BAB 15

POV MIRA

 "Mira … Mira … Apa kamu sudah tidur?"

Aku merasa mata ini baru saja terpejam ketika samar-samar aku mendengar suara paman memanggilku. Dengan berat aku membuka mata, kulihat Anggi disampingku tertidur dengan lelap.

"Mira … Mira….!"

Aku melirik ke arah pintu, terlihat Paman sedang berjalan menghampiri tempat tidur. Pikiranku langsung eror kuadrat. Akupun mulai bertanya-tanya. Apakah mungkin Paman akan melakukannya malam ini?

Ya, aku sangat berharap itu akan terjadi, dimana dia dengan lembut akan membelai seluruh tubuhku. Membayangkan itu saja detak Jantungku sudah mulai tidak teratur.

TAK …

Terdengar suara benturan, aku melihat paman tidak sengaja menendang kaki kursi, dan ia terlihat begitu kesakitan. Seharusnya itu tidak terjadi!  aku pun semakin khawatir jika malam ini paman akan gagal menyentuhku, karena kakinya sakit.

Huff…!

Aku menarik napas lega saat melirik paman, ia ternyata tidak apa-apa, dan kembali melangkah mendekatiku. Perlahan aku meringkuk untuk mengubah posisi tidurku, agar terlihat semakin menggoda, dengan mengatur posisi tidur menyamping ke arah sisi ranjang dengan lutut ditekuk. Aku yakin, posisi ini akan memperlihatkan pinggulku yang padat. Mudah- mudahan dengan ini paman akan tergoda. 

Amin!

Degh….!

Jantung seakan berhenti, ketika paman berdiri di hadapanku, aku melihat dengan mata menyipit sebuah tonjolan besar dibalik celananya.

"Ah…. Apakah malam ini aku akan pecah perawan. Aku sudah tidak sabar lagi digitukan sama Paman." 

Aku semakin menyipitkan mata, agar Paman tidak tau kalau aku sudah bangun. Aku takut dia akan malu dan pergi meninggalkanku. Walaupun aku menyipitkan mata, tapi tonjolan bawah paman masih bisa aku lihat dengan jelas.

Aku menunggu cukup lama, tapi belum ada juga pergerakan darinya, dan aku merasa sangat kecewa ketika Paman mundur menjauh, ia terlihat bersandar di dinding kamar, entah apa lagi yang dipikirkannya. Padahal onde-onde gurih, sudah ada di hadapan mata.

"Apa karena matanya minus, ya. Makanya dia kagak lihat pinggulku yang molek. Tapi aku lihat, dia memakai kacamatanya.  Hmmmm…. Baiklah, biar aku bantu."

Perlahan aku memutar tubuh agar terlentang, kedua kaki kubuka lebar-lebar, baju tidur juga sudah kusingkap hingga memperlihatkan kedua gundukan milikku  yang tanpa penutup, begitu juga celana pendek yang kupakai. Dengan bahan longgar, sangat membantuku dengan mudah menyingkap bagian bawah, supaya paman bisa melihat celah milikku. Dengan posisi tidur seperti ini, aku yakin paman akan segera memakanku.

Perlahan aku kembali mengintip paman, terlihat dia mulai bergerak menghampiriku, dan….

"Hmmmmmmm…."

Sentuhan di pabrik susuku begitu kuat di remasnya. Beruntung suaraku tidak membuat paman curiga kalau aku sudah bangun.

Paman terus meremas  secara bergantian, kanan dan kiri. Tombol kecilku  juga juga tidak luput dari dari permainannya. Ah… sumpah, ini benar-benar nikmat. Jika tidak ada Anggi, aku sudah berteriak dengan kencang karena sensasi ini begitu nikmat.

Apalagi ketika paman memasukkan tangannya kedalam bajuku, begitu terasa hangat dan sangat luar biasa. Sungguh aku sudah tidak sanggup lagi ketika paman mulai menjilati tidak kelereng dadaku. Lidahnya.… 

Bukan itu saja yang membuatku semakin kelimpungan, tangan paman mulai bergerak membelai pusarku. Perlahan turun, dan masuk kedalam celanaku.

"Ihhhhhhhh…."

Aku menggeliat pelan, tidak sanggup lagi menahan ketika tangan Paman menyentuh bibir bawahku yang basah. Ini sangat gila, sensasinya luar biasa. Aku hanya bisa berharap, agar Anggi tidak terbangun oleh suaraku.

"Aahhhhhhh… ahhhhhhhh…!"

Aku menutup mulut dengan kedua tangan, agar suara kecilku tidak membangunkan Anggi.

"Mira, apa kamu sudah bangun sayang?" tanya Paman.

Suaranya tepat berada di kupingku. Sepertinya dia menyadari kalau aku sudah bangun. Seketika aku kembali menggelinjang saat merasakan jilatan di lubang telingaku… gila, itu sangat geli dan nikmat.

"Tunggu…. Apa Paman akan mencium?"

Ah, sepertinya benar, Paman akan menciumku ketika tangannya meraih pipiku.

Cup

Cium…. Paman telah menciumku! Apakah aku harus membalasnya ciumannya?

"Mira, aku tau kamu sudah bangun sayang," bisik Paman lagi.

Paman telah menyadarinya, berarti tidak ada lagi alasan untuk tidak membalas ciumannya.

Cup

Paman kembali menciumku. Bibirnya begitu lembut. Walau ada bau asap rokok, tapi aku menyukainya. Baiklah… aku akan meladeni Paman, gairah ini tidak bisa lagi dibendung. Tidak ada gunanya pasrah lagi, harus ada perlawanan.

Aku pun membuka mata, dan terlihat paman memejamkan mata, sepertinya ia begitu menikmati bibir ini. Perlahan aku mulai membuka mulut, lidah paman langsung masuk dan memainkan lidahku.

®®®®®®®®

mohon dukungannya ya. 🤧😂

Terpopuler

Comments

Susilowati Wati

Susilowati Wati

jgn mimpi lg donk thor🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2022-09-26

1

Nuraini

Nuraini

entar ngimpi lagi 🙈🤣

2022-09-23

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

jangan bilang ini mimpi lagi

2022-08-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!