Adel duduk di kursi ruang tamu di dalam rumah rumahnya, menghitung uang yang sempat di berikan oleh ibunya sebelum ibu berangkat tadi, dia menghitung satu persatu lalu hatinya di buat terkejut, karena uang nya lebih dari cukup untuk bekal nya selama ibu pergi.
Axel yang melihat Adelia termenung dengan memandangi uang yang berada di genggaman tangannya, segera menghampiri dan duduk tepat di depan Adelia namun di kursi yang berbeda.
''Ada apa? mengapa wajahmu terlihat muram seperti itu?'' tanya Axel dengan alis yang saling di taut kan.
''Mengapa ibu memberi aku uang sebanyak ini? jika hanya untuk makan sehari hari selama ibu tak ada, ini sudah lebih daripada cukup?'' jawab Adel masih dengan pandangan yang tak luput dari uang yang dipegangnya.
''O ya? memangnya uangnya ada berapa?''
''Satu juta,'' jawab Adel menoleh dan menatap ke arah Axel.
Axel diam sejenak, ia pun merasa heran, ada apa sebenarnya dengan ibu? mengapa ibu memberikan uang sebanyak itu.
''Mungkin ibu sengaja memberikannya untuk kamu modal berjualan lagi,'' Axel menatap uang itu dengan seksama.
''Apa mungkin begitu?''
Axel mengangguk dengan wajah datar.
''Perasaan ku sungguh tak enak.''
''Sudah jangan terlalu di fikirkan. Aku lapar, mau bikin mie rebus, kamu mau tidak? jika mau, aku bikinkan sekalian,'' Axel menawarkan.
''Nggak usah, aku belum lapar,'' jawab Adel menolak.
''Tapi kamu dari pagi belum makan apa-apa? kalau kamu sakit gimana?''
''Nanti kalau aku lapar, aku bikin sendiri, kamu makan duluan saja, aku mau berbaring sebentar,'' jawab Adel lalu berdiri dan masuk ke dalam kamar.
Axel hanya bisa menatap Adelia yang melangkah dengan wajah muram ke dalam kamar, dia mengerti jika Adel masih belum terbiasa dengan ketidak kehadiran Ibu di rumahnya, maklum saja, baru kali ini dia di tinggal ibu meski katanya hanya untuk beberapa hari saja.
Axel pun berdiri dan berjalan ke dapur untuk membuat mie rebus, perutnya sudah terasa sangat lapar, karena dari semenjak ia bangun tidur dia belum makan sama sekali.
Setelah mie rebus matang, Axel pun makan dengan sangat lahap nya, satu mangkuk mie rebus dengan di temani satu piring nasi di sebelahnya.
Sore hari
Axel merasa heran, dari semenjak Adelia masuk ke kamarnya, sampai sore hari dia belum juga keluar, bahkan sepertinya Adel juga masih belum makan.
Karena merasa khawatir sekaligus penasaran, Axel pun mencoba untuk memanggil gadis itu.
Trok... Trok... Trok
Axel mengetuk pintu, dia tidak berani membuka sebelum orang di dalamnya mempersilahkan.
''Adel... Adelia... kamu sedang apa? apa boleh aku masuk?" Axel memanggil masih dengan mengetuk pintu.
Beberapa kali mengetuk, tapi Axel masih sama sekali tidak mendapat jawaban
"Adel..." dia mencoba memanggil lagi.
Merasa penasaran dia pun membuka pintu dan masuk ke dalam kamar.
"Adelia... " panggilnya lagi sambil melangkah ke dalam kamar.
Axel menghampiri Adel yang terlihat sedang berbaring dengan selimut yang menutup separuh tubuhnya, matanya terlihat terpejam sempurna.
"Del...! bangun, makan dulu yu, kamu belum makan seharian ini," Axel menggoyangkan tubuh Adelia, namun dia tidak bergeming.
Axel meraba kening gadis itu, dan merasa terkejut, karena keningnya terasa sangat panas, untuk lebih memastikan ia pun meraba area tubuh lainnya, seperti tangan dan juga pipinya, dan itu pun sama panasnya.
"Ya ampun, Del. Tubuhmu panas sekali, kamu Demam?" tanya Axel dengan nada panik.
Adel tidak menjawab dia masih terpejam seperti orang pingsan.
Axel pun segera berjalan cepat keluar dari dalam kamar, dia berjalan ke dapur untuk mengambil air hangat dan kain untuk mengompres tubuh gadis itu.
Tak lama kemudian ia pun kembali ke kamar, dengan membawa barang yang di butuhkan untuk mengompres tubuh Adelia.
Axel meletakan kain hangat di keningnya, sambil menatap wajah gadis itu dengan wajah khawatir, dan perasaan cemas.
"Dasar anak manja, baru di tinggal sehari sama ibu, sudah sakit begini,'' ucap Axel pelan sembari menatap wajah Adelia.
Dengan sabar dan telaten Axel terus mengompres kening gadis itu, sembari terus mengecek suhu tubuhnya, dia berfikir jika sampai malam, suhu tubuh Adel tidak juga turun, dia akan membawanya ke rumah sakit.
Malam hari
Setelah di kompres dengan air hangat, suhu tubuh Adelia berangsur normal, ia pun mulai membuka mata sedikit demi sedikit, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke pelupuk matanya.
Setelah mengusap mata dengan kedua tangannya, mata Adelia pun terbuka sempurna, ia meraih kain hangat yang berada di keningnya dan hendak bangun untuk duduk di atas ranjang.
Saat tubuhnya baru saja akan di angkat, ia terkejut melihat Axel tertidur dengan kepala yang di sandarkan ke ranjang di sebelahnya berbaring.
Ia pun menatap wajah tampan pemuda itu, dengan tatapan sayu dan bibir yang terlihat di kembangkan.
"Axel...! bangun, sedang apa kamu di sini?"
"Oh... kamu sudah bangun? bagaimana keadaan kamu? apa demam mu sudah turun?'' ucap Adel seraya menempelkan punggung tangganya di kening Adelia.
''Aku sudah tidak apa-apa kok,'' jawab Adel dengan sedikit tersenyum.
''Syukurlah...'' Axel menarik napas merasa lega.
Axel pun membantu Adelia duduk dengan bersandar bantal di belakang punggungnya.
''Kamu dari pagi belum makan, aku buatkan bubur ya, kamu harus mengisi perut mu walaupun hanya sedikit.''
Adelia mengangguk lalu tersenyum manis.
''Tunggu sebentar ya, agak akan lama ko,'' Axel hendak melangkah ke luar kama.
''Memangnya kamu bisa masak bubur?'' tanya Adelia dengan wajah dan nada suara yang terdengar meledek.
''Cih... kamu meragukan kemampuanku? selain pandai dalam bela diri, aku juga pandai memasak, tunggu ya, nanti kamu coba saja sendiri masakan ku,'' Axel berjalan dengan perasaan kesal merasa di remehkan.
''Dih, dasar, dari mana dia tahu kalau dia pandai memasak? dia kan hilang ingatan,'' ucap Adel pelan.
Setelah menunggu selama setengah jam, akhirnya Axel datang dengan membawa satu mangkuk bubur lengkap kerupuk dan suirran ayam di dalamnya, tak lupa di atasnya di berikan kecap sehingga bubur yang di bikin Axel mirip dengan bubur yang biasa di jual Abang Abang di pinggir jalan.
''Nah, buburnya datang,'' ujar Axel membawa satu buah mangkok berisi bubur.
Adelia tersenyum menatap mangkuk bubur yang terlihat penuh, jika di lihat dari penampakannya, dia sama sekali merasa tidak percaya juga bubur itu benar-benar buatan Axel.
''Beneran ini Kamu yang buat?''
''Cobalah...! rasanya pasti enak,'' jawab Axel dengan menganggukkan kepalanya.
Adel tidak langsung meraih mangkok tersebut dia hanya menatapnya dengan saksama.
''Kenapa diam saja? mau aku suap pin? Aaa..." ucap Axel, meraih satu sendok bubur lalu mengangkatnya hendak memasukannya ke dalam mulut Adelia.
___________----------___________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Asih Ningsih
tetap semangat thoor.pastikan ibunya adel cept kembali.
2023-10-05
0
Ꮪིᥰ⃝֟.𝄞⃟👑Quᷠeͦ🐼🎏•cᴎ͜͡ᵲ᭄🌹☄
wkwkwkwkwk...
aiyaaaaaaa Thor... no comment... it's so really perfect... 😘
2022-06-11
2
Rice Btamban
lanjut tetap semangat Thor
2022-05-15
2