Kemarahan Papa

"Ma.. sebaiknya kita bawa Dinda, ke dokter Dulu yang nangani mama." Usul Sang papa. yang di angguki oleh Sang mama.

Tak sanggup dengan dugaan yang belum pasti Dinda pun lemas tubuhnya gemetar. Ingin menolak untuk di bawa kerumah sakit. tapi Dinda juga ingin tau yang sebenarnya.

"Maaa..." panggil Dinda yang menggantung. Sang mama pun menoleh dan segera menangkap Sang putri sebelum terjatuh di lantai.

"Papaa.. " Teriak Mutiara memanggil suaminya yang sudah lebih dulu keluar kamar Dinda

"Ada apa lagi ma..?" tanya Sang papa. lalu segera berjalan setengah berlari ke tempat istri dan anaknya yang sepertinya sedang berpelukan.

"Paa.. Dinda pingsan lagi pa.." jawab Sang mama.

"Kalo begitu kita harus memanggil dokter Helen kesini ma." jawab Sang papa.

Dinda pun kembali di tidur kan di atas tempat tidurnya . Sedangkan Pak Darmawan segera menghubungi dokter Helena. Dokter yang menangani Sang istri dulu.

Setelah panggilan tersambung. Pak Darmawan segera mengungkapkan Apa yang harus di sampaikan.

pembicaraan pun selesei dan pak Darmawan kembali ke kamar Dinda

"Bagaimana paa? " tanya Sang istri

"Sebentar lagi dokter Helen akan datang kesini. kebetulan beliau juga belum berangkat." jawab Sang papa

"Dinda anak papa.. sebenarnya apa yang terjadi nak? " tanya Sang papa pasrah

"Paaa.. seperti nya yang di bilang dokter Arman itu benar " ucap Sang istri

"Apa maksudmu ma? " tanya Sang suami

"Mama yakin pa.. jika Dinda dan Reni pernah melakukan hubungan yang tak seharusnya." jawab Sang istri

"Itu tidak mungkin ma. papa percaya sama Dinda dan Reno. itu tidak mungkin dilakukan oleh mereka berdua. papa yakin itu ma." Sanggah Sang papa.

"Ya sudah.. kita tunggu dokter Helen saja pa. semoga dugaan mama salah." jawabnya

"Jika sampai mereka berdua telah melakukan hal seperti itu. maka papa akan buat perhitungan pada keluarga bocah itu." ujar Sang papa

"Paa.. lalu Dinda? " tanya Sang istri

"Sesuai yang pernah papa katakan. jika papa tidak akan menganggap Dia itu putri kita ma." jawabnya

"Tuan.. ada tamu." lapor seorang wanita paruh baya. bi Ning orang yang sudah merawat Dinda sejak bayi. dan sudah mengabdi dengan keluarga Ini begitu lama

"Baik bi.." jawab Sang papa.

Pak Darmawan pun keluar dari kamar Dinda dan melihat siapa yang datang.

"Dokter Helen.. mari silahkan masuk dokter. istri saya sudah meninggu." ucap nya mempersilahkan.

Dokter Helen pun berjalan di belakang Darmawan.

"Di mana Bu Tia pak? " tanya Helen

"Di kamar Dinda dok." jawabnya.

Merekapun sampai di kamar Dinda. Dinda sudah bangun dan tengah minum susu putih buatan Bi Ning.

"Selamat siang bu Tia." sapa Dokter Helen

"Ehh siang Dok." jawabnya

"Siapa yang mau di periksa Buu..? " tanya Dokter Helen

"Ini putri saya Dok. saya takut terjadi sesuatu pada putri saya. dari kemarin muntah muntah terus." jawab Tia mamanya Dinda

"Baiklah biar saya periksa dulu." jawab Dokter Helen

Helen segera memeriksa Dinda di bagian perut bagian bawah. "Kapan terahir Dinda menstruasi? " tanya Dokter Helen

"Lupa Dok. tapi bulan ini Dinda belum mendapatkannya." jawabnya

"Dinda umur berapa? " tanya Dokter lagi

"16. 2 bulan lagi 17 dok." jawabnya.

Lalu Helena pun tersenyum pada Dinda.

"Kamu baik baik saja Dinda. tidak ada yang harus di hawatirkan. cuma kamu harus berhati hati yaa.. karena di dalam sini sudah ada kehidupan baru." ucapnya sembari memegang perut Dinda

"Ma.. maksud Dokter.. Din.. Dinda hamil? " tanya Dinda

Dokter Helena mengangguk. "Dan usia bayi itu sudah 4 minggu." jawabnya

Bagai di sambar petir papa Dinda langsung mengepalkan kedua tangannya.

"Maa.. antar Dokter Helena keluar." titah Sang papa dengan suara parau dan datar. matanya menatap Dinda dengan aura kemarahan.

"Pa.. papa jangan lakuin apapun pada Dinda." pesan Sang mama

Sedangkan Dokter Helen menatap pak Darmawan. ada rasa kasihan pada Gadis itu. pasti gadis itu juga tidak mengharapkan semua itu terjadi.

"Ohh yaa pak.. bu.. Usia kandungannua masih terlalu rentan. tolong di jaga agar tidak terjadi sesuatu yang tidak tidak." pesan Dokter Helen

"Dokter biar istri saya yang mengaantar anda sampai depan." sarkas pak Darmawan.

"Mari Dokter.. saya antar sampai depan." ucap Mama Dinda mempersilahkan

Helena pun melangkah keluar kamar Dinda dan di belakangnya ada Mama Dinda dengan sedikit buru buru mama Dinda meminta Bi Ning untuk mengantar Dokter Helena sampai Depan.

"Katakan... bayi siapa yang ada rahimmu Dinda?" tanya Sang papa dengan nada membentak.

Dinda hanya menggeleng. dan menangis "Dinda.. Dinda tidak tau paa. " jawabnya.

"Apaa.. tidak tauuu.. berapa pria yang sudah meniduri mu hemmm." tanya Darmawan dengan mencengkram rahang Dinda

"Ssa... sakitt paa.. Din.. " Dinda tak mampu bicara lagi. karena cengkraman Sang papa semakin kuat.

"Pa.. hentikan pa.. jangan sakitin putri kita bagaimanapun dia itu putri kita pa. hentikannn.. " teriak Sang mama

"DARMAWAN TIDAK PERNAH MEMILIKI ANAK MURAHAN SEPERTI DIA. " Gertak nya dan langsung melempar rahang Dinda begitu saja

"Pa.. maafin Dinda pa.. ini semua Bukan mau Dinda paa.." mohon Dinda yang langsung memeluk kaki Sang papa agar mau memaafkan.

"BI NIINGG... " teriak Sang papa.

"Iyaa Tuan.." jawab Bik Ning dengan lari tergopoh gopoh

"Bereskan semua pakaian wanita itu. dan lempar keluar rumah ini." titah Darmawan lalu segera keluar dari kamar Dinda

"Paa.. jangan usir Dinda pa.. Dinda anak papa.." mohon Dinda masih mengejar Sang papa.

"Sayang.. anak mama. mama akan bicara sama papa. papa hanya emosi sayang." ucap Sang mama lalu memeluk putrinya.

"Ma.. Dinda tidak tau ini anak siapa. Dinda juga tidak pernah melakukan ini sama pria banyak ma hikzzz.. " ucapan Dinda yang tidak begitu jelas karena tangisan.

"Mama percaya nak.. mama yakin kamu tidak seperti itu. biar mama bicara sama papa yaa. " ucap Mutiara

"Bik.. jangan lakukan ini. tuan lagi emosi saja. " ucap Mutiara pada Bik Ning.

"baik nyonya.. " jawab Bik Ning

Mama Dinda segera pergi ke ruang kerja Sang suami.

"Pa.. papa jangan usir putri kita dong paa. Dinda mau pergi kemana kalo papa usir? " tanya Sang mama

"Ini sudah keputusan papa. kalo dia sudah berani bermain api seperti ini. itu tandanya dia itu sudah dewasa dan sudah tidak menganggap Ancaman papa waktu itu serius. dan mama sebaiknya diam. biarkan ini menjadi urusan papa." ucapnya. lalu berdiri dan kembali melangkah ke kamar Dinda

"Non Dinda yang sabar yaa. tuan hanya emosi sesaat. itu karena Tuan sangat menyayangi non." hibur Bik Ning

"Bik.. Dinda tidak mau seperti ini. Dinda masih ingin belajar dan sekolah lagi seperti teman teman Dinda. " ucap Dinda pada bik Ning walau tidak jelas namun tetap bisa di pahami.

"Bibik.. apa yang kau lakukan cepat bereskan semua pakaian wanita itu. saya tidak ingin rumahku di huni oleh wanita murahan seperti dia. " ucap Darmawan sembari menunjuk kan jari telunjuk ke arah Dinda.

"Paa.. Dinda mohon jangan usir Dinda paa.." rengek Dinda

"Paa.. mama mohon paa.. kasian Dinda. Dinda itu putri kita pa..." mohon Sang mama dengan memeluk Dinda. berusaha mncegah Sang suami.

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Eske Meini

Eske Meini

aku 16 tahun nikah,tapi sudah nikah baru pacaran karna orang tua yang pertemukan.

2023-07-02

0

Mamak Rizky

Mamak Rizky

kok nyesek aku nya

2023-05-31

1

Arie Chrisdiana

Arie Chrisdiana

jgn mengambil keputusan disaat hati sdg emosi, dengarkan dulu penjelasannya dan cari kebenarannya, seorang pimpinan yg mestinya berpendidikan tinggi kok ndak paham, nanti menyesal baru tau rasa

2023-05-25

1

lihat semua
Episodes
1 Kejadian Aneh Malam itu
2 Dendam
3 Bab 3. Pulang Pagi
4 Sikap Dinda berubah
5 Kekecewaan Dinda
6 Hilangnya Semangat Untuk hidup
7 Keanehan Dinda
8 Dinda Ngidam
9 Kekecewaan Reno pada Sahabatnya
10 Keraguan Sang mama
11 Kemarahan Papa
12 Dinda Di Usir
13 Salah Bus
14 Tinggal dengan orang baik.
15 Penyesalan Papa Dinda
16 Kehidupan baru Dinda
17 Kedekatan Alex dan Papa Dinda
18 Mama Dinda pingsan
19 Identitas Baru
20 Permintaan Mama Alex
21 Syarat dari Mama Alex
22 Mencari keberadaan Dinda
23 Impian Yang ingin di Capai
24 Hari Pertama melakukan pekerjaan besar
25 Di Paksa Tunangan
26 Kabar Baik untuk Bu Panti
27 Pertemuan Alex dengan Arsha
28 Hari Yang Di Tunggu
29 Pergi ke Pesta klien
30 Rasa Nyaman Alex
31 Titik terang
32 Semakin Dekat.
33 Kemarahan Alex
34 Kesenduan Arsha
35 Di Beri waktu Satu Minggu.
36 Kedatangan Alex di Kota Boon Lay
37 Bertemu Lagi
38 Pertemuan yang kebetulan
39 Pertemanan Arsha dan Alex
40 Keterkejutan Dinda
41 Pertemuan dengan Alex
42 Pertemuan yang mengharukan
43 Mengingat Masa Lalu.
44 Berkumpul Kembali
45 Kekecewaan Dinda
46 Merindukan Putri dan ibunya
47 ketegangan Alex dan Darmawan.
48 Melamar Dinda
49 Memancing Emosi
50 Keputusan Alex
51 Masa Lalu Keluarga Dinda
52 Menunggu Telpon
53 Menggemparkan
54 Fitnah Yang Tidak Disangka
55 Rahasia Darmawan
56 Berita Duka
57 Di Paksa untuk Kejam
58 Membuat Mati Kutu Musuh
59 Kepanikan Sarah
60 Emosi Pak Ardi
61 Ratu koma
62 Kesedihan Ardi
63 Penyesalan
64 Hari Baru Semangat baru
65 Hubungan Serius Dua keluarga
66 Ketiduran di mobil Dion
67 Terjebak Di Dalam Lift
68 Pernikahan Dinda dan Alex
69 Kerinduan Neni
70 Kecemburuan Neni
71 Merasa Bersalah.
72 Hamil bersamaan.
73 Musibah
74 Kebaikan Alex
75 Menginap
76 Kecelakaan
77 Kesabaran Neni
78 Di Mandiin
79 Sikap Tegas
80 Pergi Pesta
81 kue untuk mertua
82 Merajuk
83 Happy Ending.
84 PENGUMUMAN
85 EXTRA PART pov Sari & Bu Halimah
86 Extra Part
87 Extra part
88 Extra part.
89 pengumuman
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Kejadian Aneh Malam itu
2
Dendam
3
Bab 3. Pulang Pagi
4
Sikap Dinda berubah
5
Kekecewaan Dinda
6
Hilangnya Semangat Untuk hidup
7
Keanehan Dinda
8
Dinda Ngidam
9
Kekecewaan Reno pada Sahabatnya
10
Keraguan Sang mama
11
Kemarahan Papa
12
Dinda Di Usir
13
Salah Bus
14
Tinggal dengan orang baik.
15
Penyesalan Papa Dinda
16
Kehidupan baru Dinda
17
Kedekatan Alex dan Papa Dinda
18
Mama Dinda pingsan
19
Identitas Baru
20
Permintaan Mama Alex
21
Syarat dari Mama Alex
22
Mencari keberadaan Dinda
23
Impian Yang ingin di Capai
24
Hari Pertama melakukan pekerjaan besar
25
Di Paksa Tunangan
26
Kabar Baik untuk Bu Panti
27
Pertemuan Alex dengan Arsha
28
Hari Yang Di Tunggu
29
Pergi ke Pesta klien
30
Rasa Nyaman Alex
31
Titik terang
32
Semakin Dekat.
33
Kemarahan Alex
34
Kesenduan Arsha
35
Di Beri waktu Satu Minggu.
36
Kedatangan Alex di Kota Boon Lay
37
Bertemu Lagi
38
Pertemuan yang kebetulan
39
Pertemanan Arsha dan Alex
40
Keterkejutan Dinda
41
Pertemuan dengan Alex
42
Pertemuan yang mengharukan
43
Mengingat Masa Lalu.
44
Berkumpul Kembali
45
Kekecewaan Dinda
46
Merindukan Putri dan ibunya
47
ketegangan Alex dan Darmawan.
48
Melamar Dinda
49
Memancing Emosi
50
Keputusan Alex
51
Masa Lalu Keluarga Dinda
52
Menunggu Telpon
53
Menggemparkan
54
Fitnah Yang Tidak Disangka
55
Rahasia Darmawan
56
Berita Duka
57
Di Paksa untuk Kejam
58
Membuat Mati Kutu Musuh
59
Kepanikan Sarah
60
Emosi Pak Ardi
61
Ratu koma
62
Kesedihan Ardi
63
Penyesalan
64
Hari Baru Semangat baru
65
Hubungan Serius Dua keluarga
66
Ketiduran di mobil Dion
67
Terjebak Di Dalam Lift
68
Pernikahan Dinda dan Alex
69
Kerinduan Neni
70
Kecemburuan Neni
71
Merasa Bersalah.
72
Hamil bersamaan.
73
Musibah
74
Kebaikan Alex
75
Menginap
76
Kecelakaan
77
Kesabaran Neni
78
Di Mandiin
79
Sikap Tegas
80
Pergi Pesta
81
kue untuk mertua
82
Merajuk
83
Happy Ending.
84
PENGUMUMAN
85
EXTRA PART pov Sari & Bu Halimah
86
Extra Part
87
Extra part
88
Extra part.
89
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!