Angelina adalah seorang gadis cantik yang memiliki tubuh tinggi dan juga seksi, wajahnya yang sedikit ke bule bule'an dengan rambut berwarna coklat serta kulit putih membuat kecantikannya kian sempurna.
Angelina merupakan kekasih dari Leonardo/Axel, mereka telah menjalin hubungan selama dua tahun dan sudah berencana akan segera, sebenarnya Angel sudah tidak sabar untuk segera bersanding di pelaminan bersama kekasihnya itu, namun harapannya harus pupus karena sang kekasih kini hilang bagai di telan bumi.
Angel menggenggam ponsel di tangannya, ia mencoba menghubungi ponsel Leonardo namun sayang ponselnya dalam keadaan tidak aktif.
Sebenarnya dia kemana? nomornya tidak aktif, tidak ada jejak keberadaannya pula, apa mungkin Alex Will berhasil menangkap dan membunuhnya? Akh... jangan sampai, aku harus menyingkirkan pikiran itu jauh jauh. (Batin Angelina)
Dia kembali mengigit bibir bawahnya, kali ini dengan sedikit keras menandakan jika kegundahannya sedang menyelimuti relung jiwanya.
Angel berdiri dan berjalan mondar mandir di kamarnya, dia sedang berusaha berfikir keras apa yang harus dia lakukan agar dia dapat menemukan Leonardo, apa dia lapor polisi saja? Akh rasanya tak mungkin, mengingat Leonardo adalah seorang mafia, jika hal itu di lakukan, maka itu hanya akan membuat musuh nya semakin senang.
Dia pun kembali berfikir masih berjalan mondar mandir, kali ini dia mengigit kuku di jari telunjuknya. Sepertinya dia harus menyewa detektif swasta untuk mencari Leonardo dan menemukannya.
Dia mengangguk sendiri sambil melepaskan jari nya yang tadi berada di ujung bibirnya.
Angelina meraih tas dan berjalan pergi ke luar dari kamarnya, dia akan menemui detektif swasta untuk meminta mencari kekasih tercintanya, apapun yang terjadi Leonardo harus segera di temukan, meskipun ia harus mengeluarkan banyak uang.
______-----______
Di kediaman Adelia.
''Axel, cepat, aku mau berangkat nih,'' Adel berteriak memanggil Axel dari luar rumah.
''Iya sebentar...!'' Axel menjawab dari dalam rumah dengan suara yang di tinggikan.
''Ikh, lama banget si, apa dia lagi dandan dulu?'' Adel menggerutu kesal.
Tak lama kemudian Axel keluar dari dalam rumah, wajahnya terlihat tampan dengan memakai kaos oblong berwarna putih serta celana panjang milik almarhum ayah Adel yang tentu saja terlihat kependekan, rambutnya di biarkan sedikit berantakan dengan poni yang memenuhi dahinya.
Dia tersenyum menuruni teras, dan berlari ke arah Adelia yang sudah sedari tadi menunggunya.
''Duh, kamu kaya anak perawan aja, mau ke pasar saja pake dandan dulu,'' ucap Adel dengan wajah datar.
''Siapa yang dandan, emangnya aku cewe. Seharusnya kamu yang dandan, kamu kan perempuan,'' jawab Axel menatap wajah wanita yang kini terlihat kesal.
''Cih... aku tak perlu dandan, aku sudah terbiasa seperti ini,'' jawab Adel sambil berjalan dan di ikuti oleh Axel di belakangnya.
''Hey... tunggu,'' Axel mengejar agar bisa berjalan beriringan.
''Seharusnya kamu sedikit berdandan, agar wajahmu sedikit segar, padahal jika wajahmu ini sedikit di poles dengan make up, aku yakin pasti laki laki akan antri mendaftar untuk jadi suamimu,'' ucap Axel dengan nada sedikit menggoda.
Adel tersenyum kecut sambil terus berjalan.
''Pasarnya jauh nggak?'' tanya Axel.
''Deket kok, cuma naik dua kali mobil angkot aja,'' jawab Adel datar.
''Apa? dua kali? jauh kali itu Del, ngarang kamu,'' jawab Axel.
Akhirnya mereka berdua sampai di jalan Raya, di depan gang sempit. Mereka berdua berdiri di pinggir jalan untuk menanti angkot yang melintas di jalan raya tersebut.
''Mmmm... Del, apa kamu nggak ingin menikah?'' tanya Axel tiba tiba.
''Apa? menikah?'' tanya Adel menatap Axel dengan wajah heran, mengapa laki laki itu tiba-tiba saja menanyakan hal tersebut.
''Iya, menikah, umurmu sudah cukup matang untuk berumah tangga,'' Axel menatap Adel yang terlihat manis dengan mengenakan dress pendek sederhana berwarna biru muda dengan sepatu kets berwana hitam, di lengkapi dengan tas gendong dengan warna senada dengan sepatu yang ia kenakan.
''Mana ada laki-laki yang mau sama aku? secara aku hanya penjual gorengan,'' jawab Adel datar tanpa ekspresi di wajahnya.
''Kata siapa? ada kok yang ma--'' belum sempat Axel meneruskan ucapannya, mobil angkot yang mereka tunggu pun melintas, Adel segera melambaikan tangan untuk menghentikannya.
Mobil angkot itu pun berhenti di depan mereka, dan keduanya pun masuk ke dalamnya, Axel dan Adel duduk saling berdampingan, kondisi angkot yang padat penumpang, membuat mereka duduk dengan tubuh saling menempel dan terlihat sangat dekat.
Penumpang di dalam angkot tersebut kebanyakan di isi oleh ibu-ibu yang akan pergi ke pasar, sama seperti mereka berdua, dan mereka semua menatap Adel dan Axel dengan tatapan iri.
''Ini suaminya ya Del?'' tanya salah seorang ibu yang mengenal Adel.
''Eu... buk--'' belum sempat Adel menyelesaikan ucapannya tiba-tiba saja Axel menyala.
''Baru calon Bu, sebentar lagi juga kita menikah,'' jawab Axel dengan percaya diri dan merangkul bahu Adelia.
Adel membelalakan bola mata bundarnya, terkejut dengan ucapan Axel, dia menatap wajah laki-laki itu dengan tatapan tajam.
''Iya kan sayang...?'' Axel berucap dengan kembali menatap wajah Adel lalu mengedipkan satu matanya.
''He...he...he... I-iya, Bu,'' jawab Adel dengan sedikit terbata-bata dan tertawa yang juga terdengar di sangat paksakan.
''Wah, hebat ya Del, penjual gorengan keliling seperti kamu, bisa mendapatkan calon suami tampan kaya dia,'' ucap ibu itu lagi dengan senyum tipis di bibirnya.
''Meskipun dia hanya penjualan gorengan, tapi aku sangat mencintai dia Bu,'' ucap Axel yang langsung disambar dengan tatapan mata yang sangat tajam dari wajah Adel dengan kedua alis yang di kerutkan.
''Duh, saya iri sama Adel, nanti kalau kamu menikah jangan lupa saya di undang ya,'' ucap ibu itu lagi.
''He... he... he...!'' Adel hanya tertawa ringan dan terdengar di paksakan.
''Kiri... kiri... bang,'' Adel menghentikan angkot karena akhirnya mereka sampai di pasar, dia dan Axel keluar dan turun dari dalam angkot setelah sebelumnya memberikan uang ongkos terlebih dahulu kepada supir angkot tersebut.
Mereka berdiri di pinggir jalan dan menatap ke arah pasar, yang sudah padat oleh para pembeli dan juga penjual yang sedang menjajakan dagangannya.
Adel dan Axel berjalan ke dalam pasar, berjalan secara beriringan, Axel tampak menatap keadaan sekitar, tanah nya yang becek dengan tubuhnya yang bersentuhan langsung dengan tubuh orang lain membuat dirinya merasa tidak nyaman.
Dia terlihat menunjukan wajah risih dengan alis yang di kerutkan serta bibir nya di sedikit di kerucutkan, tangannya tampak menggenggam pergelangan tangan Adelia dengan sangat erat, karena takut tersesat di tengah kerumunan orang yang saat ini memenuhi pasar.
_____________-------------_____________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Asih Ningsih
iya biar gak ada yg berani ganggu axel lg.
2023-10-05
0
Mien Mey
mafia kl lupa ingat jd jinak 😅
2022-06-04
1
Ꮪིᥰ⃝֟.𝄞⃟👑Quᷠeͦ🐼🎏•cᴎ͜͡ᵲ᭄🌹☄
woaahhh... lamaran secara tak langsung ini mahh ....
mantaffff ❤️❤️
2022-05-28
1