Kehidupan baru Dinda

"Yakinn cuma ituu? " tanya Ratih

"Hehe mm.. nggak ada lagi." jawabnya

Brak Brak..

pintu depan ada yang mengetuk dengan sangat keras. Dinda dan Ratih pun terjangkit karena sangat kaget.

Bu Sumi segera keluar saat mendengar suara orang marah. "Ada apa Rat? " tanya Bu Sumi

Dinda dan Ratih segera menghampiri sang ibu.

"Tidak tau Buu. " jawab Ratih besamaan.

Brak brak brakk.. "Buu Sumi.. buka pintunya. " teriak orang dari luar.

Ceklekk... Bu Sumi segera membuka pintu nya yang sudah di gedor gedor.

"Ada apa ini pak Rt? " tanya Bu Sumi.

"Bu Sumi.. jangan menyembunyikan gadis pezina.. cepet keluarkan dia. Jangan sampai dengan kedatanganya di kampung ini. malah akan membawa pengaruh buruk pada anak anak kami. " ucap seorang wanita yang sangat garang.

"Siapa Buu.. siapa gadis pezina yang saya sembunyikan. tidak adaa. " jawab Bu Sumi

"Halahhh.. itu gadis yang selalu ikut ibu ke pasar. " jawab Seorang wanita yang lain.

"Tenang ibu ibu.. tenang.." ucap pak RT menengehi.

"Saya tidak menyembunyikan orang kalian tau jika Dia itu keponakan saya. dan selalu saya ajak keluar agar kalian tidak penasaran. saya tidak menyembunyikan nya." jawab Bu Sumi.

"Halahhh... membela aja teruss.." ucap yang lain

"Mari ibu ibu.. kita selesaikan secara tenang. jangan mudah termakan oleh orang lain." ucap pak RT

"Sekarang ceritakan pada kami Buu Sumi. siapa gadis yang katanya sedang hamil itu? apa benar jika gadis itu bukan gadis baik baik? " tanya pak RT.

"Pak dia itu namanya Dinda. keponakan pak Mardi. kebetulan Suaminya sedang kerja di sini." jawab Bu Sumi asal.

"Nahh dengarkan ibu ibu.. jadi nggak perlu di permasalahkan." jawab Pak RT

"pak RT coba minta identitas gadis itu. KTP atau SURAT NIKAH. jangan mau di bohongi oleh Bu Sumi." teriak beberapa wanita dan pria

"Baik ibu ibu.. tenang yaa.." jawab pak RT. Sebenarnya pak RT sudah tau tentang gadis itu. karena pak Mardi kemarin sudah menceritakan tentangnya. Namun yang namanya pemimpin, pak RT harus bijaksana sesuai kesepakatan aturan kampungnya.

"Maaf Buu Sumi.. adakah identitas gadis itu untuk di tunjukkan? " tanya pak RT

Bu Sumi bingung. apa yang akan di tunjukkan. Dinda tidak membawa identitas apapun. jangankan surat nikah KTP saja Dinda belum punya.

Bu Sumi menunduk, tak bisa menunjukkan apa yang di minta pak RT dan warga.

"Maaf pak RT. Dinda belum bisa menujukkan surat penting itu." jawab Dinda dari belakang.

Pak RT merasa iba melihat Dinda yang sepertinya sudah pasrah akan nasibnya.

"Tuu kannn. Dia saja tidak memiliki identitas apapun. usir dia pak RT.. usiirrr... usiirrr darii sinii. " teriak beberapa warga

"Jangan.. jangan usir kak Dinda. jangan usir dia.. kasiann kak Dinda sedang hamil. " mohon Ratih pada warga

"Justru karena dia sedang hamil tanpa suami. makanya harus di usir. biar kampung ini tidak kena pengaruh buruknya." ujar seorang wanita

"Biarkan Dinda menginap di sini. biarkan besok pagi saja perginya. dia tidak tau daerah sini. kasiann kalo terjadi apa apa." ucap Bu Sumi membela

Sedangkan Dinda tak bisa apa apa. tubuhnya gemetar. membayangkan jika harus pergi malam malam begini. tanpa cahaya dan melewati perswahan.

Ratih segera memeluk Dinda. "Kak Dinda jangan takutt. kak Dinda akan tetap di sini. bersama kami." hibur Ratih . Dinda hanya mengangguk tak mengerti.

"Pak RT saya mohon. berilah sedikit belas kasihan pada Dinda. biarkan malam ini saja Dinda bermalam di sini." mohon Bu Sumi pada pak RT.

"Tidak bisa Buu Sumi.. sesuai aturan desa sini dong. pak RT yang tegas dong." ucap seorang pasangan suami istri sang provokator.

"Bu Sumi.. mohon maaf saya hanya menjalankan aturan yang sudah di sepakati. biarkan nak Dinda pergi dari sini." ucap pak RT.

"Tidak.. jangan... jangan usir kak Dinda kasian ibu ibu.." teriak Ratih dan juga Bu Sumi.

beberapa wanita langsung nyosor masuk kedalam dan menarik Dinda.

"Buu saya mohoonn.. jangan tarik tarik kasiian Dinda. Biarkan saya yang mengantar sampai ujung desa. " ucap Bu Sumi. namun beberapa warga itu tidak mendengar.

"Buu Sumi.... tolong Dinda buuu.. Dinda takutttt... hilkzzz. " mohon Dinda pada Bu Sumi dan juga Ratih

Ratih segera berlari mengejar Dinda dari kekerasan yang Dinda alami. namun Ratih langsung di cekal oleh beberapa warga.

"Kak Dindaaaa... Lepaskan kak Dinda lepasskannn... " teriak Ratih

Mereka ramai ramai membawa Dinda keluar dari kampungnya.

Dinda kembali menangis melihat gelapnya malam ini. "saya takutt pak.. tolongg biarkan saya menginap untuk satu malam saja menginap di sini." mohon Dinda.

"Halahhh... kalo sama kegelapan aja takut. tapi kalo sama pria tidak takut sampai hamil beginiii.. " ujar seorang Wanita lalu mereka pun pada menertawakan nya.

Mereka sudah sampai di ujung desa. Dan Dinda segera di biarkan pergi dengan jalan kaki. menoleh kebelakang masih banyak orang orang yang berjaga.

Di sepanjang jalan Dinda menangis. jalanan benar benar tak terlihat. sesekali kaki Dinda tersandung baru kerikil. "Sakittt hikzzz.. papa jahat.. aku benci papa hikkkzzz... " tangis Dinda di sepanjang perjalanan..

"Maa tolongin Dinda maaa.. Dinda kedinginan di sini. Dinda sakit maaa.. tolongin Dinda maaa hikkzzz... " Gumamnya.

Dinda terus melangkah. tak tau harus kemana. pakaian tebal pun Dinda tak pakai. Dinda hanya memakai daster yang di belikan Bu Sumi.

sambil berjalan bersedekap dinda terus melangkah. air mata terus mengalir. seperti tak bisa di berhentikan..

sudah berapa lama Dinda berjalan, Hingga suara kokok ayam saling bersahutan mulai terdengar. Dinda merasa lega sudah berada di ujung kota. mobil sudah mulai nampak berlalu lalang.

Tak merasakan betapa sakit dan lelahnya kaki ini melangkah. sesekali menguap. Dinda berhenti di sebuah tempat ibadah yang begitu terang. Dinda segera mengambil air untuk mencuci muka.

Siapa yang sangka. dulu hidup begitu indah bersama keluarga yang mencintainya. namun kini hidup nya hanya seperti seonggok sampah tak berguna.

Siapa yang bersalah dalam kehidupan Dinda. Dinda tak bisa menyimpulkan. mereka semua egois.

Dari perjalanan hidup yang penuh dengan penderitaan. manis kebahagiaan hanya mampu Dinda nikmati sesaat. selanjutnya Dinda harus berjuang sendiri untuk bisa membuktikan bahwa dirinya mampu berdiri sendiri dengan anak yang ada di dalam rahimnya.

...****...

"Bundaa.. Dinda dapat beasiswa di perguruan tinggi. apakah Dinda harus mengambilnya? " tanya Dinda pada ibu panti.

"Dinda.. ambillah nak. ini kesempatan bagus untukmu." jawab Ibu panti.

"Tapii bagaimana dengan Arsha bun? " tanya Dinda.

Arshavina adalah putri Dinda yaang saat ini berusia 8 bulan.

Setelah di usir dari kampung Bu Sumi. Dinda di bawa oleh seorang lelaki penjaga tempat ibadah ke panti asuhan. di sana hidup Dinda malah jauh lebih baik. Dinda bisa melanjutkan pendidikan terakhirnya .

...Bersambung...

"Terimakasih kak. sudah memberi dukungan jempol dan momentnya Di aku semoga kalian selalu di beri kesehatan, kebahagiaan dan rizki yang melimpah", 😘😘

Terpopuler

Comments

Muji Ati

Muji Ati

dendam tak bsa menyelEsaikan masalah

2023-06-06

1

sandranovia95

sandranovia95

banyak bawang nya,,😭😭😭😭😭

2023-05-10

0

AR Althafunisa

AR Althafunisa

untuk bertemu orang baik lagi, ga bisa bayangin klo ada preman 🙈😭

2023-04-08

0

lihat semua
Episodes
1 Kejadian Aneh Malam itu
2 Dendam
3 Bab 3. Pulang Pagi
4 Sikap Dinda berubah
5 Kekecewaan Dinda
6 Hilangnya Semangat Untuk hidup
7 Keanehan Dinda
8 Dinda Ngidam
9 Kekecewaan Reno pada Sahabatnya
10 Keraguan Sang mama
11 Kemarahan Papa
12 Dinda Di Usir
13 Salah Bus
14 Tinggal dengan orang baik.
15 Penyesalan Papa Dinda
16 Kehidupan baru Dinda
17 Kedekatan Alex dan Papa Dinda
18 Mama Dinda pingsan
19 Identitas Baru
20 Permintaan Mama Alex
21 Syarat dari Mama Alex
22 Mencari keberadaan Dinda
23 Impian Yang ingin di Capai
24 Hari Pertama melakukan pekerjaan besar
25 Di Paksa Tunangan
26 Kabar Baik untuk Bu Panti
27 Pertemuan Alex dengan Arsha
28 Hari Yang Di Tunggu
29 Pergi ke Pesta klien
30 Rasa Nyaman Alex
31 Titik terang
32 Semakin Dekat.
33 Kemarahan Alex
34 Kesenduan Arsha
35 Di Beri waktu Satu Minggu.
36 Kedatangan Alex di Kota Boon Lay
37 Bertemu Lagi
38 Pertemuan yang kebetulan
39 Pertemanan Arsha dan Alex
40 Keterkejutan Dinda
41 Pertemuan dengan Alex
42 Pertemuan yang mengharukan
43 Mengingat Masa Lalu.
44 Berkumpul Kembali
45 Kekecewaan Dinda
46 Merindukan Putri dan ibunya
47 ketegangan Alex dan Darmawan.
48 Melamar Dinda
49 Memancing Emosi
50 Keputusan Alex
51 Masa Lalu Keluarga Dinda
52 Menunggu Telpon
53 Menggemparkan
54 Fitnah Yang Tidak Disangka
55 Rahasia Darmawan
56 Berita Duka
57 Di Paksa untuk Kejam
58 Membuat Mati Kutu Musuh
59 Kepanikan Sarah
60 Emosi Pak Ardi
61 Ratu koma
62 Kesedihan Ardi
63 Penyesalan
64 Hari Baru Semangat baru
65 Hubungan Serius Dua keluarga
66 Ketiduran di mobil Dion
67 Terjebak Di Dalam Lift
68 Pernikahan Dinda dan Alex
69 Kerinduan Neni
70 Kecemburuan Neni
71 Merasa Bersalah.
72 Hamil bersamaan.
73 Musibah
74 Kebaikan Alex
75 Menginap
76 Kecelakaan
77 Kesabaran Neni
78 Di Mandiin
79 Sikap Tegas
80 Pergi Pesta
81 kue untuk mertua
82 Merajuk
83 Happy Ending.
84 PENGUMUMAN
85 EXTRA PART pov Sari & Bu Halimah
86 Extra Part
87 Extra part
88 Extra part.
89 pengumuman
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Kejadian Aneh Malam itu
2
Dendam
3
Bab 3. Pulang Pagi
4
Sikap Dinda berubah
5
Kekecewaan Dinda
6
Hilangnya Semangat Untuk hidup
7
Keanehan Dinda
8
Dinda Ngidam
9
Kekecewaan Reno pada Sahabatnya
10
Keraguan Sang mama
11
Kemarahan Papa
12
Dinda Di Usir
13
Salah Bus
14
Tinggal dengan orang baik.
15
Penyesalan Papa Dinda
16
Kehidupan baru Dinda
17
Kedekatan Alex dan Papa Dinda
18
Mama Dinda pingsan
19
Identitas Baru
20
Permintaan Mama Alex
21
Syarat dari Mama Alex
22
Mencari keberadaan Dinda
23
Impian Yang ingin di Capai
24
Hari Pertama melakukan pekerjaan besar
25
Di Paksa Tunangan
26
Kabar Baik untuk Bu Panti
27
Pertemuan Alex dengan Arsha
28
Hari Yang Di Tunggu
29
Pergi ke Pesta klien
30
Rasa Nyaman Alex
31
Titik terang
32
Semakin Dekat.
33
Kemarahan Alex
34
Kesenduan Arsha
35
Di Beri waktu Satu Minggu.
36
Kedatangan Alex di Kota Boon Lay
37
Bertemu Lagi
38
Pertemuan yang kebetulan
39
Pertemanan Arsha dan Alex
40
Keterkejutan Dinda
41
Pertemuan dengan Alex
42
Pertemuan yang mengharukan
43
Mengingat Masa Lalu.
44
Berkumpul Kembali
45
Kekecewaan Dinda
46
Merindukan Putri dan ibunya
47
ketegangan Alex dan Darmawan.
48
Melamar Dinda
49
Memancing Emosi
50
Keputusan Alex
51
Masa Lalu Keluarga Dinda
52
Menunggu Telpon
53
Menggemparkan
54
Fitnah Yang Tidak Disangka
55
Rahasia Darmawan
56
Berita Duka
57
Di Paksa untuk Kejam
58
Membuat Mati Kutu Musuh
59
Kepanikan Sarah
60
Emosi Pak Ardi
61
Ratu koma
62
Kesedihan Ardi
63
Penyesalan
64
Hari Baru Semangat baru
65
Hubungan Serius Dua keluarga
66
Ketiduran di mobil Dion
67
Terjebak Di Dalam Lift
68
Pernikahan Dinda dan Alex
69
Kerinduan Neni
70
Kecemburuan Neni
71
Merasa Bersalah.
72
Hamil bersamaan.
73
Musibah
74
Kebaikan Alex
75
Menginap
76
Kecelakaan
77
Kesabaran Neni
78
Di Mandiin
79
Sikap Tegas
80
Pergi Pesta
81
kue untuk mertua
82
Merajuk
83
Happy Ending.
84
PENGUMUMAN
85
EXTRA PART pov Sari & Bu Halimah
86
Extra Part
87
Extra part
88
Extra part.
89
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!