Adel yang memegangi tubuh pria tersebut karena hampir terjatuh tadi, merasa heran mendengar pertanyaannya, apakah pria itu tidak ingat siapa dirinya? apa mungkin dia hilang ingatan? duh kepala Adel jadi terasa pusing tujuh keliling.
''Kamu sudah siuman? kenapa langsung berdiri? seharusnya kamu berbaring dulu, tubuhmu penuh dengan luka,'' ucap Adel sambil memapah pria itu kembali ke dalam kamar.
Ibu pun mengikuti dari arah belakang, wajah nya terlihat cemas melihat kondisi pria itu yang sepertinya merasa kesakitan.
''Nama kamu siapa? rumah mu dimana? jika kondisimu sudah merasa baikan, kami akan mengantarmu pulang,'' tanya ibu sesaat setelah Adel membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
''Nama ku siapa?'' tanya pria itu dengan tatapan kosong.
''Hey...! apa kamu tidak ingat dengan namamu sendiri?''
''Maaf, Bu. Tapi saya benar benar tidak ingat, siapa saya sebenarnya? bahkan saya pun tidak tau di mana saya tinggal,'' jawabnya dengan masih memegangi kepala dengan kedua tangannya.
Adel dan ibu nampak saling pandang, melayangkan tatapan heran.
''Apa mungkin kamu hilang ingatan?'' celetuk Adel dengan polosnya.
Laki-laki itu terdiam sejenak, mencoba untuk berfikir. Apa mungkin ia benar-benar hilang ingatan? semakin keras otak nya berfikir, maka kepalanya akan semakin terasa pusing. Ia pun mengernyitkan keningnya, pertanda jika kepalanya seakan hendak meledak seketika itu juga.
Adel yang melihat ekspresi dari wajah laki-laki itu, segera keluar dari dalam kamar, lalu kembali lagi dengan membawa segelas air putih, dan ia pun memberikannya kepada pria yang sedang berbaring lemas di atas ranjang.
''Minumlah segelas air putih ini, agar perasaan mu sedikit tenang,'' Adel membantunya duduk lalu menyerah kan gelas yang berada di dalam genggamannya.
Selesai meminum segelas air, pria itu pun kembali berbaring, entah mengapa sekujur tubuhnya terasa sakit, banyak luka lebam di perut, kaki, juga tangannya, bahkan di wajahnya pun terdapat luka gores seperti bekas goresan benda tajam.
''Jangan terlalu di paksakan, sekarang kamu pulihkan saja dulu luka di tubuhmu ini, aku yakin jika kondisi tubuhmu sudah membaik, maka ingatan mu pun perlahan akan mulai kembali,'' ucap Adel sambil meraih gelas dari lengan pria tersebut.
Pria itu pun mengangguk lalu terpejam.
''Sebenarnya kami ingin membawa mu ke Rumah sakit, tapi kami tidak punya uang untuk biaya berobat mu di sana, untuk sehari-hari saja kita masih susah,'' ibu berucap dengan perasaan bersalah.
''Tak apa-apa Bu, kalian sudah menolongku saja, aku sudah merasa bersyukur, jika ingatanku sudah kembali pulih, aku berjanji akan membalas kebaikan kalian.''
''Ya sudah, kamu istirahat saja, aku yakin seluruh tubuhmu pasti masih merasa sakit,'' pinta Adel lalu hendak berjalan keluar dari dalam kamar.
''Tunggu...! Siapa namamu?''
Adel berhenti lalu kembali berbalik
''Namaku Adelia, panggil saja Adel, dan ini ibu ku, namanya ibu Sarah,'' jawab Adel dengan tersenyum.
''Maaf karena aku belum bisa memberitahukan namaku, karena aku sama sekali tak ingat dengan namaku sendiri.''
''Tak apa-apa, jangan terlalu di fikirkan, kamu istirahat saja dulu,'' jawab Adel lalu benar-benar keluar dari dalam kamar.
____---____
Ke esokan harinya.
Pagi-pagi sekali Adel serta ibunya sudah terbangun, mereka harus segera memotong sayuran untuk bahan membuat gorengan, ada tahu, tempe, sayuran juga terigu, tak lupa bahan pelengkap lainnya, seperti bawang-bawangan.
Biasanya mereka berdua menyiapkan semua itu dari jam 4 pagi, agar jika matahari telah terbit nanti Adel bisa segera menjajakan dagangannya.
Pemuda yang berada di dalam kamar pun terbangun karena mendengar suara dari dalam dapur. Dia pun keluar dan berjalan ke dapur.
''Kalian sedang apa?'' tanya pemuda itu dengan berdiri di depan pintu dapur.
''Kami sedang memotong sayuran, apa kamu tidak lihat?'' jawab Adel dengan tanpa menoleh.
''Sayuran buat apa? mengapa banyak sekali?'' tanya pemuda itu lagi, lalu berjongkok memperhatikan keduanya.
''Nggak usah banyak nanya, cukup lihat saja, kami sedang sibuk,'' Adel masih menjawab dengan tanpa menoleh dan fokus memotong wortel dengan pisau.
Pemuda tinggi dan tegap itu pun, masih berjongkok, memperhatikan kedua orang yang berada di hadapannya, memotong sayuran, dan juga membuat adonan, setelah adonan selesai di buat, Ibu pun menyiapkan wajan untuk menggoreng.
Satu-persatu adonan di masukan ke dalam wajah yang berisi minyak panas, dan di goreng sampai warnanya kecoklatan. Ibu mengangkat gorengan yang sudah matang lalu menyimpannya di atas nampan.
''Boleh aku mencicipinya? sepertinya rasanya enak?'' pinta pemuda itu sambil melihat nampan yang berisi gorengan yang masih mengeluarkan asap.
''Boleh, nak. Cobalah ...''
Pemuda yang masih belum di ketahui namanya itu, mengambil satu buah, meniupnya perlahan, lalu memakannya satu gigitan.
''Hmmm...! Rasanya enak, kriuk di luar tapi lembut di dalam, apalagi di makan hangat hangat begini,'' ucapnya lalu memasukan kembali sisa gorengan di tangannya ke dalam mulut lalu mengunyahnya perlahan.
''Mmm...! satu lagi boleh?'' pintanya lagi dengan sedikit tersenyum.
Adel menoleh lalu menaikan ujung bibir atas nya.
Ini orang, apa seumur hidupnya belum pernah makan gorengan (batin Adel berucap)
''Satu aja lho, soalnya ini buat di jual,'' jawab Adel.
Ibu hanya tersenyum tipis melihat pemuda itu, dia memakan gorengan yang di buatnya, dengan sangat lahap seperti orang yang sedang kelaparan.
''Apa ini kali pertama mu memakan gorengan?'' tanya Adel dengan wajah heran.
Pemuda itu mengangguk dengan mulut penuh makanan.
''Sungguh pria aneh,'' jawab Adel menggelengkan kepalanya
''Aku sungguh baru pertama kali merasakan makanan seperti ini, meski kepalaku hilang ingatan, namun lidahku tak akan pernah melupakan makanan yang pernah aku makan,'' jawab sang pemuda.
''Apakah kamu berasal dari keluarga orang kaya? atau kamu warga asing yang sedang merantau ke indonesia? bisa jadi kamu seorang mafia atau gangster gitu?'' tanya Adel dengan nada penasaran.
Sang pemuda hampir tersedak mendengar Adel mengucap kata Mafia, mana mungkin dirinya seorang mafia, yang di kenal kejam dan tak segan menyakiti atau membunuh musuhnya.
Adel segera mengambil segelas air, lalu memberikannya kepada pemuda tanpa nama itu.
''Terima kasih.'' jawab sang pemuda, sambil menerima lalu meminum gelas yang diberikan oleh Adel.
''Makannya pelan-pelan, sampai tersedak gitu,'' ucap Adel seraya tersenyum.
''Aku hanya terkejut mendengar kamu mengucapkan kata Mafia,'' jawab sang pemuda sesaat setelah meminum air.
''Memangnya kenapa? siapa tahu salah satu dari tebakanku itu benar, kamu sekarang kan lagi hilang ingatan,'' Adel mengangkat kedua bahunya.
Sang pemuda hanya terdiam, seolah memikirkan, mungkin saja apa yang dia katakan adalah benar. Bahwa dirinya adalah orang kaya, atau seorang perantauan, tapi rasanya tak mungkin jika dirinya seorang mafia.
_________-------__________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Asih Ningsih
aku suka ceritanya apalg klu ada mafianya tpi mudh2an gak trlalu kejam ya hehehe
2023-10-04
0
★ Ans@n1s401 🐼ʰⁱᵃᵗᵘˢ ★
Auto Tersedaklah Orang Makan Langsung Diberi Pertanyaan Kayak Gitu Ya Kaget Orangnya
2022-07-30
2
🐍🍆KimBabyBig
Eh del tebakan kau itu benar jd sebelum dia ingat fix menikah lah, nm nya aja orkay yah jelas ngk pernah makan gorengan
2022-07-30
0