BAB 20

jangan lupa dukungannya. Bunga atau kopi, fav, like, komentar, dan 🌟.

sehat selalu semua sahabatku.

®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®

Mira menggeliat setelah membuka mata, ketika jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Ia bangkit dari tempat tidurnya, dan langsung beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah itu memakai pakaian rapi karena hari ini Mira masuk kuliah pagi. 

Sebelum berangkat kuliah, Mira ingin menemui ibunya untuk pamitan. Namun, ketika membuka pintu kamar ibunya, keadaan kamar sudah rapi, menandakan kalau Tiara sudah berangkat kerja.

"Hm.... Seperti biasa, tidak ada yang berubah," keluhnya setelah menghembuskan napas berat. 

Sesaat kemudian Mira tersenyum lebar seraya berteriak dalam hati. "Ayok Mira, semangat!"

Mira dan Anggi satu Universitas tapi beda fakultas, dan hari ini Anggi juga kuliah pagi. Oleh karena itu, ia langsung menemui Anggi, yang ternyata sudah menunggunya di depan rumah.

"Lah, kamu udah disini rupanya?" tanya Mira ketika membuka pintu dan melihat Anggi berdiri di depannya dengan gaya layaknya model superstar.

"Sepuluh menitan!" ucap Anggi.

"Ya udah, yuk kita berangkat!" ajak Mira.

Dengan mengendarai skuter milik Barno, mereka berangkat ke kampus yang di kemudian oleh Anggi. Sekitar lima belas menit, mereka pun akhirnya sampai.

"Aku duluan ya," ucap Anggi.

"Eh, nanti aku tunggu di kantin setelah habis mata kuliah!"

"Oke." sahut Anggi yang sudah beberapa langkah menjauh dari Mira.

….

….

….

….

….

Setelah jam kuliah usia, Mira langsung menuju kantin kampus dan memesan minuman. Kemudian Mira duduk disalah satu kursi kosong untuk menunggu Anggi.

Beberapa saat kemudian Anggi datang.

"Hai, Mir, kamu udah lama?" tanya Anggi dan kemudian duduk berseberangan dalam satu meja dengan Mira, sehingga mereka saling hadap-hadapan.

"Nggak juga, paling lima menit," ucap Mira dan menyeruput teh manis dinginnya. "Kamu nggak memesan minuman?" tanya Mira kemudian.

Tidak ada jawaban dari Anggi, Mira pun kembali bertanya, tapi gadis yang ada di hadapannya itu masih tetap diam dengan tatapan ke arah lain. Mira pun menjadi penasaran dan menoleh ke arah Anggi memandang.

"Hmm…. Anak ini, malah mandangin dia!" ketus Mira dalam hati.

Kesal karena diabaikan, Mira menendang kaki Anggi dengan kuat dari bawah meja, membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Apaan sih, Mir. Sakit tau!" Anggi mengusap kakinya yang sakit.

"Habisnya kamu! Orang nanya baik-baik malah dicuekin."

"Arjunaku di sana," ucap Anggi dengan wajah berbinar.

Tidak jauh dari tempat duduk mereka, seorang pria sedang makan dengan seriusnya. Dia adalah Arial Jo, pria dengan tampang biasa-biasa saja. Namun, memiliki kharisma tersendiri dengan wibawa yang begitu kuat. Pria itu anak semester akhir dari fakultas ekonomi.

"Iya, aku tau itu si Jo. Tapi kamu nggak harus mengabaikan aku juga saat bicara." Raut wajah Mira terlihat begitu ketus.

"Iya, iya. Maaf. Tapi biarkan aku sebentar memandangnya, satu menit aja," pinta Anggi dan mulai menopang dagu memandangi bibir Jo yang sedang menyeruput mie.

"Kalau kamu memang naksir dengan dia, deketin aja langsung."

Apa yang disampaikan Mira tidak masuk kedalam kuping Anggi, ia masih terus menatap Jo. Bahkan Anggi melemparkan senyum termanisnya, ketika pemuda itu tanpa sengaja beradu pandang dengannya.

"Agh, Sial! Sejak kapan anak ini jadi penakut dengan laki-laki. Padahal waktu SMA dia paling berani dalam hal menggoda."

Mira mendengus kesal, lalu beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri Jo. Melihat itu Anggi jadi terpaku dan berpikir, apa yang akan dilakukan Mira sehingga harus menghampirinya.

"Jangan-jangan … Ah, bakal kelewatan nih tingkah si Mira kalau sempat gitu," gumam Anggi menundukkan kepalanya diatas meja.

"Hai, Bang Jo. Boleh aku duduk?" sapa Mira.

"Hai, Mir. Silahkan aja, lagian itu kursi bukan punya aku. Kalau mau permisi sama Bu kantin aja," kelakar Jo.

"Ah, si Abang bisa aja bercandanya. Udah siap makan, kan?" tanya Mira dengan senyuman aneh.

"Udah, sih," jawab Jo dan kemudian meneguk sisa minumannya.

Tanpa basa basi dan menunggu Jo menyelesaikan minumannya, Mira langsung menarik tangan pemuda tersebut. "Yuk! Duduk bareng sama kami."

Jo hanya terpaku tanpa bisa berpikir ketika tangannya ditarik paksa oleh Mira. Segera ia meletakkan gelasnya supaya tidak jatuh saat Mira menariknya. Sedangkan Anggi hanya menepuk jidat melihat tingkah Mira.

"Ahhh! Benar tebakanku. Sikap bar-barnya kumat lagi," batin Anggi.

Dengan senyum terpaksa Anggi menyapa Jo ketika duduk di sampingnya dengan raut wajah terpaksa. Anggi sungguh tidak tau harus berbuat apa mengatasi rasa groginya itu.

"Mira kampret!" maki Anggi dalam hati.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

lagi

2022-06-08

1

ngopi dulu

ngopi dulu

menarik

2022-04-03

2

ngopi dulu

ngopi dulu

menarik

2022-04-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!