"Paa.. Dinda mohon jangan usir Dinda paa.." rengek Dinda
"Paa.. mama mohon paa.. kasian Dinda. Dinda itu putri kita pa..." mohon Sang mama dengan memeluk Dinda. berusaha mncegah Sang suami.
"Bibik... " Teriak Darmawan " Cepat bereskan semua pakaian wanita murahan itu. dan jangan ada yang tertinggal." Titahnya lalu segera meninggalkan kamar Dinda.
"Maa... papa maa. papa tega ngatain Dinda wanita murahan hikzz... " tangis Dinda yang masih dalam dekapan sangat mama.
"Papa emosi sayang. jangan dengerin papa ya nak.. mama tetap akan mempertahankanmu. kau adalah anak mama dan papa. " hibur sang mama
Bik Ning tetap membereskan pakaian majikan kecilnya. Bik Ning pun sesekali menyeka airmatanya. Tak tega melihat majikan kecilnya hidup terlunta-lunta di luar sana.
"Paa.. papa kok tega banget sihh usir anak kita sendiri. Dinda itu hanya korban paa.. dia itu korban." teriak sang mama yang sudah berada di ruang kerja suaminya
"Mama tidak dengar atau gimana sihh.. Dinda saja tidak tau siapa ayah bayi nya. itu bukan lagi korban ma.." Jawab sang suami dengan nada tingginya.
"Paa.. kalo Dinda papa usir . dia mau tinggal di mana pa.. dia itu putri kita paa.. seburuk apapun dia, tetap dia itu darah daging kita." ucap sang istri masih berusaha membujuk suaminya.
"Lebih baik papa kehilangan anak itu. dari pada memelihara wanita murahan seperti dia." jawabnya
"Tuan.. semua pakaian non Dinda sudah beres tuan." ucap Bik Ning yang sudah berada di depan pintu ruang kerja.
Dinda hanya menunduk sudah lelah memohon pada sang papa. 'Beginikah sikap papa jika sudah kecewa? ' tanya Dinda dalam hati.
'Bahkan anak sendiri pun di buang. maafin Dinda paa.. seandainya waktu itu Dinda berterus terang sama papa dan mama. mungkin Nasib Dinda tak seperti ini." ucapnya dalam hati.
"Antar dia sampai depan bik. dan pastikan dia benar benar menjauh darii kehidupan ku." titah Darmawan tanpa mau menoleh ke wajah sang putri.
"Paa.. lebih baik mama juga ikut pergi sama Dinda. Mama tidak tega, membiarkan Dinda sendiri di luar sana." Ucap sang mama. dan langsung menghampiri Dinda dengan tas dan kopernya
"Melangkah satu langkah lagi. maka mama sudah bukan istri papa." Ucap Darmawan memperingatkan
Mutiara pun berhenti
"Maa.. sebaiknya mama tetap di sini bersama papa. ini salah Dinda, mama tetap jagain papa." ucap Dinda. lalu Dinda pun segera melangkah keluar.
Bik Ning masuk kedapur dan segera mengambil sesuatu.
Bik Ning berlari mengejar majikan kecilnya. "Non Dinda tunggu..." teriak bik Ning
Dinda berhenti dan menoleh kearah Wanita yang sudah merawatnya sejak bayi.
"Non.. pergilah ke kota ini. Non bisa hidup di rumah bibik. biar keponakan bibik nanti yang menjemput di terminal. ini ongkosnya non." ucap Bik Ning dan menyerahkan selembar kertas yang berisi alamat dan uang 700 rb sebagai ongkos perjalanan.
"Bibik.. hikkzzz" tangis Dinda dan memeluk wanita paruh baya itu
"Bik tolong jaga mama dan papa. kalo ada apa apa segera hubungi Dinda. " pesan Dinda
"Iya non.. bibik pasti akan menjaga tuan dan nyonya. non hati hati" pesan bik Ning.
Dinda pun segera pergi dengan naik taxi ke terminal. "Maa.. maafin Dinda.. paa maafin Dinda pa. Dinda tak bermaksud mengecewakan kalian." ucapnya lirih
...***...
"Paa.. papa tidak adil. seharusnya papa datangin itu Reno. pasti Reno juga terlibat atas semua ini." ucap Sang istri dengan nada emosi.
"Apa.. Reno.." Ucap Darmawan. 'Kenapa aku tidak mendatangi Reno dan minta dia untuk bertanggung jawab. ini juga kan kesalahan dia.' batinnya
"Lihat saja.. Jika bocah itu terlibat. maka aku akan membuat keluarganya hancur." Ancam Darmawan lalu segera keluar dari rumahnya.
Darmawan menyalakan mobilnya dan segera keluar dari komplek. tujuannya adalah di mana Dinda dan Reno menimba ilmu.
Tak butuh waktu lama Darmawan sampai juga di sekolah. dan segera menuju kantor di mana dirinya langsung menemui KepSek nya
"Selamat siang pak guru.." ucap Pak Darmawan.
"Selamat siang Pak Darmawan. silahkan masuk Pak." Ucap Pak Fandi kep Sek nya
Darmawan pun segera duduk di tempat yang sudah di sediakan.
"Ada apa Pak? tumben siang siang begini datang kesekolah? " tanya kep sek
"Saya mau menjemput Reno Rahardiyan. apakah anak itu masuk? " tanya nya
"Ohh ada perlu apa ya pak Darmawan menjemput Reno? " tanya Kep Sek
"Ini urusan keluarga Pak. apa boleh saya menjemput nya?" tanya nya lagi
"Baik.. sebentar saya umumkan dulu." jawab Kep Sek
Setelah Reno di panggil dan Reno segera membereskan perlengkapan sekolah.
"Selamat siang Pak. om Mawan juga. ada apa yaa?" tanya Reno bingung.
"Ikuti om. " jawabnya
Darmawan segera undur diri dari ruangan kepala sekolah. dengan menyeret Reno.
"Om.. ada apa ini om.? " tanya Reno yang masih belum tau apa apa.
Karena Darmawan pun juga sudah tak sabar ingin menghajar Reno. Darmawan pun segera menghajar masih di lingkungan sekolah.
Bughhh...
bughhh
bughhh.. ouuhh.. " ada apa ini om. kenapa om menghajar saya. salah saya apa? " tanya Reno
"Salah saya apa hemm? kau lupa kau telah menggauli putri om hingga ham.. " Darmawan tak mampu melanjutkan
"Maksud om apa. menggauli apa? " tanya lagi dengan rasa tidak bersalah dan masih bingung.
Darmawan sudah tak bisa menahan lagi. lalu Reno pun di seret ke mobilnya dan memasukkan Reno ke mobilnya.
"Om.. Reno tidak tau apa maksud om. jelaskan om." ucap Reno yang semakin kesal.
Darmawan segera menghentikan mobilnya ke pinggir Danau. di sana Darmawan akan membuat perhitungan untuk Reno
"Katakan Reno. Kau kan yang suda membuat Dinda hamil?" tanya Darmawan
"Hamil.. Dinda Hamill.? " cicitnya
"Jangan bego kamu Reno. karena ulahmu om sampai mengusir putri om." teriaknya.
Reno semakin di buat tak mengerti. Dinda Hamil. lalu di usir. dan dirinya tak pernah melakukan apapun pada Dinda.
"Om.. tunggu om. jelaskan jangan pakai emosi om." ucap Reno menenangkan
"Bagaimana om tidak emosi. Putri om hamil dan tidak tau ayahnya. siapa yang tidak emosi Reno. " jawab Darmawan.
Reno terdiam bibirnya tak mampu mengucapkan apa apa. Syookk... Jelas Reno sangat syok. bagaimana mungkin Dinda hamil sedangkan Reno mengenal Dinda adalah gadis yang tak mudah untuk di sentuh.
" itu tidak mungkin om. pasti om mengada ada kan. tidak mungkin Dinda hamil tanpa di sentuh " ucap Reno
"Apa maksudmu? " tanya Darmawan
"Apa kau mau bilang jika Dokter itu salah mendiagnosa begituu hemm.. dan kau akan melarikan diri dari tanggung jawab ini? " bentak Darmawan karena sangat emosi
"Om.. denger om.. waktu ituu Dinda di jebak oleh Rafael." Ujar Reno. Reno pun mulai menceritakan kronologi malam itu pada papanya Dinda
"Aapaaa.. maksudmu Ren? "
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Arya Adikara
hey otor goblok.... kok rafael doang yg di salahin.kan yg masukin obatnya reno dan yg ngasih dan menyuruh dinda untuk segera meminumnya juga reno.rafael yg punya rencana dan yg bagian eksekusi reno
2023-06-03
1
Deviyulfitria Vera
tu kan akhirnya nyesal deh ... setelah dengar cerita Reno..dan nayari anak gadis nya lagi....
2023-05-15
0
Lenina
kalau aku sih pilih anak deh..paling cerai.. dapet harta gono gini..ada lah harta buat nyambung hidup sementara..daripada gelisah mikirin anak gimana diluar sana malahan bisa mati nanti akunya..krn mikirin anak terus..
2023-03-31
0