajahmu terlihat masam? apa kamu bermimpi buruk?'' tanya Adel dengan terus menatap wajah Axel merasa penasaran.
''Iya, aku bermimpi buruk, rasanya mimpi itu sangat aneh dan terasa nyata,'' jawab Axel dengan tanpa menoleh.
''Tunggu sebentar aku ambilkan minum,'' Adel berlari ke dapur.
Tak lama kemudian ia pun kembali dengan membawa segelas air putih dan memberikannya, Axel langsung meminum segelas air penuh dengan hanya satu tegukan, membuat Adel menatap dengan hati yang bertanya-tanya.
Setelah meminum segelas air, tiba tiba-tiba saja kepala Axel merasa sangat pusing, pandangannya pun terasa berkunang-kunang, lalu sekejap kemudian memori ingatannya seperti menangkap sesuatu, bayangan bayangan masa lalunya tiba-tiba saja melintas di otaknya, Axel menunduk seraya memegangi kepala dengan kedua tangannya, sambil meringis kesakitan.
''Argh....''
____________----------___________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Asih Ningsih
moga klu sembuh masih ingat adelia n ibu sarah.
2023-10-06
0
Ꮪིᥰ⃝֟.𝄞⃟👑Quᷠeͦ🐼🎏•cᴎ͜͡ᵲ᭄🌹☄
aiyaaaaaaa Queen gregetan Wee... itu yang terakhir suaranya Alex kah??.. 🙄
2022-06-11
2
Rice Btamban
kshn alex
2022-05-15
1