''Hei...!" Adel menggoyangkan tubuh sang pemuda yang terlihat sedang melamun.
"Hah...! kamu bilang apa tadi?" jawabnya dengan menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal sama sekali.
"Sepertinya kita harus memberimu nama, rasanya tak enak memanggilmu dengan sebutan 'Hei' terus," Adel mengerucutkan bibirnya.
"Iya...! ibu juga berfikir begitu.''
"Tapi kira kira nama apa ya yang cocok untuk kamu," Adel berfikir sejenak lalu kembali berucap.
"Axel...!" Adel menyebut nama itu dengan menjentikkan kedua jarinya.
"Nama yang bagus," ibu mangut mangut sambil terus mem bolak balikkan gorengan di dalam wajan.
"Axel...! apa itu nama yang cocok untuk ku? tapi boleh juga, sebelum ingatanku benar-benar pulih, kalian boleh memanggil ku dengan nama itu."
"Ingat ya, sekarang namamu Axel..." Adel kembali menegaskan.
Axel pun menganggukan kepalanya sambil terus mengunyah.
"Ikh...! kamu sudah makan gorengan berapa banyak? kenapa nampan nya kosong?" ucap Adel dengan wajah kesal.
"Ups...! sorry... aku tak sadar memakannya," Axel tersenyum masih dengan mulut yang penuh makanan nan.
"Tenang nanti aku bayar ko," ucap Axel.
"Bayar...? emangnya kamu punya uang?"
"Uang...? Dompet...! O...ya... Dompetku, seharusnya aku membawa dompet yang berisikan kartu identitas," Axel berdiri lalu merogok saku celananya, memasukan tangan ke setiap saku celana yang di pakainya.
Tapi dia tidak menemukan dompetnya sama sekali, apa benda itu terjatuh saat dia pingsan kemarin? rasanya tak mungkin jika dia tak memiliki benda itu, sepertinya dia harus mencari benda itu segera, agar dia bisa mengetahui identitas diri yang sebenarnya.
"Kamu kenapa?" tanya Adel yang melihat perubahan raut wajah Axel.
"Seharusnya aku memiliki dompet, yang berisikan uang, ataupun kartu identitas, tapi ternyata tak ada. Apa kamu melihatnya, sewaktu membawa ku kemari? tergeletak di jalan mungkin?" tanya Axel.
Adel menggelengkan kepalanya.
''Padahal itu satu-satunya petunjuk,'' Axel menunduk. Tangannya hendak mengambil satu buah gorengan lagi, namun Adel dengan segera, menepuk lengan Axel dengan jemarinya.
''Sudah, nanti dagangan ku keburu habis, sebelum berjualan,'' ujar Adel dengan mata melotot.
''Baiklah...! padahal perutku masih lapar, sepertinya aku sudah tidak makan selama beberapa hari," Axel menunduk, sambil melirik ke arah nampan yang sudah terisi dengan gorengan yang baru saja di angkat dari dalam wajan.
"Sudah biarkan saja, kasian dia lapar, tuh," ujar ibu.
"Boleh aku makan lagi bu? satu aja...!"
"Iya boleh, biar nanti ibu bikin lagi adonannya."
"Asik...!" Axel segera mengambil gorengan yang masih mengepul, lalu meniupnya perlahan dan memakannya.
"Eumm... Enak... makasih ya Bu," ucap Axel dengan mulut yang penuh dengan makanan.
''Ingat ya...! ini yang terakhir."
"Iya... janji... Adelia," ujar Axel dengan tersenyum manis.
Senyuman Axel sungguh membuat jantung Adel terasa bergetar, bibir Axel yang mengembang sempurna dengan lesung pipi yang terlihat di kedua sisi nya, sungguh membuat pria itu terlihat tampan dengan sejuta karisma yang memancar dari tatapan matanya.
Adelia segera mengusap wajah nya sendiri dengan kedua tangannya, hatinya seolah berbisik jika dia tidak boleh terpesona dengan wajah laki laki yang baru saja di kenalnya.
___---___
Pukul 06.00 dagangan pun sudah siap, nampan yang biasa di gunakan Adel untuk berjualan sudah terisi penuh dengan gorengan.
''Aku berangkat dulu ya Bu, doakan semoga dagangan ku hari ini habis terjual seperti kemarin,'' ucap Adel menaruh nampan di atas kepalanya.
''Kamu mau jualan? keliling kampung?'' tanya Axel dengan raut wajah tak percaya.
Adel mengangguk.
''Serius...?''
''Iya...! memangnya kenapa? kamu mau ikut?" Adel menjawab sambil hendak berjalan.
"Apa boleh aku ikut?"
"Tidak...!" jawab Adel ketus.
Adel tidak menyangka jika Axel mengekor dari belakang. Dengan tersenyum Axel berjalan mengikuti Adel.
''Kamu mau kemana?'' tanya Adel dengan menatap wajah axel namun kakinya masih terus berjalan.
''Kan tadi aku bilang mau ikut,'' Axel menjawab dengan nada polos.
''Kondisi tubuh mu belum pulih, mana kuat kamu berjalan jauh mengikuti ku berjualan.''
''Aku sudah ngga apa apa kok, tubuhku sudah sehat, beneran...!''
''Ya sudah terserah.''
''Lagian kalau aku ikut, dagangan mu pasti cepat habis, percaya deh...!'' ucap Axel dengan percaya dirinya.
Adel hanya tersenyum.
''Gorengan... gorengan...!'' Adel mulai berteriak menjajakan dagangannya.
Axel berjalan beriringan bersama Adel, ia ikut berteriak mengikuti Adelia. Tak lama kemudian terdengar suara ibuibu memanggil hendak membeli.
''Gorengannya mbak...!''
''Oh ia Bu, mau berapa?''
''Biasa sama kaya kemarin,'' ucap ibu tersebut dengan memandangi wajah Axel tanpa berkedip sedikitpun.
''Dia siapa Del? apa dia kekasihmu? atau, suamimu? tampan juga.''
''Eu...! Bukan Bu, dia hanya saudara jauh yang sedang berkunjung,'' Adel tersipu malu.
''Oh ya...?'' ibu itu terlihat senang.
''Nama kamu siapa? sudah punya pacar belum?'' tiba tiba saja dia mendekati Axel lalu bertanya dengan tatapan genit.
Axel hanya tersenyum tidak menjawab pertanyaan ibu itu, dia mundur dua langkah kebelakang, merasa tidak nyaman.
''Ini, Bu gorengan nya.''
''Iya... makasih ya Del...'' ucap ibu tersebut dengan ramah sambil menyerahkan uang kepada Adel.
''Saya permisi Bu,'' Adel kembali berjalan di ikuti oleh Axel di belakangnya.
''Gorengan...!'' tiba tiba saja Axel berteriak seperti yang di lakukan Adel, dia bahkan menghampiri ibu-ibu yang sedang berkumpul di depan warung.
''Bu gorengan nya, rasanya enak Bu,'' Axel menawarkan tanpa merasa malu.
''Wah kamu tampan sekali, mana gorengannya, saya mau beli,'' jawab salah satu ibu yang berada di depan warung.
''Sebentar Bu...! Adel di sini ada yang mau beli,'' Axel memanggil Adel yang berjalan di belakangnya.
''Oh iya...! tunggu sebentar ya.''
Adel berjalan menghampiri lalu meletakan nampan di atas di meja.
Semua ibu-ibu yang berada di sana membeli dagangan Adel, bahkan orang yang sedang melintas di depan warung tersebut pun ikut berhenti dan membeli, karena mereka merasa tertarik melihat ketampanan Axel, yang tanpa malu menjajakan dagangan milik Adel.
Akhirnya tanpa menunggu lama, satu nampan penuh dagangan Adel pun habis terjual, tanpa perlu berjalan jauh lagi untuk menjajakkan nya seperti yang setiap hari ia lakukan. Mereka pun berjalan kembali pulang, dengan perasaan senang.
''Sini biar aku yang bawa,'' Axel meraih nampan dari tangan Axel, dan menawarkan diri untuk membawanya.
''Terima kasih ya, berkat kamu, dagangan ku habis terjual dengan cepat,'' ucap Adel dengan tersenyum sambil menyerahkan nampan di tangannya.
''Apa aku bilang, kalau aku ikut, dagangan mu pasti cepat habis,'' ujar Axel dengan penuh percaya diri.
''Iya... iya...! Semua ini berkat kamu, karena ketampanan kamu, aku jadi tidak usah capek-capek berjalan jauh.''
Axel tersenyum memandangi wajah cantik gadis yang bernama Adelia Fasha itu.
______________---------------____________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Asih Ningsih
berkat ketampanan axel gorengannya cepat habis.
2023-10-04
0
★ Ans@n1s401 🐼ʰⁱᵃᵗᵘˢ ★
Waah... Dagangannya Jadi Laris tuh gara gara wajah tampan Axel
2022-07-30
2
🐍🍆KimBabyBig
Ehem sepertinya ada sudah mulai saling melirik gaskan Adel
2022-07-30
0