Kekecewaan Dinda

"Ehemmm.. Dinda jika kamu sampai melakukan dan terjebak di dunia bebas. papa akan mengusirmu." ucapnya tegas.

Uhuukk... Dinda keselek salivanya sendiri.

"Dinda sayang.. ada apa? apa telah terjadi sesuatu pada mu nak?" tanya sang mama

"Ti.. tidak mam. Dinda baik baik saja." jawabnya gugup.

"Dengar ya Dinda sayang. jika sampai kamu melakukan atau bahkan kamu mengalami kasus seperti anak Dicky. papa tidak akan pernah memaafkan kamu. INGAT ITUU." ucap sang papa yang begitu tegas. membuat Dinda ketakutan.

"Sudah pa.. sudah siang ini. Dinda harus berangkat sekolah. papa juga harus ngantor kan?" ucap Mutiara sang mama.

"Ya sudah.. ayo berangkat Dinda. jangan sampai kamu terlambat." Ucap sang papa.

"Maaa..Dinda berangkat dulu ma." pamit Dinda lalu mencium punggung tangan sang mama. Mutiara lalu mengecup kening putri semata wayangnya.

" papa berangkat dulu ma.." pamitnya

"iya pa.. hati hati yaa." pesannya.

Dinda pun segera berjalan keluar di belakang sang papa.

'Dinda.. kenapa cara jalanya sangat berbeda. kenapa agak terbuka gitu yaa kakinya.' batin sang mama.

"Dinda.. " panggil sang mama. Dinda pun menghentikan langkahnya. dan menoleh ke mamanya.

"Apa kau baik baik saja sayang.? tidak ada yang sakit kan di tubuhmu? " tanya Mama Dinda

"ma.. mak maksud mama apa? " tanya Dinda sedikit takut mamanya akan tau.

"Mama perhatiin cara jalanmu sedikit berbeda. apa kau sedang datang bulan?" tanyanya

"I.. iya ma.. Dinda sedang datang bulan. dah dulu ya ma.. papa sudah menunggu. " pamitnya lalu segera melangkah cepat ke mobil sang papa.

Mamanya hanya mengangguk dan mencoba memberi senyuman. walaupun curiga namun mamanya tetap berpikir positif pada putri semata wayangnya.

...•••...

15 menit kemudian.

Dinda sudah sampai di halaman sekolah. ada perasaan ragu untuk masuk ke sekolah. Dinda masih duduk di samping papanya sembari menatap halaman sekolah.

Dinda menatap iri pada mereka. hidupnya begitu indah dan tanpa ada masalah. tiba tiba air mata kembali mengalir.

"sayang.. sudah sampai loh." Ucapan sang papa mampu membuyarkan lamunan Dinda.

"I.. iya pa..' jawabnya gugup. sambil menghapus kembali pipi yang basah.

"kamu kenapaa sayang? kamu sakit?" tanyanya

"eng.. enggak pa.. Dinda cuma agak capek saja." jawabnya

"Ya sudah.. nanti kalo ada apa apa cepat telpon papa yaa.. ohh iyaa ponsel kamu dari tadi malam di hubungi tidak di angkat. kemana ponselnya?" tanya sang papa

"ke.. ehh udah dulu pa. udah bell soalnya." pamitnya lalu segera keluar.

Dinda berjalan begitu sangat pelan. Perih di tubuh bawahnya masih dia rasakan. Sesekali Dinda menyeka airmatanya. membayangkan nasibnya nanti.

"Din.." panggil Lisa yang baru dari parkiran

Dinda menghentikan langkahnya lalu menoleh ke asal suara itu.

"Din.. tadi malam kamu ke mana? kami mencarimu loh? " tanya Lisa

Dinda hanya diam dan menunduk tak tau harus menjawab apa.

"Dinda.. " teriak Ratu. dan langsung berlari dan langsung menubruk Dinda dan memeluknya.

"Kau baik baik saja kan? " tanya Ratu. Yang di jawab anggukan oleh Dinda.

"Dinda.. ceritakan pada kami. kenapa tadi malam kau menghilang hemmm?" desak Ratu. "he'emm" dan Lisa pun ikut menimpali nya.

"Ak.. akuu.. di.."

Teetttttt... Teetttt.. teetttt.

suara bel masuk sekolah sudah berbunyi. Dinda dengan kedua temannya pun langsung kembali menuju kelasnya.

"Nanti cerita pada kami ya Din." pinta Lisa

Sedangkan Ratu mulai merasakan ada yang tidak beres pada Sahabatnya itu.

Dinda hanya diam dan tetap menunduk. tak berani menatap teman teman yang berlalu lalang.

...°°...

...Di dalam kelas....

Dinda tetap sama tanpa ada kata. bahkan tatapannya yang begitu kosong. semua materi yang di sampaikan gurunya tidak ada yang masuk.

Ratu yang sedari tadi memperhatikan, mulai resah takut telah terjadi sesuatu pada Dinda. sahabat yang begitu sangat ceria tiba tiba menjadi pendiam.

Pelajaran pun usai. bel istirahat telah berbunyi. semua murid berhamburan keluar kelas

Namun tidak dengan Dinda. Dinda bahkan tidak mendengar bel istirahat. tetap duduk seperti tadi.

"Din.. kau kenapa?" Tanya Ratu. yang langsung duduk di sebelah Dinda.

"Engga.. kok aku cuma."

"Dinda.." panggil Lisa

"kalian kenapa tidak istirahat. ayolah kita ke kantin. Din ponselmu ke mana dari tadi malam panggilannya nggak nyambung.? " tanya Lisa

"ponselku.. Reno.." Dinda lansung berlari keluar dan mencari Reno.

"Ratu.. itu Dinda kenapa sangat berubah yaa? " tanya Lisa pada Ratu.

"Lis. kau ngrasa nggak telah terjadi sesuatu pada Dinda?" tanya balik Ratu ke Lisa

Sedangkan Lisa hanya mengedikkan bahu. tanda dirinya tidak tau apapun.

"Ayoo kita ikutin Dinda." ajak Ratu dan langsung berdiri.

...°°°...

Dinda, berjalan setengah berlari ke kelas Reno. Dinda ingin menanyakan ponselnya. Dinda yakin ponselnya ada pada Reno.

"Bagaimana Dinda Ren. apa sudah pulang?" tanya Rafel.

yaa mereka saat ini tengah duduk di kelas. Semenjak Reno tidak mendapatkan kabar Dinda, sikap Reno jadi berubah.

yaa Reno tetap menyesal telah mengikuti saran kedua teman laknat ini.

"Semua ini gara gara kamu Fel. jika saja kamu tidak menyuruhku untuk mencampur obat perang*ang itu kedalam minuman Dinda. aku yakin Dinda saat ini baik baik saja." Ujar Reno.

"Yaa udah dech.. jangan nyalahin diri kamu sendiri." jawab Rafel enteng

"apa kamu bilang... jangan nyalahin. tentu aku nyalahin diri aku Fel. kenapa aku mau maunya ngikutin saran kamu. kamu kan tau jika aku sangat mencintai Dinda." Sahut Reno

"Sudah.. sudah jangan bertengkar begini kenapa. kita itu teman sejak kecil. sudah deh.." Sahur Raka. yang dari tadi hanya diam.

"APPAA....!! Jadi semua ini kamu yang lakuin Ren? Aku percaya kalo kamu itu sangat mencintaiku. aku percaya kamu bisa melindungi aku. tapi apaaa.. kau bahkan orang yang telah menghancurkan ku Ren?" tanya Dinda dengan emosi . yang sedari tadi sudah mendengar obrolan mereka bertiga.

"Din.. Dinda.. kau sudah pulang Din?" tanya Reno lalu melangkah ke arah Dinda di mana Dinda berdiri

"Stopp Ren.. jangan deketin aku. aku benci kamu Ren. bahkan aku sangat membencimu. sampai kapanpun aku tak bisa berbaikan lagi padamu. apalagi memaafkanmu." ucap Dinda sembari menangis

"Din.. dengerin aku dulu. maafin aku. aku ngaku salah.. tapi aku mohon jangan membenciku." Mohon Reno.

"Cukup Ren.. Aku tak mau melanjutkan dan tak mau mengenalmu lagi. Aku benci kamu Ren.. aku benci... hikkzzz" Teriak Dinda sembari menangis dan langsung lari meninggalkan Reno dan teman temanya.

"Din.. " panggil Reno dan berusaha mengejarnya

Namun Ratu berhasil mencegahnya.

"orang seperti kamu tidak pantas menjadi pilihan Dinda. kau itu baj*ngan Ren. kau tak bisa di percaya." ucap Ratu lalu menampar pipi Reno. sedangkan Lisa sudah lebih dulu mengejar Dinda

Dinda berhenti di taman belakang. Dinda menangis kembali. kecewa iyaa sangat kecewa.. sakitt sangat sangat sakit. di hancurkan oleh orang yang begitu sangat dekat dengan dirinya.

"Dinda.. " panggil Lisa.

Dinda pun menoleh dan langsung memeluk Lisa.

"kenapa.. orang yang aku percaya dengan teganya menghancurkan hidupku Lis.. apa salahku.hukkzzz"

"Dinda.. kamu orang baik. kamu tidak bersalah. hanya saja Reno itu anak nya sangat bodoh." jawab Lisa.

"Hidup aku udah hancur Lis... Aku sudah hancur hikkzzz."

"kamu tenang Din.. kami tidak akan pernah meninggalkan kamu. kamu adalah teman dan sahabat sampai kapanpun. Aku dan Ratu sangat menyayangi kamu." Tambah Lisa.

"Dinda.. "

Dinda menoleh ke suara tersebut. betapa terkejutnya saat melihat siapa yang datang.

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Kuncen Utomo

Kuncen Utomo

ucap para buaya darat

2023-06-14

0

Fajar Ayu Kurniawati

Fajar Ayu Kurniawati

,

2023-02-06

0

Ninie harris

Ninie harris

Ceritanya senetron bangat bahasnya

2023-01-30

0

lihat semua
Episodes
1 Kejadian Aneh Malam itu
2 Dendam
3 Bab 3. Pulang Pagi
4 Sikap Dinda berubah
5 Kekecewaan Dinda
6 Hilangnya Semangat Untuk hidup
7 Keanehan Dinda
8 Dinda Ngidam
9 Kekecewaan Reno pada Sahabatnya
10 Keraguan Sang mama
11 Kemarahan Papa
12 Dinda Di Usir
13 Salah Bus
14 Tinggal dengan orang baik.
15 Penyesalan Papa Dinda
16 Kehidupan baru Dinda
17 Kedekatan Alex dan Papa Dinda
18 Mama Dinda pingsan
19 Identitas Baru
20 Permintaan Mama Alex
21 Syarat dari Mama Alex
22 Mencari keberadaan Dinda
23 Impian Yang ingin di Capai
24 Hari Pertama melakukan pekerjaan besar
25 Di Paksa Tunangan
26 Kabar Baik untuk Bu Panti
27 Pertemuan Alex dengan Arsha
28 Hari Yang Di Tunggu
29 Pergi ke Pesta klien
30 Rasa Nyaman Alex
31 Titik terang
32 Semakin Dekat.
33 Kemarahan Alex
34 Kesenduan Arsha
35 Di Beri waktu Satu Minggu.
36 Kedatangan Alex di Kota Boon Lay
37 Bertemu Lagi
38 Pertemuan yang kebetulan
39 Pertemanan Arsha dan Alex
40 Keterkejutan Dinda
41 Pertemuan dengan Alex
42 Pertemuan yang mengharukan
43 Mengingat Masa Lalu.
44 Berkumpul Kembali
45 Kekecewaan Dinda
46 Merindukan Putri dan ibunya
47 ketegangan Alex dan Darmawan.
48 Melamar Dinda
49 Memancing Emosi
50 Keputusan Alex
51 Masa Lalu Keluarga Dinda
52 Menunggu Telpon
53 Menggemparkan
54 Fitnah Yang Tidak Disangka
55 Rahasia Darmawan
56 Berita Duka
57 Di Paksa untuk Kejam
58 Membuat Mati Kutu Musuh
59 Kepanikan Sarah
60 Emosi Pak Ardi
61 Ratu koma
62 Kesedihan Ardi
63 Penyesalan
64 Hari Baru Semangat baru
65 Hubungan Serius Dua keluarga
66 Ketiduran di mobil Dion
67 Terjebak Di Dalam Lift
68 Pernikahan Dinda dan Alex
69 Kerinduan Neni
70 Kecemburuan Neni
71 Merasa Bersalah.
72 Hamil bersamaan.
73 Musibah
74 Kebaikan Alex
75 Menginap
76 Kecelakaan
77 Kesabaran Neni
78 Di Mandiin
79 Sikap Tegas
80 Pergi Pesta
81 kue untuk mertua
82 Merajuk
83 Happy Ending.
84 PENGUMUMAN
85 EXTRA PART pov Sari & Bu Halimah
86 Extra Part
87 Extra part
88 Extra part.
89 pengumuman
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Kejadian Aneh Malam itu
2
Dendam
3
Bab 3. Pulang Pagi
4
Sikap Dinda berubah
5
Kekecewaan Dinda
6
Hilangnya Semangat Untuk hidup
7
Keanehan Dinda
8
Dinda Ngidam
9
Kekecewaan Reno pada Sahabatnya
10
Keraguan Sang mama
11
Kemarahan Papa
12
Dinda Di Usir
13
Salah Bus
14
Tinggal dengan orang baik.
15
Penyesalan Papa Dinda
16
Kehidupan baru Dinda
17
Kedekatan Alex dan Papa Dinda
18
Mama Dinda pingsan
19
Identitas Baru
20
Permintaan Mama Alex
21
Syarat dari Mama Alex
22
Mencari keberadaan Dinda
23
Impian Yang ingin di Capai
24
Hari Pertama melakukan pekerjaan besar
25
Di Paksa Tunangan
26
Kabar Baik untuk Bu Panti
27
Pertemuan Alex dengan Arsha
28
Hari Yang Di Tunggu
29
Pergi ke Pesta klien
30
Rasa Nyaman Alex
31
Titik terang
32
Semakin Dekat.
33
Kemarahan Alex
34
Kesenduan Arsha
35
Di Beri waktu Satu Minggu.
36
Kedatangan Alex di Kota Boon Lay
37
Bertemu Lagi
38
Pertemuan yang kebetulan
39
Pertemanan Arsha dan Alex
40
Keterkejutan Dinda
41
Pertemuan dengan Alex
42
Pertemuan yang mengharukan
43
Mengingat Masa Lalu.
44
Berkumpul Kembali
45
Kekecewaan Dinda
46
Merindukan Putri dan ibunya
47
ketegangan Alex dan Darmawan.
48
Melamar Dinda
49
Memancing Emosi
50
Keputusan Alex
51
Masa Lalu Keluarga Dinda
52
Menunggu Telpon
53
Menggemparkan
54
Fitnah Yang Tidak Disangka
55
Rahasia Darmawan
56
Berita Duka
57
Di Paksa untuk Kejam
58
Membuat Mati Kutu Musuh
59
Kepanikan Sarah
60
Emosi Pak Ardi
61
Ratu koma
62
Kesedihan Ardi
63
Penyesalan
64
Hari Baru Semangat baru
65
Hubungan Serius Dua keluarga
66
Ketiduran di mobil Dion
67
Terjebak Di Dalam Lift
68
Pernikahan Dinda dan Alex
69
Kerinduan Neni
70
Kecemburuan Neni
71
Merasa Bersalah.
72
Hamil bersamaan.
73
Musibah
74
Kebaikan Alex
75
Menginap
76
Kecelakaan
77
Kesabaran Neni
78
Di Mandiin
79
Sikap Tegas
80
Pergi Pesta
81
kue untuk mertua
82
Merajuk
83
Happy Ending.
84
PENGUMUMAN
85
EXTRA PART pov Sari & Bu Halimah
86
Extra Part
87
Extra part
88
Extra part.
89
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!